PresidenChili merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan Chili. Presiden dipilih lewat pemilihan umum untuk masa jabatan enam tahun dan tak boleh berturut-turut menjabat.
Namun perubahan-perubahan dalam Konstitusi, yang diberlakukan pada 26 Agustus2005, mengurangi mandat Presiden menjadi empat tahun terhitung 2006. Presiden juga tidak dapat langsung dipilih kembali. Masa jabatanyang lebih singkat ini memungkinkan pemilu parlemen dan presiden dilaksanakan bersama-sama. Tempat kediaman resmi Presiden Chili adalah Palacio de La Moneda di ibu kota Santiago.
Sejarah singkat
Ketika Chili mengukuhkan kemerdekaannya dari Spanyol, kekuasaan yang dipegang oleh Gubernur Chili atas nama Raja Spanyol dialihkan kepada presiden baru Republik Chili. Hal ini menghasilkan sistem politik yang otoriter dan memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada presiden, yang dipilih secara tak langsung untuk masa lima tahun dengan kemungkinan terpilih kembali. Sistem ini diterjemahkan ke dalam empat "pemerintahan sepuluh-tahunan": José Joaquín Prieto, Manuel Bulnes, Manuel Montt dan José Joaquín Pérez. Pada 1871, sebuah pembaruan konstitusional menghapuskan pemilihan kembali dan menetapkan mandat jabatan lima tahun. Presiden Federico Errázuriz, Aníbal Pinto, Domingo Santa María dan José Manuel Balmaceda memerintah selama periode ini.
Tatanan politik disusun melalui sebuah "intervensi dewan pemilih" setengah terbuka pada pihak eksekutif, yang memungkinkannya tinggal di kursi kekuasaan dan membatalkan oposisi manapun. Situasi ini menimbulkan kemacetan yang meningkat di sektor politik dari kaum elit gaya lama, yang akhirnya meledak dalam bentuk Perang Saudara 1891. Dengan dikalahkannya Balmaceda, sebuah rezim parlementer muncul dan menghapuskan wewenang Presiden, mengubahnya menjadi sosok tanpa peranan mendasar dalam perkembangan negara, yang kini kini dipercayakan kepada dua blok politik: liberal dan konservatif.
Parlementerisme, yang membusuk pada tahun 1920-an karen ahilangnya gengsi dan resesi ekonomi yang memengaruhi negara ini, dengan segera melahirkan krisis dalam sistem politik secara keseluruhan. Jalan keluarnya adalah perumusan Konstitusi 1925 yang menggantikan rezim parlementer dengan rezim kepresidenan, dan memperpanjang mandat presiden dari lima menjadi enam tahun dan mengubah pemilu menjadi pemilihan langsung.
Penerapannya tidak mudah: pemerintahan diktatur militer yang dipimpin oleh Kol. Carlos Ibáñez del Campo dan belakangan "Republik Sosialis," menghasilkan masa interupsi dalam pembentukan sistem politik yang baru. Namun, sejak 1932 dan selama empat dasawarsa berikutnya, sebuah sistem demokratis perwakilan dari massa perkotaan yang besar mulai terbentuk. Presiden Arturo Alessandri, Pedro Aguirre Cerda, Eduardo Frei Montalva dan Salvador Allende dalah masa-masa puncak periode ini.
Namun, pada awal 1960-an, ko-eksistensi nasional menjadi terpolarisasi dalam sebuah iklim konfrontasi yang menghasilkan kudeta 1973. Jadi, pemerintahan diktator militer yang berlangsung lama menang, dan kelak mendanai kembali republik dengan cara membentuk tatanan sosial yang baru, dengan sistem ekonomi yang liberal dan politik yang otoriter, seperti yang dinyatakan dalam Konstitusi 1980. Kekalahan Augusto Pinochet Ugarte dalam plebisit 1988, membuka jalan bagi suatu masa "transisi menuju demokarsi" yang dipimpin oleh koalisi kiri-tengah yang dalam pemerintahan Presiden Patricio Aylwin, Eduardo Frei Ruiz-Tagle dan Ricardo Lagos telah berusaha untuk membuang citra pemerintahan yang otoriter dan memulihkan jalur kepresidenan yang mewakili seluruh bangsa Chili.
Catatan: Huruf tebal, menunjukkan memegang jabatan Presiden atau Pemimpin Tertinggi. Huruf miring, memegang jabatan secara sementara karena jabatan kosong. † menunjukkan tanggal kematian pemegang jabatan.
Referensi
Fuentes, J.; Cortés, L.; Valdés, A. (1982). Diccionario Histórico de Chile, Santiago de Chile: Editorial Zig-Zag, S.A.