E1 Films Canada H.G.C. Entertainment Kadokawa Korea Screen Le Pacte Momentum Pictures Sony Pictures Classics Sony Pictures Worldwide Acquisition Stage 6 Films StudioCanal The Jokers Viva Films Entertainment One Future Film Madman Entertainment Movies Inspired XYZ Films SinemArt
Tanggal rilis
21 Januari 2014 (2014-Januari-21)(Sundance Film Festival)
$2,586,144[2] Rp 29,6 miliar $6,77 juta (seluruh dunia)
The Raid 2: Berandal adalah filmseni bela diri dari Indonesia yang disutradarai oleh Gareth Evans dan dibintangi oleh Iko Uwais. Film ini adalah sekuel dari film The Raid. Film ini sebenarnya adalah proyek awal dari keseluruhan cerita The Raid yang diumumkan tahun 2011 sebelum prekuelnya, namun baru dirilis pada 2014.[3][4] Setelah tayang perdana di Festival Film Sundance pada 21 Februari 2014, film The Raid 2: Berandal akhirnya diumumkan akan tayang serentak di Indonesia dan Amerika Serikat pada tanggal 28 Maret 2014 dan Jepang pada tanggal 22 November 2014.
Bejo, gangster muda ambisius membunuh kakaknya Rama, Andi. Rama kemudian bertemu Bunawar, pemimpin unit kepolisian yang memburu polisi serta politikus korup. Setelah mengirim rekan Rama yang selamat, Bowo untuk menerima perawatan medis dan membunuh Wahyu, Bunawar mengajak Rama untuk bergabung dengan satuan tugas polisi ahli menyamar (undercover officer) yang berusaha untuk mengekspos ruang privasi yang dimana komisaris polisi korup, Reza bertransaksi dengan Bangun dan Goto. Sementara Rama pada awalnya menolak, ia setuju untuk bergabung dengan mereka setelah melihat kematian saudaranya yang di tangan Bejo dan ancaman besar terhadap keluarganya.
Rama menyerang anak seorang politisi yang menentang keluarga kriminal Bangun dan ditahan di penjara yang sama dengan putra Bangun, Uco. Rama dibawah alias "Yuda", menyelamatkan hidup Uco pada saat terjadi kerusuhan penjara. Karena merasa berhutang budi, Bangun kemudian menyewa "Yuda" ketika hukuman penjaranya berakhir. Semakin Yuda membuktikan dirinya bagi organisasi dan memperoleh kepercayaan keluarga, perpecahan semakin tumbuh antara dia dan Bunawar. Sementara itu, Uco tumbuh semakin tidak puas dengan kekurangpercayaan ayahnya pada kemampuannya dan aliansi dengan Jepang, sementara dia berharap dapat berperan lebih besar dalam operasi kelompok.
Bejo mengundang Uco makan malam, berbagi rumor tentang rencana Jepang untuk mengubah Reza melawan keluarga Bangun dan memungkinkan Uco secara pribadi membunuh penyerangnya di penjara. Uco kemudian mencetuskan rencana dengan Bejo memulai perang geng yang akan menghancurkan Jepang, memberi kesempatan Uco membuktikan dirinya kepada ayahnya sementara Bejo mendapatkan keuntungan dari kekacauan tersebut. Mereka menggunakan pembunuh pribadi Bejo untuk memfitnah Jepang untuk membunuh kaki tangan Bangun, Prakoso, dan memalsukan pembalasan dendam oleh Bangun. Ketika kedua keluarga bertemu untuk berdamai, Bangun malah minta maaf sehingga menyebabkan Uco berang terhadap ayahnya. Sementara itu, pasukan polisi korup Reza menyerang Yuda sebagai pembalasan dan melumpuhkannya, sementara Bangun menghajar Uco karena ketidaktaatannya.
