Pada awal Perang 1812, Chesapeake berkesempatan melakukan satu kali pelayaran patroli dan merampas lima kapal niaga Inggris. Tak lama selepas bertolak dari Boston, Massachusetts, pada tanggal 1 Juni 1813, Chesapeake diserang dan dirampas oleh HMS Shannon. Chesapeake selanjutnya digunakan dalam dinas Angkatan Laut Inggris dengan nama HMS Chesapeake sampai dinonaktifkan, dijual, dan dibongkar pada tahun 1819. Balok-balok bekas bongkaran Chesapeake kini menjadi bagian dari bangunan Kilang Chesapeake di Wickham, Inggris.
Pada era 1790-an, kapal-kapal niaga Amerika Serikat di Laut Tengah mulai menjadi sasaran aksi perompakan yang dilakukan gerombolan-gerombolan bajak laut Barbaria, terutama gerombolan bajak laut asal Aljazair. Kongres Amerika Serikat berusaha menanggulangi masalah ini dengan mengesahkan Undang-Undang Angkatan Laut Amerika Serikat tahun 1794,[5] yang mengamanatkan penggelontoran dana untuk membangun enam buah fregat, disertai arahan untuk tidak menghentikan pengerjaannya kecuali jika dan sampai dengan Amerika Serikat menyepakati perjanjian damai dengan Aljazair.[6][7]
Rancangan karya Joshua Humphreys adalah rancangan kapal yang berlunas panjang dan berlintang pendek sehingga dapat dimuati meriam-meriam yang sangat berat. Rancangan ini menggunakan susunan rangka gading-gading diagonal agar kapal tidak mudah meleding, dan papan pelapis lambung yang sangat tebal. Gading-gading diagonal dan papan pelapis tebal membuat lambung fregat-fregat ini lebih kuat daripada lambung fregat-fregat bobot ringan. Karena belum lama berdiri, negara Amerika Serikat belum punya kapal sebanyak yang dimiliki negara-negara Eropa. Oleh karena itu, Joshua Humphreys merancang fregat-fregat ini sedemikian rupa agar mampu mengungguli fregat-fregat lain, sekaligus mampu melaju menghindari kejaran kapal jajar yang berukuran lebih besar.[8][9][10]
Chesapeake mula-mula hanya disebut "Fregat D", dan bertahun-tahun tak kunjung diberi nama. Lunasnya mulai dikerjakan pada bulan Desember 1795 di Galangan Angkatan Laut Gosport, Norfolk, Virginia, dipimpin oleh Josiah Fox selaku Pembangun Kapal Angkatan Laut, dan Richard Dale selaku Pelaksana Pembangunan. Pada bulan Maret 1796, Amerika Serikat menyepakati perjanjian damai dengan Aljazair sehingga pengerjaan "Fregat D" pun ditangguhkan sesuai amanat Undang-Undang Angkatan Laut Amerika Serikat tahun 1794. Lunasnya dibiarkan terbengkalai di galangan selama dua tahun.[11][12]
Meletusnya Perang Kuasi melawan Prancis pada tahun 1798 mendorong Kongres Amerika Serikat untuk mengesahkan perampungan "Fregat D", dan menyetujui pelaksanaannya pada tanggal 16 Juli. Sekembalinya ke Norfolk, Josiah Fox dihadapkan pada masalah kekurangan kayu akibat adanya pengalihan bahan baku dari Norfolk ke Baltimore dalam rangka perampungan Constellation. Ia lantas berkomunikasi lewat surat dengan Sekretaris Angkatan Laut Benjamin Stoddert, yang menghendaki agar perampungan dipercepat dan keseluruhan biaya diperkecil. Josiah Fox, yang sejak semula memang tidak menyukai rancangan Joshua Humphreys, mengajukan sebuah rancangan baru kepada Benjamin Stoddert. Rancangan baru ini tetap menggunakan lunas yang sudah telanjur dikerjakan, tetapi mengurangi keseluruhan matra, terutama ukuran panjang kapal, dan beberapa ukuran lintang kapal. Pada dasarnya rancangan karya Josiah Fox berbeda dari rancangan awal karya Joshua Humphreys. Rancangan karya Josiah Fox akhirnya mendapat persetujuan dari Sekretaris Angkatan Laut Benjamin Stoddert.[13][14][15]
Chesapeake adalah fregat dengan matra terkecil di antara keenam fregat perdana Angkatan Laut Amerika Serikat. Panjang Chesapeakedari garis tegak haluan ke garis tegak buritan hanya 152,8 kaki (46,6 m), dan lebar terbesarnya pada garis air hanya 41,3 kaki (12,6 m), berbeda dengan saudara-saudara terdekatnya, Congress dan Constellation, yang dibangun dengan panjang 164 kaki (50 m) dan lebar 41 kaki (12 m).[13][16][17] Dengan jumlah akhir biaya pembangunan sebesar $220.677, Chesapeake menjadi kapal termahal kedua di antara keenam fregat perdana. Kapal dengan biaya terkecil di antara keenam fregat perdana adalah Congress, dengan biaya pembangunan sebesar $197.246.[2]
