Torium(IV) bromida dapat diperoleh dengan mereaksikan torium dioksida, bromin, dan karbon pada suhu 800~900 °C. Metode ini menghasilkan campuran bentuk alfa dan beta dari torium bromida. Produk bentuk-α murni diperoleh dengan memanaskan campuran pada suhu 330~375 °C dalam waktu yang lama. Bentuk-β murni diperoleh dengan memanaskan produk hingga suhu 470 °C dan kemudian mendinginkannya dengan cepat dalam air es.[2]
ThO 2 + 2 C + 2 Br 2 ⟶ ThBr 4 + 2 CO
Torium(IV) bromida juga dapat diproduksi melalui reaksi antara torium dan bromin. Torium hidroksida bereaksi dengan asam bromida untuk mengkristalkan hidrat dari larutan.[3]
Sifat
Torium(IV) bromida eksis dalam tipe-α suhu rendah dan tipe-β suhu tinggi. Keduanya merupakan padatan lembap cair (delikuesen) berwarna putih dan mudah larut dalam air, etanol dan etil asetat. Ia bereaksi dengan gas fluorin dalam kondisi standar dan dengan klorin atau oksigen saat dipanaskan. Bentuk beta dari torium bromida bersifat metastabil pada suhu kamar dan akan berubah menjadi bentuk alfa dalam waktu 10 hingga 12 minggu, dengan konversi dari alfa ke beta terjadi pada suhu sekitar 420 °C. Torium bromida tipe-α adalah kristal ortorombik, sedangkan torium bromida tipe-β adalah kristal tetragonal dengan grup ruangI41/amd. Beberapa bentuk hidratnya telah diketahui, dan hidrat ini membentuk torium oksibromida saat dipanaskan.[3]
Referensi
^Mason, J.T.; Jha, M.C.; Bailey, D.M.; Chiotti, P. (April 1974). "Crystal structures of ThBr4 polymorphs". Journal of the Less Common Metals (dalam bahasa Inggris). 35 (2): 331–338. doi:10.1016/0022-5088(74)90245-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Juli 2018. Diakses tanggal 5 Februari 2024.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Georg Brauer, unter Mitarbeit von Marianne Baudler u. a. (Hrsg.): Handbuch der Präparativen Anorganischen Chemie. 3., umgearbeitete Auflage. Band I. Ferdinand Enke, Stuttgart 1975, ISBN 3-432-02328-6, S. 1136.