Titanosaurus (atau Titanosaurian, anggota dari grup Titanosauria) adalah grup dari dinosaurussauropoda yang, bersama dengan Brachiosaurus yang lebih terkenal, tergolong pada kladTitanosauriformes. Nama tersebut berasal dari tokoh Titan pada mitologi Yunani Kuno.
Anggota-anggota dari titanosaurus merupakan salahsatu organisme darat yang paling berat dan besat yang pernah hidup di Bumi.[1] Kelompok ini mencakup anggota-anggota yang cukup umum dikenal seperti Saltasaurus, Isisaurus dan Paralititan. Juga termasuk dalam kelompok ini adalah hewan darat terbesar yang pernah hidup, Patagotitan dengan panjang 37 m (121 ft) dan berat 69.000 kilogram (152.000 pon) yang sekarang dipajang di Museum Sejarah Alam, London.[2]
Titanosaurus merupakan kelompok sauropoda terakhir yang hidup sebelum peristiwa kepunahan K-Pg. Mereka merupakan herbivor yang dominan pada masanya. Bukti fosil menunjukkan bahwa titanosaurus merupakan pengganti dari sauropoda lainnya: diplodocidae dan brachiosauridae yang punah sekitar kala Jura Akhir dan awal Periode Kapur
Penemuan Awal
Titanosaurus indicus merupakan spesimen pertama yang ditemukan. Spesimen tersebut ditemukan oleh paleontolog Britania Richard Lydekker pada 1877, dan terdiri dari dua tulang ekor (caudal) dan satu femur yang ditemukan pada waktu berbeda di lokasi yang sama di India.[3]
Kerangka
Secara umum, kerangka titanosaurus mirip dengan sauropoda sebelumnya dengan beberapa perbedaan. Daerah pelvis lebih ramping daripada beberapa sauropoda lainnya, namun bagian pektoral (sekitar dada) lebih lebar. Hal tersebut memberi anggota titanosaurus memiliki postur berdiri yang lebar: kaki depan mereka memiliki jarak yang lebih lebar, dan umumnya lebih panjang daripada kaki belakangnya, seperti yang dapat dilihat dengan jelas pada Argentinosaurus. Sebagai hasil, fosil jejak dari titanosaurus lebih lebar daripada sauropoda lainnya. Vertebra mereka lebih padat (i.e. tidak memiliki banyak rongga). kolom tulang belakang mereka lebih fleksibel, sehingga mereka kemungkinan lebih lihai daripada sauropoda lainnya.
Variasi
Titanosauria merupakan kelompok dinosaurus yang lumayan bervariasi. Beberapa anggota yang lebih kecil tidak memiliki kaki depan yang lebih besar, seperti pada Epachthosaurus, sementara Xinghesaurus memiliki leher yang sangat panjang. Perbedaan-perbedaan ini dapat merefleksikan adaptasi mereka terhadap habitat dan gaya hidup mereka, namun saat ini masih sedikit yang diketahui mengenai hal tersebut, dikarenakan penemuan tersebut masih tergolong baru.
Distribusi Global
Titanosaurus memiliki sebaran habitat yang luas. Kerangka mereka sudah ditemukan di semua benua termasuk Antarktika.[4] Empat kerangka yang terawetkan dengan baik ditemukan di Italia.[5]
Mereka paling banyak ditemukan di benua selaran Gondwana. Australia menjadi rumah titanosaurus sekitar 96 juta tahun lalu: fosil dari makhluk ini sudah ditemukan di Queensland, yang memiliki panjang 25 meter.[6][7] Fosil lainnya juga ditemukan di Selandia Baru.[8]
Menjadi yang Terbesar
Titanosaurus memegang rekor sebagai hewan darat terbesar. Satu tempat di Argentina memiliki 150 fosil tulang dari 7 titanosaurus, dengan yang paling besar berasal dari hewan dengan panjang 40 meter dan tinggi 20 meter, dengan berat kemungkinan sekitar 77 ton. Petani lokal menemukan sisa-sisa titanosaurus di gurun dekat La Flecha, sekitar 250 km barat dari Trelew, Patagonia. Tim BBC mengirim tim untuk merekam peristiwa tersebut.[9]David Attenborough mengikuti cerita mengenai bagaimana paleontolog menemukan dinosaurus terbesar dengan panjang 36 m.[10]
Paleobiologi
Sebagai suatu kelompok, titanosauria merupakan hewam peramban yang memakan daun dan batang dari pohon tinggi. Hal ini merupakan kontras dari herbivora lainya seperti Ceratopsia dan Ankylosauridae yang merupakan peramban rendah, yang memakan vegetasi lebih rendah seperti pakis dan cycad. Seperti sauropoda sebelumnya, titanosaurus memiliki gigi pasak tanpa gigi penggiling. Hal ini berarti mereka menggunakan gastrolit untuk menggiling makanan mereka, serta memiliki lambung yang besar.
Diet
Koprolit yang ditemukan bersamaan dengan titanosaurus Kapur Akhir menyarankan bahwa mereka tidak pilih-pilih dalam diet mereka. Selain sisa tumbuhan yang diharapkan paleontolog dari hewan ini, seperti cycad dan konifer, juga ditemukan sisa-sisa tumbuhan monokotil seperti palem dan rumput, termasuk didalamnya leluhur nasi dan bambu.[11] Hal ini mengarah kepada spekulasi bahwa dinosaurus dan rumput mengalami ko-evolusi bersama.
Perilaku Bersarang
Tempat bersarang titanosaurus besar ditemukan di Auca Mahuevo, Patagonia, Argentina. Koloni lainnya juga ditemukan di Spanyol. Beberapa ratus individu Saltasaurus betina menggali lubang sarang dengan kaki belakang, dan dapat mengeluarkan 25 telur dalam sekali masa bertelur. Lalu, mereka menutup lubang tersebut dengan vegetasi dan tanah. Telur-telur mereka memiliki diameter 11-12 cm, dan memiliki fosil embrio lengkap dengan cetakan kulit yang menunjukkan bahwa titanosaurus tertutup dengan lapisan kulit pelindung dengan sisik mirip titisan.[12] Jumlah individu yang besar menyarankan adanya perilaku kawanan yang dapat memberi mereka perlindungan dari predator yang besar.[13]
^Lydekker, R. (1877). "Notice of new and other Vertebrata from Indian Tertiary and Secondary rocks". Records of the Geological Survey of India. 10 (1): 30–43.
^Of course, Antarctica was not glacial, but forested at the time.