Penasihat Bangun, Eka memanggil "Yuda" untuk menyelamatkan Uco dari kantor Bangun. Sementara Yuda dalam perjalanan, Bejo, The Assassin, dan antek Bejo muncul di kantor. Uco membunuh ayahnya dan menembak kaki Eka. Sebelum Uco dapat menghabisinya, Yuda tiba, menghalangi anak buah Bejo untuk membantu Eka melarikan diri. Setelah Assassin melumpuhkan Yuda, Bejo memerintahkan anak buahnya untuk membunuhnya di tempat lain.
Goto, mendengar kematian Bangun dan pengkhianatan Reza yang diorganisir oleh Bejo, menyatakan perang terhadap geng Bejo dan pasukan polisi korup Reza. Setelah menyelamatkan Rama, Eka yang terluka parah dibawa ke tempat kumuh,lalu mengungkapkan bahwa ia tahu identitas asli Rama dan bahwa ia juga seorang petugas yang menyamar. Sebelum meninggalkan kendaraan untuk Rama, Eka mengarahkan dia untuk "menghabisi mereka semua". Rama menelepon Bunawar, dan mendapati perang geng sudah tersulut. Marah pada klaim Bunawar bahwa Eka mengkhianati kepolisian, Rama mendapati bahwa Reza, target aslinya, sedang bertemu dengan Bejo dan Uco di sebuah restoran. Setelah memaksakan janji agar keluarganya diamankan, Rama menerobos ke gudang restoran Bejo dan menghabisi anak buahnya, kemudian melanjutkan usahanya menetralisir Bejo, Reza, dan Uco serta mengakhiri perang dan korupsi yang ada.
Sementara Uco dan Bejo bertemu dengan Reza untuk membahas kesepakatan mereka, Uco menemukan sebuah penyadap yang ditanam Rama sebelumnya di dompetnya; ia kemudian menyadari bahwa tato yang dikenakan Bejo mirip dengan tato orang-orang yang menyerangnya di penjara. Setelah menyadari bahwa Bejo awalnya mencoba membunuhnya untuk memicu perang, Uco menyangka Bejo dan Reza berkomplot untuk melawan dia. Sementara itu, Rama berhasil menghabisi pembunuh pribadi Bejo - Hammer Girl (Gadis Palu), Baseball Bat Man (Lelaki Pemukul Kasti), dan Assassin - sebelum mengganggu pertemuan. Bejo melempar senapan ke arah Reza dan menembakkan senapannya pada Rama, tapi Uco menangkap senapan yang dilemparkan dan membunuh Reza. Uco membunuh Bejo, dan mengalihkan perhatiannya untuk menembak Rama yang sudah berlindung, namun Rama berhasil mengalahkan Uco dengan pisau. Uco meninggal di tangan Rama, kemudian Rama yang terluka parah dan kelelahan pergi.
Saat Rama yang terluka perlahan kembali ke pintu keluar gudang, ia bertemu Geng Goto yang dipimpin oleh Keiichi (anak Goto). Sementara itu, Bunawar juga turut mendengarkan. Dialog diam terjadi antara Keiichi dan Rama, yang juga didengar oleh Bunawar dan ia pun mengetahui tentang kejadian malam itu. Keiichi memberikan Rama sebuah seringai menyetujui dan diasumsikan melakukan penawaran ke Rama untuk bergabung dengan pihak Jepang, dan pertukaran antara keduanya berujung dengan Rama menolak tawaran tersebut dan hanya menyatakan, "Tidak ... cukup..".
Pemeran
Iko Uwais sebagai Rama / Yuda, perwira pemula satuan senjata dan taktik khusus yang ditugaskan dalam operasi penyamaran. Rama harus menyusup sebagai anak buah dalam keluarga kriminal Bangun untuk mengungkap korupsi di tubuh kepolisian Jakarta. Semakin tinggi posisi Rama dalam rantai geng Bangun, semakin baik peluangnya untuk mengidentifikasi oknum polisi yang berafiliasi dengan dunia hitam Jakarta. Namun semakin tinggi ia naik, semakin mudah pula identitasnya terbongkar.
