Triceratops
Triceratops (/traɪˈsɛrətɒps/ TRY-serr-Ə-tops;[1] terj. har. 'wajah bertanduk tiga') adalah genus dari dinosaurus ceratopsia chasmosaurinae yang hidup pada sub-kala Maastrichtium akhir pada kala Kapur Akhir, sekitar 68 hingga 66 juta tahun lalu pada wilayah yang sekarang merupakan Amerika Utara. Genus ini merupakan salahsatu yang terakhir diketahui dari dinosaurus non-burung, punah pada Peristiwa kepunahan Kapur–Paleogen. Nama Triceratops yang secara harfiah memiliki arti "wajah bertanduk tiga" berasal dari kata Yunani trí- (τρί-) berarti "tiga", kéras (κέρας) berarti 'tanduk', dan ṓps (ὤψ) berarti "wajah". Memiliki embel-embel bertulang yang besar, tiga tanduk pada tengkorak dan memiliki tubuh yang besar dan berkaki empat, Triceratops menunjukkan evolusi konvergen dengan bovinae dan badak, menjadikannya salahsatu dinosaurus (secara umum) dan anggota ceratopsia yang paling umum dikenali. Mereka juga merupakan anggota yang paling besar, yang dapat tumbuh hingga panjang 8-9 meter dan berat 5-9 ton metrik. Triceratops hidup bersamaan dan dimangsa dengan Tyrannosaurus, meski kurang meyakinkan bahwa dua individu dewasa dapat bertarung dengan cara yang sedemikian rupa seperti yang banyak digambarkan pada museum maupun media populer. Fungsi dari embel-embel dan tiga tanduk genus ini menginspirasi banyak debat. Secara tradisional, fitur-fitur tersebut dipandang sebagai alat pelindung diri dari perdator. Interpretasi lebih baru menemukan bahwa fitur tersebut kemungkinan umum digunakan untuk indentifikasi spesies, mencari pasangan dan simbol kekuasaan, seperti fungsi tanduk pada ungulata moderen. Triceratops secara tradisional ditempatkan pada kelompok ceraropsid "berembel-embel pendek", namun studi kladistika moderen menunjukkan bahwa mereka merupakan anggota dari Chasmosaurinae, yang umumnya memiliki embel-embel yang panjang. Dua spesies, T. horridus and T. prorsus, dianggap sebagai valid. Tujuh belas spesies berbeda sudah dinamai dan dimasukkan kedalam genus ini sepanjang sejarah ditemukannya genus ini. Penelitian yang dirilis pada 2010 menyimpulkan bahwa Torosaurus yang sezaman, sebah ceraptosid yang sudah lama dianggap sebagai genus yang berbeda, merepresentasikan Triceratops pada wujud dewasanya. Pandangan ini masih banyak diperbedatkan dan lebih banyak data dibutuhkan untuk menyelesaikan debat yang masih berlangsung ini. Triceratops sudah didokumentasikan oleh beragam fosil yang dikumpulkan sejak genusnya pertamakali dideskripsikan oleh Othniel Charles Marsh pada 1889. Spesimen yang merepresentasikan tahapan hidup dari baru menetas hingga dewasa juga sudah ditemukan. Sebegai ceratopsia arketipe, Triceratops adalah dinosaurus yang paling populer, dan sudah muncul pada berbagai film, cerita, dan banyak jenis media populer lainnya.[2] DeskripsiTriceratops memiliki tiga tanduk, dua di alisnya dan satu di hidungnya. Panjang tengkoraknya mencapai 2 m. Triceratops memiliki empat kaki kokoh untuk menopang tubuhnya. Beberapa ahli mengatakan Triceratops tidak bisa berlari cepat, tetapi mereka dapat mencapai kecepatan setidaknya 30 km/jam. Sejarah penemuanFosil Triceratops yang pertama ditemukan adalah dua inti tanduknya. Fosil ini ditemukan tahun 1887 di dekat Denver, Colorado. Ahli paleontologi Amerika, Othniel Charles Marsh awalanya menyangka bahwa itu hanyalah fosil tanduk banteng. Namun pada tahun 1889, paleontolog John Bell Hatcher menemukan tengkorak Triceratops yang hampir lengkap di Wyoming. Marsh lalu menyadari kekeliruannya dan menamai dinosaurus Ceratopsida itu Triceratops. Bertahun-tahun kemudian, Hatcher menggali dan menemukan lebih dari 40 tulang-tulang Triceratops. Triceratops adalah dinosaurus non-burung terakhir di muka Bumi.
|