Pada tanggal 20 Juni 1799, manakala perampungan Chesapeake masih berjalan, Angkatan Laut Amerika Serikat meluncurkan sebuah selup yang diberi nama Chesapeake. Antara tanggal 10 Oktober dan 14 November, nama selup ini diganti menjadi Patapsco, mungkin agar nama Chesapeake dapat digunakan oleh "Fregat D".[18] Dalam surat-suratnya kepada Benjamin Stoddert, Josiah Fox berulang kali menyebut "Fregat D" dengan nama Congress sampai diberitahu Benjamin Stoddert bahwa "Fregat D" akan dinamakan Chesapeake, diambil dari nama Teluk Chesapeake di Pantai Timur Amerika Serikat.[1] Di antara keenam fregat perdana, hanya Chesapeake yang tidak diberi nama oleh Presiden George Washington, dan yang namanya tidak diambil dari pokok pikiran Undang-Undang Dasar Amerika Serikat.[13][19]
Menurut sumber-sumber rujukan, peringkat nominal Chesapeake adalah kapal bermeriam 36 atau 38 pucuk.[Note 1]Chesapeake memang mula-mula dirancang menjadi kapal bermeriam 44 pucuk, tetapi rancang ulang yang dilakukan Josiah Fox membuat peringkatnya harus disesuaikan kembali, lantaran matranya sudah berubah menjadi lebih kecil daripada matra Congress dan Constellation. Mungkin Joshua Humphreys yang mengganti peringkat Chesapeake menjadi kapal bermeriam 38 pucuk,[23] dan mungkin pula Benjamin Stoddert yang mengganti peringkat Congress dan Constellation menjadi kapal bermeriam 38 pucuk lantaran lebih besar dibanding Chesapeake yang diberi peringkat kapal bermeriam 36 pucuk.[20] Informasi termutakhir mengenai peringkat Chesapeake bersumber dari Dictionary of American Naval Fighting Ships terbitan tahun 2011, yang menyebutkan bahwa peringkat Chesapeake diganti "dari kapal bermeriam 44 pucuk menjadi kapal bermeriam 36 pucuk, tetapi akhirnya ditingkatkan menjadi kapal bermeriam 38 pucuk".[1] Peringkat Chesapeake berdasarkan jumlah meriam ini tetap simpang-siur selama pemanfaatannya. Josiah Fox menyebutnya sebagai kapal bermeriam 44 pucuk dalam surat-suratnya kepada Benjamin Stoddert.[19] Di ambang Perang 1812, Sekretaris Angkatan Laut Paul Hamilton memerintahkan Kapten Samuel Evans untuk memapar awak sejumlah yang diperlukan untuk mengoperasikan sebuah kapal bermeriam 44 pucuk. Paul Hamilton dikoreksi William Bainbridge lewat sepucuk surat perihal "kekeliruan dalam penetapan jumlah awak untuk Chesapeake, karena sama banyak dengan jumlah awak fregat-fregat kita yang bermeriam 44 pucuk, padahal Chesapeake sekelas dengan Congress dan Constellation."[26] Saat balok-baloknya dibongkar untuk dijual oleh Angkatan Laut Inggris pada tahun 1819, peringkat Chesapeake adalah kapal bermeriam 48 pucuk.[27]
Peringkat kapal tidak menunjukkan jumlah meriam yang sesungguhnya dimiliki sebuah kapal. Chesapeake diketahui membawa 40 pucuk meriam ketika bentrok dengan HMS Leopard pada tahun 1807, dan 50 pucuk meriam ketika bentrok dengan HMS Shannon pada tahun 1813. Kelima puluh pucuk meriam tersebut terdiri atas 28 pucuk meriam laras panjang 18 pon (8 kg) di geladak meriam, empat belas pucuk pada masing-masing lambung, ditambah dua pucuk meriam laras panjang 12 pon (5,5 kg), sepucuk meriam laras panjang 18 pon, delapan belas pucuk meriam carronade 32 pon (14,5 kg), dan sepucuk meriam carronade 12 pon di geladak tulang layar. Bobot keseluruhan meriam pada masing-masing lambung mencapai 542 pon (246 kg).[4][28]
Kala itu kapal belum dipersenjatai dengan meriam-meriam permanen. Semua meriam kapal dapat dipindahtempatkan, dan kapal-kapal kerap bertukar meriam bilamana dituntut oleh keadaan. Setiap komandan kapal bebas memodifikasi persenjataan kapal sekehendak hatinya, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti keseluruhan tonase muatan, jumlah awak kapal, dan rute-rute pelayaran yang akan ditempuh. Oleh karena itu, persenjataan sebuah kapal akan kerap berubah selama pemanfaatannya. Sayangnya, tidak semua kapal mencatat perubahan perangkat persenjataannya.[29]
Chesapeakediluncurkan pada tanggal 2 Desember 1799, selagi Perang Kuasi (1798–1800) berkecamuk. Perang Kuasi meletus tanpa pernyataan perang setelah Angkatan Laut Prancis merampas kapal-kapal niaga Amerika Serikat. Pekerjaan pelengkapan kapal masih berlanjut sampai bulan Mei 1800. Pada bulan Maret, Josiah Fox mendapat teguran dari Sekretaris Angkatan Laut Benjamin Stoddert, karena masih sibuk menggarap Chesapeake, sementara Congress, yang masih menunggu perampungan, sudah dilengkapi awak bergaji. Benjamin Stoddert menunjuk Thomas Truxton untuk memastikan arahan-arahannya terkait perampungan Congress sungguh-sungguh dilaksanakan.[30]
