Stefan Uroš III Nemanjić (Abjad Kiril Serbia: Стефан Урош III Немањић) atau lebih dikenal sebagai Stefan Dečanski (1276 - 8 September 1331) adalah Raja Serbia dari 6 Januari 1322 sampai 8 September 1331. Dečanski adalah putra Raja Stefan Milutin, dan dia berhasil berkuasa setelah menyingkirkan beberapa anggota keluarga yang memperebutkan takhta. Ia mendapat julukan Dečanski dari biara besar yang ia bangun di Dečani, Kosovo.
Masa muda
Stefan Uroš III adalah putra Raja Stefan Uroš II Milutin dan istri pertamanya Jelena, seorang wanita bangsawan Serbia. Ia lahir sebelum ayahnya naik takhta pada 1282.
Saat masih muda, ia dibuang oleh ayahnya sebagai sandera kepada Nogai Khan dari Gerombolan Emas, untuk menjaga perdamaian antara Serbia dan Tatar. Dia tinggal di istana Nogai sampai kematian Khan pada 1299.[1]
Pembuangan dan kepulangan
Pada tahun 1314, Dečanski bertengkar dengan ayahnya, yang mengirimnya ke Konstantinopel untuk dibutakan. Dečanski tidak pernah buta total dan kemungkinan besar tidak buta sama sekali.[2] Di Konstantinopel, Dečanski hidup di istana Andronikos II Palaiologos.[3] Dečanski menulis surat kepada Danilo, Uskup Zahumlje, meminta sang uskup untuk menyelesaikan masalahnya dengan ayahnya.[4] Danilo menulis surat kepada Uskup Agung Nikodemus dari Serbia, agar Nikodemus berbicara dengan Milutin dan membujuknya untuk memaafkan putranya. Pada tahun 1320, Dečanski diizinkan pulang ke Serbia dan diberi wewenang untuk memerintah Budimlje,[4] sementara saudara tirinya Stefan Konstantin, memegang kendali daerah Zeta.[5]
Memerintah
Milutin jatuh sakit dan meninggal pada tanggal 29 Oktober 1321, tanpa meninggalkan titah resmi mengenai pewaris takhtanya.[4] Konstantin dimahkotai sebagai Raja di Zeta, tetapi perang saudara segera pecah ketika Dečanski dan sepupunya Vladislav juga mengklaim takhta. Dečanski mengaku bahwa penglihatannya masih normal, menganggapnya sebagai mukjizat, lalu penduduk berkumpul mendukungnya dan percaya bahwa kesembuhannya adalah tanda dari Tuhan.[5] Pada tanggal 6 Januari 1322, Uskup Agung Serbia, Nikodemus, memahkotai raja Dečanski dan putranya, Stefan Dušan dinobatkan sebagai raja muda.[5] Dečanski kemudian memberikan Zeta kepada Dušan sebagai wilayah kekuasaan, menunjukkan keinginan agar Dusan menjadi ahli warisnya.[5] Menurut suatu kisah, Dečanski menawarkan pembagian wilayah dengan Konstantin, tapi ditolak.[6] Dečanski kemudian menyerang Zeta, dan Konstantin berhasil dikalahkan dan dibunuh.[7]
Sementara itu, Vladislav II telah dibebaskan dari penjara setelah kematian Milutin dan merebut kembali takhta Syrmia, yang diberikan oleh ayahnya di Serbia utara. Vladislav juga mengklaim takhta Serbia setelah kematian Milutin dan memobilisasi dukungan lokal dari Rudnik, di mana ayahnya dulu berkuasa.[7] Dengan mendapat dukungan dari Hungaria, Bulgaria, dan Bosnia, Vladislav mencoba merebut kendali atas Syrmia dan bersiap untuk bertempur melawan Dečanski.[7]
