Universitas San Ignacio (bahasa Spanyol: Universidad de San Ignacio; bahasa Tagalog: Pamantasan ng San Ignacio) adalah sebuah universitas yang pernah ada di Kota Manila yang berdiri pada masa penjajahan Spanyol di Filipina. Didirikan pada tahun 1590 dan merupakan salah satu lembaga pendidikan paling awal yang dibangun oleh orang Eropa di Asia Timur ketika didirikan oleh kaum Yesuit yang dipimpin oleh Fr. Antonio Sedeño, S.J. Perguruan tinggi ini berhenti keberadaannya setelah pengusiran para Yesuit dari Kepulauan Filipina pada tahun 1768.[1][2][3][4]
Sejarah
Sejarah awal
Orang Yesuit Spanyol pertama di Filipina, Alonzo Sánchez dan Antonio Sedeño, tiba pada tahun 1581 sebagai misionaris. Mereka adalah penjaga ratio studiorum, sistem pendidikan Yesuit yang dikembangkan sekitar tahun 1559.[1] Dalam satu dasawarsa setelah kedatangan mereka, kaum Yesuit melalui Fr. Antonio Sedeño, mendirikan Universitas San Ignacio pada tahun 1590.[1][5] Perguruan tinggi ini awalnya dianggap sebagai sekolah untuk mempersiapkan remaja putra untuk keimaman. Namun, baru pada tahun 1595 ketika perguruan tinggi secara resmi dibuka di mana tata bahasa Latin dan "kasus-kasus hati nurani" awalnya diajarkan kepada pendeta dan calon imam.[2][6] Dukungan untuk membangun perguruan tinggi berasal dari sumbangan Capitán Esteban Rodriguez de Figueroa.[4]
Perguruan tinggi ini awalnya terletak di selatan sudut Calle Real de Palacio (kini General Luna Street) dan Calle Escuela (kini Victoria Street) di Intramuros.[7] Lembaga pendidikan ini pertama kali disebut Colegio de Manila dan berganti nama menjadi Colegio de San Ignacio pada tahun 1626 untuk mengenang Santo Ignatius dari Loyola, pendiri Yesuit.[2][5]
Pada tahun 1601, sebuah perguruan tinggi tambahan yang disebut Colegio de San José juga didirikan sebagai perguruan tinggi tempat tinggal bagi siswa yang belajar di Colegio de Manila.[2][8] Di antara para rektornya adalah salah satu tokoh paling terkenal pada masa itu, biara Yesuit asal Ceko, bernama Pavel Klein, penulis kamus Tagalog pertama[9] serta penulis peta pertama Palau.
Colegio de Manila juga sering disebut dalam buku-buku sejarah sebagai Colegio Seminario de San Ignacio, Colegio Máximo de San Ignacio, atau Colegio de San Ignacio, mungkin untuk membedakannya dari Colegio de San José.[1][2][3][6]
Pada tahun 1621, Colegio de Manila diberi wewenang oleh Paus Gregorius XV melalui Uskup Agung Manila untuk memberikan gelar dalam bidang teologi dan kesenian. Dua tahun kemudian izin tersebut disahkan oleh Raja Felipe IV dan mengangkat sekolah tersebut menjadi sebuah universitas, sehingga menjadikan Universitas San Ignacio sebagai universitas pertama di Filipina dan Asia.[1][2]
Penutupan
Keputusan kerajaan yang mengarah pada pengusiran kaum Yesuit dari Spanyol dan jajahan-jajahan Spanyol mencapai Manila pada 17 Mei 1768. Antara 1769 dan 1771, kaum Yesuit di Filipina dipindahkan ke Spanyol dan dari sana diasingkan ke Semenanjung Italia. Para Yesuit menyerahkan San Ignacio kepada kewenangan sipil Spanyol pada tahun 1768, sehingga menutup lembaga pendidikan ini.[1][3][5]
Sejarah akhir
Setelah pengusiran para Yesuit, bangunan San Ignacio diubah menjadi seminari. Corak ilmu perguruan tinggi diubah menjadi budaya terapan umum di bawah kepengurusan sekuler sampai dipindahkan ke Ordo Dominikani pada tahun 1875. Dari tahun 1784 hingga 1880, bangunan ini adalah situs Real Seminario Conciliar de San Carlos. Pada tahun 1895, Universitas San Ignacio bergabung dengan Fakultas Kedokteran dan BedahUniversitas Santo Tomas.[2] Colegio de San José menjadi Seminari San José Munisipal Ateneo de Manila. Beberapa bangunan di blok itu menjadi Cuartel de España (Barak Spanyol), tempat José Rizal diadili atas tuduhan penghasutan pada 26 Desember 1896.[8]
Pada awal dasawarsa 1960-an, situs tersebut diperbaiki oleh Pemerintah Kota Manila dan sebuah bangunan dibangun di sepanjang General Luna Street untuk menampung para siswa Sekolah Menengah Manila. Pada tahun 1965, PresidenDiosdado Macapagal menandatangani Undang-undang Republik 4196, yang secara resmi mendirikan Pamantasan ng Lungsod ng Maynila (PLM).[2] PLM secara resmi dibuka pada 17 Juli 1967, menempati bekas situs Universitas San Ignacio.[2][8]