Stasiun Telagasari
Stasiun Telagasari (TLS) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Telagasari, Lelea, Indramayu yang terletak di sebelah barat stasiun Jatibarang. Stasiun yang terletak pada ketinggian +7 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi III Cirebon. Awalnya stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus dan sepur badug menyambung di jalur 1.[3] Sejak beroperasinya jalur ganda segmen Haurgeulis–Telagasari per 8 Januari 1997,[4] jalur 1 baru stasiun dibangun tepat di depan pintu masuk asli stasiun sehingga saat ini Stasiun Telagasari dapat dipandang sebagai stasiun pulau. Sehingga, bangunan stasiun berada di antara jalur 1 dan 2. Namun sayangnya, kelanjutan jalur gandanya tidak dilanjutkan pembangunannya sampai Cirebon karena krisis ekonomi. Semenjak tahun 2007, jalur ganda tersebut sudah dapat dioperasikan,[5] sehingga stasiun ini kini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 dan 3 merupakan sepur lurus. Saat ini tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi penyusulan antarkereta api. InsidenPada tanggal 30 April 1951 dan 4 Juni 1952, Stasiun Telagasari dibakar dua kali oleh gerombolan pengacau. Alat-alat kantor, pesawat telepon, dan telegraf ikut habis terbakar. Gerombolan tersebut diyakini terafiliasi dengan DI/TII.[6] Pada 12 Oktober 2007, kereta api Senja Utama Solo jurusan Solo Balapan anjlok saat mencapai 150 meter mendekati Stasiun Telagasari pada pukul 23.20 WIB. Tidak ada korban jiwa, tetapi 900 penumpang yang naik kereta api tersebut harus berpindah dengan kereta api lain.[7] Pada 27 Agustus 2011, kereta api Gajayana Lebaran dibajak di Stasiun Telagasari. Salah satu orang di antara mereka masuk lokomotif dan menyandera masinis. Kereta sempat berhenti di Stasiun Haurgeulis untuk menurunkan penumpang gelap tersebut di lokomotif. Dalam keadaan terluka, masinis terus menghubungi pusat kendali Cirebon agar Gajayana terus melaju tanpa henti. Ketika sampai di wilayah kerja Daop I, masinis KA Gajayana berusaha mengontak PK agar kereta diberhentikan luar biasa, tetapi gagal berhenti di Bekasi maupun di Jatinegara, dan diarahkan ke stasiun Pasar Senen. Pada pukul 09.35 Gajayana masuk jalur 4 dan berhenti dengan rem darurat oleh petugas teknisi, dan dihadang aparat Brimob yang sudah siaga di bibir peron.[8] Galeri
Referensi
|