Pada 1323, perang pecah antara Dečanski dan Vladislav. Pada musim gugur, Vladislav masih menguasai Rudnik, tetapi pada akhir tahun 1323, Rudnik berhasil dikuasai oleh pejabat pro-Dečanski, dan Vladislav melarikan diri lebih jauh ke utara.[7] Beberapa pendukung Vladislav dari Rudnik yang dipimpin oleh Menčet, seorang saudagar dari Ragusa berlindung di dekat benteng Ostrovica, tempat mereka melawan pasukan Dečanski.[7] Dečanski mengirim utusan ke Ragusa (Dubrovnik) untuk mengecam dukungan Ragusa kepada Vladislav.[7] Ragusa menolak protes dari Dečanski.[7] Dečanski tidak puas, dan pada tahun 1324 dia mengumpulkan semua pedagang Ragusa yang dia temui, menyita harta benda mereka, dan menahan mereka.[7] Pada akhir tahun, Dečanski membebaskan para pedagang dan mengembalikan kekayaan mereka. Vladislav kalah dalam pertempuran pada akhir 1324, dan melarikan diri ke Hungaria.[7] Ketegangan antara Dubrovnik dan Serbia berlanjut: pada Agustus 1325 Vojvoda Vojin dari Serbia menjarah Dubrovnik.[7] Pada 25 Maret 1326, Dečanski akhirnya mengembalikan hak istimewa yang sebelumnya diberikan kepada Ragusa oleh Milutin.[7]
Dečanski mempertahankan aliansi dengan Andronikos II, Kaisar Bizantium.[8] Dia juga mendukung Andronikos II saat Bizantium dilanda perang saudara dengan Andronikos III Palaiologos. Namun, saat Andronikos III memperoleh kendali atas Bizantium, penguasa Yunani itu memulai aliansi dengan Tsar Mihail Asen III dari Bulgaria.[9] Mihail Asen III menceraikan saudari Dečanski, Anna, dan menikahi putri Bizantium Theodora Palaiologina. Kedua negara tersebut berniat untuk memulai invasi besar ke Serbia pada tahun 1330. Namun, Dečanski mampu mengalahkan dan membunuh Mihail Asen III dalam Pertempuran Velbazhd (1330). Pangeran Stefan Dušan juga memberi sumbangsih besar dalam kemenangan tersebut.[10]
Mendengar kekalahan Mihail, Andronikos III akhirnya mundur. Penaklukan Dečanski selanjutnya mendorong perbatasan Serbia ke selatan mendekati Makedonia Bizantium. Namun, beberapa pejabat di istana tidak puas dengan kebijakannya dan bersekongkol untuk menjatuhkannya demi berkuasanya Stefan Dušan. Pada 1331, Dusan datang dari Skadar ke Nerodimlje untuk menggulingkan Dečanski, yang melarikan diri ke Benteng Petrič.[11] Pada tanggal 21 Agustus 1331, Dušan menguasai Benteng Petrič melalui pengepungan dan memenjarakan ayahnya di Benteng Zvečan, di mana ia dicekik sampai mati pada tanggal 11 November 1331.[12]
Keluarga
Istri Dečanski yang pertama tidak diketahui namanya.[13] Mereka tidak dikaruniai anak.[13]
Dari istri keduanya, Theodora dari Bulgaria,[13] mempunyai:
Stefan Dušan, yang menggulingkannya dan mengambil alih gelar raja,[13] dan
Dušica (atau Dušman), yang meninggal sebelum 1318.
Dari istri ketiganya, Maria Palaiologina, [13] putri Ioannis Palaiologos, Dečanski mempunyai:
Simeon Uroš,[13] kemudian mencoba untuk merebut gelar kaisar dari keponakannya, Stefan Uroš dan memerintah sebagai penguasa independen di Thessalia,
Dečanski dipandang sebagai orang yang mulia dalam puisi dan wiracarita Serbia. Selain itu, Gereja Ortodoks Serbia telah menetapkan ia sebagai santo dengan hari pestanya adalah 24 November. Jenazahnya dipuja di biara Visoki Dečani, yang dibangunnya, di Kosovo.