Chesapeake berlayar untuk pertama kalinya pada tanggal 22 Mei, dinakhodai Kapten Samuel Barron, dan dilepas dengan 13 tembakan penghormatan saat bertolak meninggalkan Norfolk.[31] Tugas pertamanya adalah mengangkut kiriman uang tunai dari Charleston, South Carolina, ke Philadelphia.[32] Pada tanggal 6 Juni, Chesapeake bergabung dengan eskadron yang berpatroli di perairan pesisir selatan Amerika Serikat dan di perairan Hindia Barat dalam rangka mengawal kapal-kapal niaga Amerika Serikat.[33]
Pada tanggal 1 Januari 1801, Chesapeake berhasil merampas La Jeune Creole, kapal privatir Prancis bermeriam 16 pucuk, sesudah memburunya selama 50 jam, dan pulang ke Norfolk membawa kapal rampasannya itu pada tanggal 15 Januari. Chesapeake sempat kembali sebentar ke Hindia Barat pada bulan Februari, tak lama sesudah Amerika Serikat meratifikasi perjanjian damai dengan Prancis. Chesapeake kembali ke Norfolk dan dinonaktifkan pada tanggal 26 Februari. Sesudah penonaktifan, Chesapeake dijadikan kapal cadangan.[1][34]
Selama Perang Kuasi berkecamuk, Amerika Serikat terpaksa membayar upeti kepada negara-negara Barbaria supaya kapal-kapal niaganya tidak dirampas maupun diganggu.[35] Lantaran kesal menerima upeti lebih sedikit daripada upeti yang diterima Aljazair, pada tahun 1801, PasyaTripoli, Yusuf Karamanli, menuntut Amerika Serikat segera menyerahkan $250.000 kepadanya.[36] Presiden Thomas Jefferson menanggapi tuntutan ini dengan mengerahkan satu eskadron kapal perang untuk melindungi kapal-kapal niaga Amerika Serikat di Laut Tengah, dan untuk mengupayakan perundingan damai dengan negara-negara Barbaria.[37][38] Eskadron pertama dipimpin oleh Richard Dale dengan kapal President sebagai pusat komando, dan eskadron kedua dipimpin oleh Richard Morris dengan Chesapeake sebagai pusat komando. Eskadron yang dikomandani Richard Morris pada akhirnya terdiri atas kapal Constellation, New York, John Adams, Adams, dan Enterprise. Persiapan kapal sebelum berlayar perlu waktu berbulan-bulan lamanya. Kapal-kapal eskadron pimpinan Richard Morris berangkat satu demi satu begitu persiapannya tuntas.[39][40]
Chesapeake bertolak dari Hampton Roads pada tanggal 27 April 1802 dan membuang sauh di Gibraltar pada tanggal 25 Mei. Begitu berlabuh, Chesapeake langsung menjalani perbaikan karena tiang agungnya terbelah dalam pelayaran menuju Gibraltar.[41] Richard Morris tetap tinggal di Gibraltar sambil menunggu surat tugas eskadronnya, karena masih ada satu dua kapal eskadron yang belum melaporkan diri. Pada tanggal 22 Juli, Adams tiba bersama surat perintah tertanggal 20 April 1802. Richard Morris diperintahkan "menyiagakan seluruh kapal eskadron di perairan lepas pantai Tripoli" dan melakukan perundingan damai.[42] Pada tanggal 17 Agustus, Chesapeake dan Enterprise berlayar dari Gibraltar menuju Livorno, sembari mengawal iring-iringan kapal niaga yang berlayar menuju bandar-bandar di antara Gibraltar dan Livorno. Richard Morris sempat singgah di beberapa bandar sebelum akhirnya berlabuh di Livorno pada tanggal 12 Oktober, dan selanjutnya bertolak menuju Malta. Chesapeake kembali menjalani perbaikan karena cucurnya sudah lapuk.[43][44]Chesapeake masih lagi berlabuh ketika John Adams tiba pada tanggal 5 Januari 1803 bersama surat perintah tertanggal 23 Oktober 1802 dari Sekretaris Angkatan Laut Robert Smith. Chesapeake dan Constellation diperintahkan berlayar pulang ke Amerika Serikat, dan Richard Morris diperintahkan memindahkan pusat komando ke New York.[45]Constellation langsung berlayar pulang sesuai perintah, tetapi Richard Morris masih menahan Chesapeake di Malta, dengan alasan kapal itu tidak laik-layar jika dikemudikan melintasi Samudra Atlantik pada bulan-bulan musim dingin.[46]
Richard Morris kini memimpin New York, John Adams, dan Enterprise, sementara Adams berada di Gibraltar.[46] Pada tanggal 30 Januari, Chesapeake bersama kapal-kapal eskadron bertolak menuju Tripoli dalam rangka mewujudkan rencana Richard Morris untuk membakar kapal-kapal Tripoli yang sedang berlabuh. Angin ribut menyulitkan eskadron memasuki pelabuhan Tripoli. Lantaran khawatir tiang-tiang Chesapeake rubuh diterpa angin ribut, Richard Morris kembali ke Malta pada tanggal 10 Februari.[47][48] Karena perbekalan kapal-kapal sudah menipis, dan tidak dapat dipasok dari daerah sekitar Malta, Richard Morris memutuskan untuk membatalkan rencana blokade atas Tripoli dan memerintahkan eskadron bertolak menuju Gibraltar untuk mengisi perbekalan. Kapal-kapal eskadron singgah di Tunis pada tanggal 22 Februari, dan di Aljazair pada tanggal 19 Maret. Chesapeake membuang sauh di Gibraltar pada tanggal 23 Maret, dan pusat komando akhirnya dipindahkan Richard Morris ke New York.[49] Dinakhodai James Barron, Chesapeake bertolak menuju Amerika Serikat pada tanggal 7 April, dan ditambatkan di Galangan Angkatan Laut Washington sebagai kapal cadangan pada tanggal 1 Juni.[50]