Arifin Putra sebagai Uco, putra kepala keluarga geng Bangun. Ucok adalah mata rantai kedua dalam rantai kekuasaan geng kriminal terbesar di Jakarta, namun sebelum mewarisi posisi ayahnya, dia menjadi penegak kekuasaan dan penagih dalam kerajaan kriminal ayahnya.
Oka Antara sebagai Eka, tangan kanan Bangun, penasihat kepala keluarga geng terbesar di Jakarta. Jika bukan karena Ucok, Eka akan ada di baris berikutnya untuk mengendalikan kerajaan kriminal tersebut.
Tio Pakusadewo sebagai Bangun, pimpinan gangster kelas kakap di Jakarta. Bos dari geng kriminal yang paling ditakuti Jakarta. Dia selama ini telah mengendalikan dunia hitam Jakarta dengan keluarga Goto dari Jepang dalam situasi yang relatif damai.
Alex Abbad sebagai Bejo, gangster muda ambisius. Bejo adalah seorang gangster baru dengan ambisi kebesaran dan sebarisan pembunuh yang siap mati untuknya. Naiknya Bejo dalam rantai dunia kriminal Jakarta mengancam keseimbangan kekuasaan antara keluarga Goto dan Bangun.
Julie Estelle sebagai Alicia alias Hammer Girl ("Gadis Palu"), pembunuh bayaran kejam Bejo yang berbakat menggunakan palu cakar. Alicia dan adiknya, Baseball Bat Man meninggalkan keluarga berantakan dan ayah mereka yang kejam untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Pencarian mereka menghasilkan kematian dan kehancuran bagi siapa pun yang menghalangi mereka.
Ryuhei Matsuda sebagai Keichi, putra pimpinan Yakuza Goto. Putera dan pewaris takhta keluarga Goto. Berperangai terukur dan licik, Keichi mempelajari ayahnya dengan cermat sembari bersiap untuk muncul dari bayang-bayang ayahnya.
Kenichi Endo sebagai Goto, pimpinan Yakuza Jepang yang ada di Jakarta. Setelah bertahun-tahun berperang dengan Bangun untuk memperebutkan supremasi dalam dunia hitam Jakarta, Goto dan Bangun mengesampingkan perbedaan mereka dan mengendalikan dunia hitam bersama-sama. Walaupun bekerja memerangi setiap ancaman terhadap kekuasaan mereka, gencatan senjata mereka sangat rapuh, dan kepercayaan mereka lemah.
Kazuki Kitamura sebagai Ryuichi, tangan kanan pimpinan Yakuza Goto, penerjemah, dan penasihat. Seperti halnya posisi Eka dalam keluarga Bangun, satu-satunya yang berdiri di antara Ryuchi dan takhta Goto adalah putra Goto, Keichi.
Cecep Arif Rahman sebagai The Assassin ("Pembunuh"), tukang pukul dan algojo Bejo. Hanya sedikit yang diketahui tentangnya selain pilihan senjata dan kesetiaannya kepada Bejo. Selalu mempersenjatai dirinya dengan dua karambit (pisau pendek melengkung), hatinya sedingin baja senjatanya.
Cok Simbara sebagai Bunawar, kepala satuan tugas anti-korupsi Jakarta. Bunawar selalu selangkah dari mengidentifikasi dan menangkap para polisi hitam yang bekerjasama dengan dunia kriminal Jakarta. Dengan Rama sebagai senjata rahasianya, Bunawar ingin memotong habis seluruh akar korupsi dalam tubuh kepolisian sampai ke titik penghabisan.
Yayan Ruhian sebagai Prakoso, algojo dan tukang pukul Bangun yang paling setia dan berdedikasi. Dia pernah menjalani kehidupan mewah, namun kini hidup menyendiri sebagai gelandangan. Dia adalah kunci kelangsungan hidup Bangun di dunia hitam Jakarta; mata dan telinga yang membantu Bangun mengontrol setiap aspek dunia hitam Jakarta.
