Dahulunya, bangunan ini merupakan stasiun terminus dari jalur kereta api berjenis trem milik Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (PsSM) pada segmen Pasuruan—Warungdowo—Winongan. Untuk jalurnya sendiri merupakan lanjutan dari Warungdowo yang berbelok ke arah timur sepanjang 10 km, diresmikan dan dibuka pada tanggal 26 Maret 1897 untuk melayani angkutan gula dari beberapa suikerfabriek (pabrik gula) di sepanjang trayek ini yang saat itu masih beroperasi, yaitu de Goede Hoop (Pengkol), Gajam (Gayam) dan Bekasi-Oost (Winongan).[3][4] Stasiun ini dibangun tidak jauh dari Pasar Winongan dan PG.Bekasi-Oost di sebelah timur stasiun (sekitar kurang lebih 450 m) yang sekarang kompleks pabriknya menjadi kawasan rumah, sekolah dan sebuah lapangan.
Secara fisik, fasad bangunan ini tidak seperti stasiun-stasiun lainnya. Stasiun ini lebih mirip seperti rumah bergaya ala arsitektur Eropa namun telah disesuaikan sistem ventilasinya, agar dapat beradaptasi dengan iklim tropis yang hangat. Ruangan tunggu untuk penumpang (peron) menjorok agak ke dalam di bagian tengah, sedangkan ruangan disebelah kiri dan kanannya merupakan loket dan ruangan kepala stasiun.
Lokasi stasiun ini bersebelahan dengan Jalan Raya Winongan Lor, daerah Bandaran dengan posisi emplasemen peron menghadap selatan. Disaat masih beroperasi, jalur rel dari stasiun ini masih lurus ke arah timur memotong jalan raya melewati sungai, kemudian beberapa ratus meter berbelok ke kanan memotong jalan lagi dan memasuki area bekas PG.Winongan (Bekasi-Oost). Kondisi jalur masuk ke area pabrik gula (PG) yang seperti ini, kemungkinan untuk mengakali radius belok kereta api agar dapat berbelok mulus.
Stasiun ini ditutup bersamaan dengan ditutupnya jalur PsSM segmen Pasuruan—Warungdowo—Winongan pada tahun 1988. Kini bekas stasiun ini menjadi sebuah toko konter telpon seluler. Di bangunan ini juga terdapat patok dan plang aset kepemilikan Wilayah Penjagaan Aset IX Jember di dan sekitar lokasi bekas stasiun. Ke barat dari stasiun ini, masih dijumpai jalur yang dahulunya milik PsSM yang kemudian lebar sepurnya diperkecil menjadi 700 mm agar dapat dilintasi kereta lori milik PG. Kedawung untuk keperluan angkut gula yang kemudian menyimpang ke kanan setelah lapangan Gayam (dahulunya bekas kompleks pabrik gula).
Galeri
Stasiun Winongan (PsSM) saat masih aktif sekitar tahun 1910-1920 dengan lokomotif B16.
Patok KAI di sekitar stasiun sebagai penanda aset milik PT.KAI (Persero) wpa9.
Plang kepemilikan aset PT.KAI Daop 9 Jember di bagian emplasemen stasiun.
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).