Richard Morris bertugas di Laut Tengah sampai menerima surat perintah dari Robert Smith pada bulan September. Tugas komandonya ditangguhkan dan ia diperintahkan pulang ke Amerika Serikat. Sekembalinya ke Amerika Serikat, Richard Morris harus menjalani Pemeriksaan Dewan Angkatan Laut. Ia dinyatakan bersalah melalaikan tugas karena "eskadron yang dipimpinnya tidak giat dan bertangguh-tangguh menjalankan perintah". Ia dibebastugaskan dari Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1804.[51][52] Richard Morris secara khusus dikecam karena situasi di atas Chesapeake dan kelalaiannya selaku komandan selama bertugas di Laut Tengah. Anak istri dan pelayannya ia bawa serta berlayar, bahkan istrinya melahirkan seorang anak lagi dalam pelayaran. Perwira Muda Henry Wadsworth menuturkan dalam suratnya bahwa ia dan seorang perwira muda lain menjuluki istri Kapten Richard Morris sebagai "Commodoress" (ibu komodor), dan yakin kalau si nyonya komandan adalah sebab utama Chesapeake suka mangkal berbulan-bulan di pelabuhan.[53][54] Konsul William Eaton melaporkan kepada Sekretaris Angkatan laut Robert Smith bahwa Richard Morris dan eskadronnya lebih sering berpesiar, juga lebih sibuk "berdansa-dansi dan main perempuan" daripada memblokade Tripoli.[55]
Pada bulan Januari 1807, Komandan Utama Charles Gordon ditunjuk menjadi Komandan Kapal (Kapten) Chesapeake. Ia diperintahkan mempersiapkan Chesapeake untuk tugas patroli dan konvoi di Laut Tengah menggantikan saudaranya, Constitution, yang sudah bertugas di Laut Tengah sejak tahun 1803. James Barron ditunjuk menjadi komodor eskadron.[56][57]Chesapeake sudah morat-marit akibat bertahun-tahun tidak terpakai, dan perlu waktu berbulan-bulan untuk memperbaiki, memasok perbekalan, maupun memapar awak.[58] Letnan Arthur Sinclair ditugaskan memapar awak. Di antara orang-orang yang terpilih menjadi awak Chesapeake, terdapat tiga orang pelaut desertir dari HMS Melampus. Duta Besar Inggris untuk Amerika Serikat menuntut ketiganya dipulangkan ke Melampus. James Barron mendapati bahwa, sekalipun memang kabur dari Melampus, ketiga pelaut ini sesungguhnya adalah korban-korban aksi papar paksa awak kapal yang dilakukan Angkatan Laut Inggris. Oleh karena itu ia menolak memulangkan mereka ke Melampus, dan permasalahan ini tidak diungkit-ungkit lagi.[59][60]
Pada awal bulan Juni, Chesapeake bertolak dari Galangan Angkatan Laut Washington menuju Norfolk, Virginia, untuk dimuati pasokan perbekalan dan perangkat persenjataan. Pada tanggal 19 Juni, Kapten Charles Gordon melapor kepada Komodor James Barron bahwa Chesapeake sudah siap berlayar. Pada tanggal 22 Juni, Chesapeake bertolak meninggalkan Norfolk bersama eskadron dengan membawa 40 laras meriam.[28] Ketika itu satu eskadron Inggris yang terdiri atas HMS Melampus, Bellona, dan Leopard (kapal peringkat 4 bermeriam 50 pucuk) sedang berjaga-jaga di perairan pelabuhan Norfolk dalam rangka memblokade dua kapal Prancis yang sedang berlabuh. Begitu Chesapeake meninggalkan dermaga, kapal-kapal eksadron Inggis mulai saling bertukar isyarat, dan Leopard pun segera berlayar mendahului Chesapeake menuju laut lepas.[59][61]
