Kecamatan Turi awalnya berpusat di suatu desa bernama "Turi", yang letaknya sekitar 4-5 km ke arah utara dari Kruwul. Karena sesuatu hal dipindah ke Kruwul yang terletak di Desa Sukoanyar, Dukuh Kruwul, orang sering menyebutnya Kruwul. Kruwul berarti pating kruwel atau serba ngumpul. Tujuan pemindahan lokasi ibu kota ini supaya kecamatan ini mudah untuk berkembang karena lokasinya terletak di jalan raya Jakarta-Surabaya, tepatnya diapit sebelah barat kota Bojonegoro (jalur tengah) dan kota Tuban (jalur pantura) dan sebelah timur kota Gresik.
Geografi
Kecamatan Turi merupakan salah satu Kecamatan dari 27 Kecamatan yang berada di Kabupaten Lamongan yang letak geografis Kecamatan Turi disebelah barat ibu kota Kabupaten Lamongan dengan jarak orbitasi 5 Km dari ibu kota Lamongan yang dilalui jalan raya Surabaya – Jakarta. Secara astronomis, Kecamatan Turi terletak pada posisi 7°01'30" LS - 7°06'30" LS dan 112°20'30" BT – 112°26'00" BT. Secara Geografis,batas-batas wilayah Kecamatan Turi meliputi:
Kecamatan Turi terdiri dari 19 desa dengan tata tuna tanah sebagai berikut:
Tanah sawah seluas: 3.870,5 Ha.
Tanah tegal seluas: 478,1 Ha.
Tanah pekarangan seluas: 481,07 Ha.
Tanah hutan negara: - Ha.
Tanah lain-lain seluas: 39,343 Ha.
Topografi
Rata-rata tanah di kecamatan Turi adalah tanah datar, dengan struktur tanah ;
Alovial: 100 %
Gromosol: 0 %
Mediteron: 0 %
Hidrogeologi
Kedalaman air tanah rata-rata 0 – 20 meter dari permukaan tanah.
Klimatologi
Beriklim tropis dengan dua musim, musim kemarau bulan April sampai dengan bulan September dan musim penghujan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dengan suhu ± 25 – 32 °C.
Pemerintahan
Camat-camat yang pernah menjabat antara lain, adalah:
Layanan Rekomendasi Surat Keterangan Catatan Kepolisian, rekomendasi kredit perbankan dan legalisasi surat-surat keterangan yang dibutuhkan masyarakat Kecamatan Turi.
Layanan Kesehatan dengan jumlah dokter 2 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 12 Bidan, 7 Perawat dengan fasilitas rawat inap rawat jalan gigi, kulit, Flu/ISPA, Diare dan TBC/KP dengan alamat
Produksi pertanian meliputi padi 5,663 ton/ha. Produksi perikanan meliputi:
Ikan Bandeng dengan produksi 750 - 800 Kg./Ha.
Ikan Tombro dengan produksi 350 - 400 Kg./Ha.
ikan lele dengan produksi 15 - 20 Ton/ha.
Udang Windu poly cultur dengan produksi 150 Kg./Ha.
Ikan Mujair Nila dengan produksi 800 Kg. – 1.000 Kg/Ha.
Kelompok Peternak Itik
Home industri dengan produksi:
Tas Plastik diproduksi 360.000 buah per tahun
Kerajinan Tas yang terbuat dari bahan CCI, Tempel dan Kadud diproduksi 6.720 buah per tahun
Telur Asin dengan produksi pembuatan telur asin rata-rata setiap bulan menghasilkan 7.500 butir
Tokoh
Trimo Sumodiwiryo (setelah melalui Rapat Pleno DPRD Kabupaten Lamongan beliau ditetapkan sebagai Penggali Sejarah Kota Lamongan). Beliau adalah anak tunggal dari ayah bernama Ngadiman dan ibu bernama Sarpi. Seorang guru yang mengajar Sekolah Dasar (d.h. Sekolah Rakyat) dari zaman Belanda, Republik (setelah merdeka) sampai pensiun sebagai Penilik Sekolah di Kecamatan Sukodadi dan Kecamatan Sekaran. Beliau juga sebagai salah satu penduduk yang mempunyai kepedulian terhadap kota Kabupaten Lamongan. Kepedulian ini didapat dari paman beliau: R. Hoermat Cokrosoedarmo, yang kebetulan pernah menjadi guru beliau. Pernah ikut lomba membuat lambang kota Kabupaten Lamongan (tahun 1967-an). Beliau wafat tanggal 24 Mei 1984, dua hari sebelum penduduk Kabupaten Lamongan merayakan Hari Jadi Kabupaten Lamongan ke-415, yang dirayakan pertama kalinya pada tanggal 26 Mei1984. Pernah mengisi acara Macapat (salah satu jenis tembang dalam ahasa Jawa) di sebuah radio swasta di Surabaya.