Sungai Digul
SejarahRawa-rawa di bagian hulu dikenal dengan nama "Boven-Digoel" ("Digul Atas", dalam bahasa Belanda) dan menjadi tempat hukuman koloni di Tanahmerah (Tanah Merah) pada awal abad ke-20, ketika Indonesia merupakan koloni Belanda. Sebagai akibat pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang gagal pada tahun 1926, pemerintah Hindia Belanda mengasingkan 823 revolusioner utama di sini.[2] HidrologiBermata air di lereng selatan Pegunungan Maoke, sungai Digul mengalir mula-mula ke selatan dan kemudian ke barat sampai bermuara ke Laut Arafura. Sebagian besar alirannya melintasi wilayah rendah rawa-rawa yang luas dan membentuk suatu delta dekat pulau Dolak (Frederik Hendrik; sekarang pulau Yos Sudarso). Sungai ini memiliki panjang 525 kilometer (326 mi) dan dapat dilayari sejauh Tanah Merah. GeografiSungai ini mengalir di wilayah selatan pulau Papua yang beriklim muson tropis (kode: Am menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger).[3] Suhu rata-rata setahun sekitar 22 °C. Bulan terpanas adalah April, dengan suhu rata-rata 24 °C, and terdingin Juni, sekitar 20 °C.[4] Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3072 mm. Bulan dengan curah hujan tertinggi adalah Januari, dengan rata-rata 464 mm, dan yang terendah Juli, rata-rata 28 mm.[5]
Lihat pulaReferensi
|