Sesudah beberapa jam berlayar, Leopard, yang dinahkodai Kapten Salusbury Humphreys, beringsut mendekati Chesapeake dan memberi isyarat meminta kesediaannya untuk dititipi barang kiriman ke Inggris. Titip-menitip barang memang lumrah dilakukan kapal-kapal pada masa itu.[62] Dengan menggunakan perahu, seorang letnan Inggris mendatangi Chesapeake dan memperlihatkan surat perintah dari Wakil Laksamana Angkatan Laut Inggris George Berkeley, yang mewajibkan kapal-kapal Inggris untuk menghentikan dan menggeledah Chesapeake untuk mencari desertir. Kapten James Barron tidak mengizinkan penggeledahan, dan begitu si letnan Inggris kembali ke Leopard, Kapten James Barron langsung memerintahkan segenap awak kapal untuk siaga tempur.[63] Tak lama kemudian, Leopard memberi isyarat kepada Chesapeake, tetapi tidak dapat dipahami oleh Kapten James Barron. Leopard melepas satu kali tembakan luput ke haluan (tembakan peringatan), disusul satu kali penembakan seluruh meriam pada satu sisi lambungnya. Selama lima belas menit, selagi Chesapeake sibuk bersiap membela diri, Leopard berulang kali menembaki lambung kiri maupun kanan sampai Kapten James Barron menurunkan bendera kapal, tanda menyerah. Chesapeake hanya berhasil melepaskan satu kali tembakan balasan setelah bongkahan batu bara menyala dibawa dari dapur ke atas geladak untuk menyulut sumbu meriam.[64] Pihak Inggris menyerbu ke geladak Chesapeake, menawan empat orang awak kapal, dan bertolak setelah menampik tawaran Kapten James Barron untuk mengambil Chesapeake sebagai rampasan perang.[65] Tiga awak Chesapeake tewas terbunuh dan delapan belas awak lainnya menderita luka-luka, termasuk Kapten James Barron sendiri.[66]
Berita tentang insiden ini merembet dengan cepat begitu Chesapeake kembali ke Norfolk, tempat kapal-kapal eskadron Inggris, termasuk Leopard, mengambil pasokan perbekalan. Warga Norfolk yang marah pun merusuh dan menghancurkan 200 tahang air yang disiapkan untuk kapal-kapal eksadron Inggris serta hampir saja menewaskan salah seorang letnan Inggris andaikata tidak dicegah pemerintah kota. Presiden Thomas Jefferson memanggil pulang seluruh kapal perang Amerika Serikat dari Laut Tengah, dan mengeluarkan maklumat yang melarang semua kapal perang Inggris untuk memasuki pelabuhan-pelabuhan Amerika Serikat, sementara kapal-kapal perang Inggris yang sudah telanjur berlabuh harus segera meninggalkan pelabuhan. Insiden ini akhirnya bermuara pada Undang-Undang Embargo tahun 1807.[67][68]
Chesapeake sama sekali tidak siap membela diri saat insiden ini terjadi. Tak satu pun meriamnya siap ditembakkan, dan geladak tulang layar dijejali barang-barang yang semestinya dimasukkan ke dalam palka.[69] Kapten James Barron, Kapten Charles Gordon, maupun Letnan Hall dari korps Marinir dimahkamahmiliterkan. Kapten James Barron dinyatakan bersalah "mengabaikan kemungkinan terjadinya bentrok sehingga tidak merapikan kapalnya agar siap tempur" dan dirumahkan selama lima tahun. Kapten Charles Gordon dan Letnan Hall diberi teguran di bawah empat mata, sementara juru meriam kapal dibebastugaskan dari Angkatan Laut.[70][71]
Chesapeake harus kembali ke Norfolk untuk menjalani perbaikan akibat kerusakan yang ditimbulkan Leopard. Sepanjang tahun 1809, dinakhodai Kapten Stephen Decatur, Chesapeake berpatroli di perairan lepas pantai New England dalam rangka pemberlakuan Undang-Undang Embargo tahun 1807.[72]
Insiden Chesapeake–Leopard dan insiden Little Belt adalah dua di antara sekian banyak faktor yang mendorong Amerika Serikat untuk memaklumkan perang terhadap Inggris pada tanggal 18 Juni 1812. Di bawah komando Kapten Samuel Evans, Chesapeake dipersiapkan untuk bertugas di perairan Samudra Atlantik.[73] Mulai dari tanggal 13 Desember, Chesapeake bertolak dari Madeira dan melakukan pelayaran jelajah searah putaran jarum jam menuju Kepulauan Tanjung Verde dan Amerika Selatan, lalu kembali ke Boston. Chesapeake berhasil merampas enam buah kapal, yakni empat kapal Inggris (Volunteer, Liverpool Hero, Earl Percy, dan Ellen), sebuah kapal brik niaga Amerika Serikat berlisensi Inggris (Julia), dan sebuah kapal Amerika Serikat yang dirampas kembali dari privatir Inggris (Valeria). Dalam pelayaran jelajah ini, Chesapeake sempat dikejar sebuah kapal jajar dan sebuah fregat Inggris yang tidak dikenal, tetapi mendadak turun badai dan kedua kapal Inggris itu tidak lagi terlihat keesokan paginya. Volunteer dibawa ke Amerika Serikat dan kargonya berupa 40 ton besi kasar dan tembaga dijual senilai $185.000. Earl Percy kandas di pantai Long Island, sementara Liverpool Hero dibakar karena dianggap sudah bocor. Total nilai kerusakan yang diderita usaha angkutan laut Inggris akibat ulah Chesapeake mencapai $235,675. Chesapeake membuang sauh di Boston pada tanggal 9 April 1813 untuk menjalani reparasi.[74][75]