Very Tri Yulisman sebagai Baseball Bat Man ("Pria Pentungan Bisbol"), adik dan rekan dari "Hammer Girl" sebagai pembunuh bayaran Bejo. Dia menyelamatkan kakaknya dari tangan ayah yang kejam dan keluarga berantakan. Kini mereka hidup sebagai duo pembunuh bayaran, mampu bekerja sendiri maupun bersama-sama sebagai sebuah tim tak terbendung.
Donny Alamsyah sebagai Andi, kakak Rama yang terasing dari keluarganya setelah terjun ke dunia kriminal dan kini menjadi pimpinan geng Tama (gembong narkoba dari cerita prekuel).
Pada Januari 2013, PT Merantau Films dan XYZ Films mengumumkan dimulainya proses produksi.[6] Matt Flannery, sinematografer film ini dalam akun twitternya menulis bahwa setidaknya 3 kamera RED digunakan dalam tes kamera untuk adegan kejar mengejar.[7][8]
Pembuatan
SetelahMerantau, Gareth Evans dan produser nya mulai bekerja pada sebuah proyek film silat berjudul Berandal, sebuah film berlatar penjara yang berskala besar dan tidak hanya dibintangi aktor-aktor dalam Merantau seperti Iko Uwais, Yayan Ruhian, dan Donny Alamsyah yang melanjutkan peranannya, tetapi juga bintang laga internasional. Sebuah trailer teaser disyuting, tetapi proyek tersebut terbukti lebih kompleks dan lebih memakan waktu daripada yang telah diantisipasi.[9] Setelah satu setengah tahun, Evans dan produsernya mengalami keterbatasan dana yang tidak mencukupi untuk memproduksi Berandal, sehingga mereka merubahnya menjadi cerita yang sederhana namun berbeda dengan anggaran yang lebih kecil. Mereka menyebut proyek ini Serbuan Maut (kemudian diganti dengan The Raid).[10]
Saat mengembangkan The Raid dalam bentuk naskah, Evans mulai mengembangkan gagasan untuk menciptakan hubungan antara film tersebut dengan proyek awalnya, Berandal. Akhirnya Berandal diputuskan akan menjadi sekuel The Raid.[11][12] Evans juga menyatakan niatnya untuk membuat trilogi.[13]
Berandal yang diberi judul internasional "The Raid 2: Berandal" untuk pasar AS ini memiliki anggaran yang "jauh lebih besar" dari pendahulunya dan jadwal syutingnya adalah sekitar 100 hari produksi fisik.[15] Proses pra-produksi seperti pemilihan peran dimulai pada bulan September 2012 sementara syuting dimulai dari Januari 2013.[16][17]
Setelah dirilis di Amerika pada tanggal 28 Maret 2014, film ini banyak menyita perhatian masyarakat. Pada 30 Maret 2014, film yang dibintangi Iko Uwais ini hanya membuka 7 penayangan saja di bioskop seluruh Amerika. The Raid 2: Berandal meraup $ 165,292 pada penayangan minggu pertama. Seminggu kemudian 6 April 2014, The Raid 2 menambah jumlah penayangan menjadi 26. Tetapi penambahan tersebut tidak berbanding lurus dengan penghasilannya. Pendapatan film ini menurun dengan memperoleh $ 130,298.[2]
Ternyata minat masyarakat Amerika terhadap film ini meningkat di minggu ketiga. The Raid 2 menambah penayangannya menjadi 954, dan memperoleh penghasilan kotor mingguan sebesar $ 956,672. Pendapatan tersebut merupakan penghasilan kotor mingguan terbesar yang diperoleh film ini. Pada minggu-minggu selanjutnya penghasilan kotor mingguan terus menurun, $363,672 (20 April 2014), $80,706 (27 April 2014), $29,270 (4 Mei 2014) dan terakhir sebesar $13,961 pada penutupan tayangan (11 May 2014). Dari semua penayangan, jumlah penghasilan kotor The Raid 2: Berandal sebesar $ 2,586,144.[2]