Tanahbaya, Randudongkal, Pemalang
SejarahAsal muasal Desa Tanahbaya berdasarkan masyarakat setempat bahwa Desa Tanahbaya di dirikan oleh sesepuh yang bernama Mbah Wanabaya & Mbah Rantisan. Makam keduanya terletak di sebelah barat Desa Tanahbaya dan menjadi salah satu makam keramat bagi penduduk setempat. Tidak di ketahui asal usul Mbah Wanabaya, tetapi keturunan Mbah Rantisan sampai sekarang banyak yang menetap di Desa Tanahbaya. DemografiMayoritas penduduk Tanahbaya adalah petani, baik petani sawah maupun petani sayur. Sebagian besar juga ada yang memilih untuk merantau karena peluang usaha di Desa Tanahbaya memang masih kurang menjanjikan. GeografiSecara geografis, Desa Tanahbaya berbatasan dengan
Desa Tanahbaya merupakan salah satu desa yang tertinggal dibanding dengan desa-desa lain di Kecamatan Randudongkal. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari persawahan, hutan dan bukit. FasilitasModa transportasi hanya satu, yaitu Angkudes (Angkutan Pedesaan) biasa disebut Koperanda atau Mobil Kuning. Mobil Kuning atau Koperanda beroperasi hanya sampai pukul 16:30 dengan jurusan Tanahbaya - Randudongkal, dan tidak memiliki kode trayek. Desa Tanahbaya terkenal dengan santrinya yang cukup banyak. Karena di desa inilah terdapat sebuah pesantren milik warga setempat yang berdiri sudah cukup lama. Hingga para santrinya pun mayoritas dari luar daerah. Kebanyakan santrinya berasal dari kota Pekalongan, Brebes hingga Batang, dan tidak sedikit pula warga Desa Tanahbaya sendiri yang menitipkan anak mereka di pesantren ini. Desa Tanahbaya memiliki dua area pemakaman, satu berada di sebelah selatan yang diberi nama Kuburan Kidul dan yang satunya di sebelah utara yang di beri nama Kuburan Lor. Di Kuburan Lor inilah tempat Mbah Wanabaya dan Mbah Rantisan yang konon sebagai pendiri Desa Tanahbaya dimakamkan. BudayaMayoritas penduduknya beragama Islam, dan hampir 99.9% penduduknya adalah Ras Melayu. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa Ngapak. Pranala luar
|