Karena jatuh sakit, Kapten Evans mengajukan pengunduran diri dari tugasnya selaku komandan kapal. Kapten James Lawrence, dari kapal Hornet yang baru saja berhasil merampas HMS Peacock, mengambil alih tugas selaku Komandan Kapal Chesapeake pada tanggal 20 Mei. Tata laksana Chesapeake dalam keadaan kacau balau. Sebagian besar awak setiap hari meninggalkan kapal karena masa tugasnya sudah berakhir.[75] Awak kapal yang tersisa merasa tidak puas hati dan siap-siap melakukan dahagi lantaran imbalan keikutsertaan dalam aksi perampasan selama pelayaran jelajah Chesapeake yang sudah menjadi hak mereka masih tertahan di pengadilan,[76] sampai-sampai Kapten James Lawrence terpaksa membayar imbalan keikutsertaan dalam aksi perampasan dengan uang pribadi demi menenangkan mereka. Beberapa orang awak Constitution dialihtugaskan menjadi awak Chesapeake bersama pelaut-pelaut dari berbagai negara.[77]
Sementara itu, HMS Shannon, fregat Inggris bermeriam 38 pucuk yang dinakhodai Kapten Philip Broke, berpatroli di sekitar perairan pelabuhan Boston dalam rangka menjalankan tugas blokade. Shannon sudah dinakhodai Kapten Philip Broke sejak tahun 1806. Di bawah arahannya, awak Shannon berlatih menembak dengan meriam dan senapan masing-masing selama tiga jam setiap hari. Awak kapal yang berhasil mengenai sasaran dihadiahi satu pon (454 gram) tembakau. Kapten Philip Broke juga memasang pejera dan pisir pada meriam-meriam kapal guna meningkatkan akurasi tembakan, serta menorehkan garis-garis sudut arah pada geladak-geladak maupun kuda-kuda meriam agar memudahkan awak kapal dalam membidik sasaran. Dari segi kesiapan tempur, Shannon lebih unggul daripada Chesapeake, karena Chesapeake masih menerapkan cara-cara tradisional dalam pemakaian senjata, dan awaknya belum begitu kompak lantaran baru satu dua bulan menjalankan tugas bersama-sama.[78]
Dua macam penggambaran insiden perampasan Chesapeake
Kapten Philip Broke memimpin aksi penyerbuan ke atas geladak Chesapeake
Karikaturis Inggris, George Cruikshank, menggambarkan pihak Amerika Serikat sebagai orang-orang celaka lagi pengecut
Saat diberitahu bahwa Shannon sudah bergerak mendekati Boston, Kapten James Lawrence pun berancang-ancang bertolak meninggalkan pelabuhan pada senja hari tanggal 31 Mei. Keesokan paginya, Kapten Philip Broke menulis sepucuk surat tantangan dan mengirimkannya ke Chesapeake. Belum lagi surat tantangan sampai ke atas Chesapeake, Kapten James Lawrence sudah berinisiatif untuk berlayar menyongsong Shannon.[79][80]
Chesapeake, yang mengibarkan selembar bendera putih bertuliskan semboyan "Free Trade and Sailors' Rights" (Bebas Berniaga dan Junjung Hak Pelaut) semenjak bertolak meninggalkan pelabuhan, akhirnya menjajari Shannon sekitar pukul 5 sore tanggal 1 Juni 1813. Kedua kapal saling tembak selama enam menit, masing-masing berhasil melepaskan dua gelombang tembakan dari seluruh seluruh meriam pada sisi lambung yang saling sejajar. Tembakan gelombang pertama Chesapeake dilepaskan saat kapal oleng, akibatnya hampir semua peluru melesat masuk ke air atau mengenai garis airShannon sehingga hanya menimbulkan sedikit kerusakan, kendati tembakan dari meriam carronade mampu menimbulkan kerusakan parah pada abah-abah kapal Shannon.[81] Tembakan gelombang kedua lebih mengena, menghantam lemari peluru 12 pon milik Shannon. Meriam-meriam carronade 32 pon milik Chesapeake menghancurkan agilShannon, menewaskan tiga orang, melukai beberapa orang lain, dan melumpuhkan meriam 9 pon yang terpasang di haluan Shannon.[82] Meskipun demikian, kerusakan yang menimpa Chesapeake jauh lebih besar, karena tembakan-tembakan jitu dari pihak Inggris berhasil menewaskan banyak awak penembak meriam Amerika Serikat dan melumpuhkan para perwira dan anak buah kapal di geladak penggalChesapeake. Juru mudi kapal tewas satu demi satu, dan roda kemudi hancur berantakan. Pada saat yang sama, tambang peruan layar atas pada tiang topang putus terkena tembakan sehingga kapal kehilangan kemampuannya untuk berolah gerak.[83]
Lantaran kehilangan kendali, Chesapeake tidak berdaya melawan terpaan angin yang membelokkannya sampai-sampai bilik nakhoda pada ujung buritannya membentur dan tersangkut pada lambung dekat tiang agung Shannon.[84] Kekacauan merajalela di atas geladak Chesapeake. Kapten James Lawrence berusaha mengumpulkan anak buah untuk melakukan aksi penyerbuan ke atas geladak Shannon, tetapi peniup selompret gagal membunyikan nada isyarat.[85] Pada saat itulah Kapten James Lawrence terkena tembakan yang dilepaskan seorang penembak jitu. Saat diungsikan ke bawah geladak oleh anak-anak buahnya, ia menyerukan perintahnya yang terakhir, "don't give up the ship, fight her till she sinks" (jangan lepaskan kapal, bela sampai karam).[86][87]
