Sungai Kambaniru
Hidrologi DASLuku Kambaniru merupakan aliran utama pada sistem sungai di Daerah aliran sungai (DAS) Kambaniru yang memiliki luas 1.540 km2 (590 sq mi),[1] masuk dalam 9 kecamatan, terdiri dari 34 desa dan 8 kelurahan.[4] DAS Kambaniru berbatasan dengan DAS Watumbaka disebelah timur, DAS Taraba Nggongi disebelah tenggara, DAS Lailunggi dan DAS Wahang disebelah selatan. DAS Lakadu di sebelah barat daya, DAS Tidas dan DAS Mondu disebelah timur serta DAS Kawangu Payeti disebelah barat laut.[5] Secara topografi, mayoritas DAS Kambaniru merupakan wilayah pegunungan dan perbukitan. Setelah melewati Bendung Kambaniru, topografi di sekitar aliran sungai cenderung datar hingga ke hilir. Bendung Kambaniru selesai dibangun pada tanggal 8 September 1992 dan sempat mengalami kerusakan serius akibat bencana Badai Seroja pada April 2021.[6] Terletak sekitar 10 km dari kota Waingapu, merupakan bendungan terbesar di Kabupaten Sumba Timur yang mengairi lahan persawahan seluas 1.440 hektar di Mauliru, Kawangu dan juga Kambaniru.[7] Bendungan ini terletak di desa Malumbi, kecamatan Kambera.[8] DAS ini mengalami degradasi berat yang sedang diupayakan untuk direhabilitasi.[9] Meskipun pada musim kering, debit air mengecil, pada musim hujan setiap tahun sungai Kambaniru sering meluap, menggenangi pemukiman penduduk pada tempat-tempat tertentu yang belum dilindungi oleh prasarana banjir seperti pintu air dan tanggul.[10] Kurangnya sarana jembatan penyeberangan menyebabkan para siswa Sekolah Dasar Impres Bidipraing, setiap hari harus berenang menyeberangi sungai Kambaniru rata-rata selebar 65 meter dan kedalaman 1,2 meter dalam perjalanan menuju sekolah di desa Kiritanah, Kambera.[11] Geografi
Sungai ini mengalir di wilayah utara pulau Sumba yang beriklim basah dan kering atau sabana tropis (kode: As menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[13] Suhu rata-rata setahun sekitar 27 °C. Bulan panas adalah Oktober, dengan suhu rata-rata 31 °C, and terdingin Juni, sekitar 24 °C.[12] Curah hujan rata-rata tahunan adalah 1203 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Desember, dengan rata-rata 257 mm, dan yang terendah Agustus, rata-rata 2 mm.[14] LaguKeindahan Sungai Kambaniru telah mengilhami Ibu Mathilda Taka (Nyonya Daniswan Anwar) untuk menggubah lagu "Kambaniru" yang terkenal pada tahun 1960-an. Menurut Ibu Mathelda, lagu Kambaniru itu diciptakan bersama Pak Amir yang waktu itu kepala RRI Kupang, yang menginginkan adanya lagu-lagu yang bernapas kedaerahan termasuk keindahan alamnya.[15] Liriknya adalah:[15] Berkelok berliku tenang menuju muara Air mencumbu bidadari Berdendang gembira juita bersukaria Riuh memecahkan sunyi Reff. Kambaniru, Kambaniru tepian mandimu Berhiaskan jelita selalu Kambaniru,Kambaniru di niramu rindang Kelana terpesona enggan pulang Riwayat penciptaan lagu ini dimuat di Pos Kupang dengan topik Dendang Kambaniru Nyaris Terlupakan, 5 Juni 1996.[15] Lihat pula
Referensi
9°40′31″S 120°18′55″E / 9.6752°S 120.3152°E Pranala luar
|