Kapten Philip Broke memimpin 20 orang awak Shannon dalam aksi penyerbuan ke atas geladak Chesapeake. Para awak Chesapeake tidak mampu berbuat banyak. Sebagian besar sudah lari ke bawah geladak. Satu-satunya aksi perlawanan dari pihak Chesapeake dilakukan oleh pasukan marinirnya. Dalam waktu yang singkat, mereka sudah dibuat tidak berkutik oleh pihak Inggris. Dari ke-44 anggota pasukan marinir, hanya 9 orang yang tidak terluka.[88] Kapten Philip Broke terluka parah akibat hantaman pedang pada kepalanya saat bertempur di geladak agil. Sejurus kemudian, awak Shannon mengerek turun bendera kapal Chesapeake. Pertempuran hanya berlangsung selama 15 menit, dihitung sejak dimulainya aksi saling tembak sampai pihak Inggris berhasil menguasai Chesapeake.[89][90]
Laporan-laporan mengenai jumlah awak Chesapeake yang tewas dan terluka dalam pertempuran menampilkan angka yang berbeda-beda. Menurut laporan pascatempur Kapten Philip Broke tertanggal 6 Juli 1813, korban tewas berjumlah 70 orang, sementara korban luka-luka berjumlah 100 orang.[91] Menurut sumber-sumber lain yang sezaman dengan laporan pascatempur tersebut, jumlah korban tewas berkisar antara angka 48 sampai 61, sementara jumlah korban luka-luka berkisar antara angka 85 sampai 99.[92][93] Kesimpangsiuran laporan jumlah korban tewas dan luka-luka mungkin sekali disebabkan oleh penambahan jumlah korban luka-luka yang tewas selepas pertempuran.[94] Laporan jumlah korban di pihak Shannon jauh lebih pasti, yakni 23 korban tewas dan 56 korban luka-luka.[95] Dalam keadaan terluka parah, Kapten Philip Broke memerintahkan agar kedua kapal diperbaiki, kemudian berlayar bersama menuju Halifax, Nova Scotia (kini di Kanada). Kapten Chesapeake yang ditawan, James Lawrence wafat dalam pelayaran, dan dimakamkan di Halifax dengan upacara militer, sementara anak-anak buahnya dijebloskan ke dalam tahanan Inggris. Awak Chesapeake yang wafat dalam tahanan Inggris dikuburkan di Tanjung Dead Man's Island. Kapten Philip Broke berhasil sembuh dari luka-luka yang dideritanya dan kelak dilantik menjadi baronet.[96][97]
Pemanfaatan oleh Angkatan Laut Inggris dan tinggalan sejarah
Chesapeake diperbaki dan digunakan dalam dinas Angkatan Laut Inggris dengan nama HMS Chesapeake. HMS Chesapeake dinakhodai Kapten Alexander Dixie saat disiagakan di Pangkalan Angkatan Laut Halifax pada tahun 1814, dan dinakhodai Kapten George Burdett saat berlayar menuju Plymouth, Inggris, untuk menjalani perbaikan pada bulan Oktober tahun yang sama. Selepas menjalani perbaikan, Chesapeake berlayar menuju Cape Town, Afrika Selatan, sampai tersiar kabar bahwa Inggris telah menyepakati perjanjian damai dengan Amerika Serikat pada bulan Mei 1815.[98] Laporan kinerja Chesapeake dalam dinas Angkatan Laut Inggris disusun pada tahun yang sama. Menurut penilaian Nakhodanya sendiri, Chesapeake adalah kapal yang kuat, tetapi overstek pada buritannya terlalu besar. Ia berkesimpulan bahwa Chesapeake bukanlah jenis kapal yang patut ditiru. Dengan layar terbentang penuh, laju Chesapeake tidak cukup mengesankan: hanya 9 knot (17 km/jam, 10 mil/jam) bilamana berlayar menyisi menentang arah angin, dan hanya 11 knot (20 km/jam, 13 mil/jam) bilamana berlayar searah hembusan angin.[99] Pada bulan Juli 1819, Dewan Komisioner Angkatan Laut Inggris memutuskan untuk menempatkan Chesapeake di Plymouth sampai laku dijual.[27] Seorang saudagar kayu di Portsmouth membeli Chesapeake senilai £500, membongkarnya, dan menjual balok-baloknya kepada Joshua Holmes dengan nilai £3.450.[100][101] Balok-balok bongkaran Chesapeake akhirnya menjadi bagian dari bangunan Kilang Chesapeake di Wickham, Hampshire, Inggris, dan masih dapat disaksikan keberadaannya sampai sekarang.[102][103] Pada tahun 1996, sepotong balok dari bangunan Kilang Chesapeake diserahkan kepada Amerika Serikat, dan kini terpajang di Museum Angkatan Laut Hampton Roads.[104]
Nyaris sedari awal keberadaannya, Chesapeake sudah dianggap sebagai "kapal celaka", "si pembawa sial" di mata pelaut-pelaut abad ke-19 yang masih percaya takhayul,[105] dan hasil dari ketidaksepahaman antara Joshua Humphreys dengan Josiah Fox. Nasib nahas sewaktu bentrok dengan HMS Leopard dan Shannon, dua nakhoda yang dimahkamahmiliterkan, dan kecelakaan maut yang menimpa sejumlah awaknya membuat banyak orang yakin kalau Chesapeake terkena kutukan.[13][20][22]
Argumen-argumen, baik yang membela Joshua Humphreys maupun yang membela Josiah Fox, sehubungan dengan ketidaksepahaman berlarut-larut di antara keduanya perihal rancangan fregat-fregat perdana Angkatan Laut Amerika Serikat terus mengemuka selama bertahun-tahun. Joshua Humphreys sama sekali tidak menghargai usaha rancang ulang Chesapeake yang dilakukan Josiah Fox. Dalam sepucuk surat yang ditulis pada tahun 1827, ia mengemukakan bahwa "kapal itu [Chesapeake] menunjukkan kadar talentanya [Josiah Fox]. Biarlah para komandan kapal itu yang menilai sendiri berdasarkan manfaat dan mudaratnya."[106]
"Don't give up the ship!" perintah terakhir Kapten James Lawrence, dijadikan pekik perang Angkatan Laut Amerika Serikat. Saat memimpin pasukan tempur Angkatan Laut Amerika Serikat di Danau Erie pada bulan September 1813, Oliver Hazard Perry memberi nama Lawrence kepada kapal benderanya. Kapal ini mengibarkan sehelai bendera biru bertuliskan kalimat "Dont give up the ship!" Sampai sekarang frasa ini masih digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat.[107]
Bendera Amerika Serikat peninggalan Chesapeake, yang ternoda darah dan tercabik peluru, dilelang in London pada tahun 1908, dan dibeli oleh William Waldorf Astor. Bendera ini sekarang tersimpan di Museum Bahari Nasional, Greenwich, Inggris, bersama-sama dengan buku daftar bendera isyarat kapal perang peninggalan Chesapeake.[108][109]Museum Bahari Atlantik di Halifax, Nova Scotia, menyimpan sejumlah artefak dari pertempuran Chesapeake versus Shannon, antara lain sebuah teko tentara dan sebuah peti barang perwira kapal Chesapeake.[110] Sepucuk meriam laras panjang 18 pon peninggalan Chesapeake kini terpajang di samping gedung Province House, balai sidang Badan Legislatif Nova Scotia.[111]
Fiksionalisasi jalannya pertempuran Chesapeake versus Shannon muncul pada bagian akhir The Fortune of War, novel sejarah keenam dari serial Aubrey-Maturin karya sastrawan Inggris, Patrick O'Brian, yang terbit perdana pada tahun 1979.[112]
Keterangan
^ abKhusus untuk artikel ini, Chesapeake disebut berperingkat kapal bermeriam 38 pucuk karena sebagian besar sumber rujukan menyebutkan angka ini. Sumber-sumber yang menyebutkan angka 36 pucuk meriam adalah Allen,[14] Beach,[20] serta Maclay dan Smith.[21] Sumber-sumber yang menyebutkan angka 38 pucuk meriam adalah Calhoun,[22] Chapelle,[23] Cooper,[24]Dictionary of American Naval Fighting Ships,[1] Roosevelt,[2] dan Toll.[25] Fowler tidak memberi keterangan apa-apa perihal peringkat.
^"Navy History: Federal/Quasi War". Naval History & Heritage Command. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Februari 1997. Diakses tanggal 27 Maret 2011.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^"The Chesapeake Mill – history"(PDF). The Chesapeake Mill. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 30 Oktober 2008. Diakses tanggal 22 April 2011.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Tomlinson, Barbara (21 April 2009). "Don't give up the ship". National Maritime Museum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2013. Diakses tanggal 18 September 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Conlin, Dan (1 June 2013). "An Artifact From a Deadly War of 1812 Battle". The Maritime Museum of the Atlantic. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 September 2013. Diakses tanggal 25 September 2013.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Mercer, Kieth (7 June 2013). "Defined by how we remember". Halifax Chronicle Herald. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-01. Diakses tanggal 2019-12-02.
^O'Brian, Patrick, The Fortune of War (W. W. Norton & Company 1979), hlmn. 301-329
Kepustakaan
Wikimedia Commons memiliki media mengenai USS Chesapeake.
Winfield, Rif (2007). British Warships in the Age of Sail 1793–1817: Design, Construction, Careers and Fates. London: Seaforth. ISBN978-1-86176-246-7. OCLC181927614.
Bacaan lanjutan
Poolman, Kenneth (1962). Guns Off Cape Ann; The Story of the Shannon and the Chesapeake. Chicago: Rand McNally. OCLC1384754.