Stasiun Negeri Agung (NGN) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Negeri Agung, Negeri Agung, Way Kanan. Stasiun yang terletak pada ketinggian +46 meter ini termasuk dalam Divisi Regional IV Tanjungkarang serta merupakan stasiun yang letaknya paling tenggara di Kabupaten Way Kanan.
Stasiun ini memiliki tiga jalur kereta api. Pada awalnya, jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda Cempaka–Giham dimulai pembangunannya tahun 2013-2014, beroperasi parsial pada tahun 2016, dan mulai diuji coba penuh di seluruh segmennya pada Agustus 2018,[3][4][5] tata letak stasiun dan pos sinyal di jalur ini dirombak. Jalur 2 kini hanya dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Baturaja-Prabumulih saja dan jalur 3 merupakan sepur lurus baru untuk arah Tanjungkarang. Semua jalur di stasiun ini cukup untuk memuat rangkaian KA Babaranjang.
Uniknya, jalur ganda di petak jalan antara Negeri Agung–Blambangan Umpu tidak sejajar; berbeda ketinggian jalur dan posisinya menjauh dari rute lama jalur. Hal ini karena pengaruh kontur jalur yang berbukit-bukit yang tidak memungkinkan untuk mengepras bukit yang sejajar dengan rute lama. Keunikan lainnya adalah, bersama dengan Stasiun Negara Ratu, apabila ada kereta api penumpang dari arah Prabumulih yang akan berhenti di stasiun ini, maka kereta api tersebut akan melawan arus jalur ganda dari arah Tanjungkarang dan berbelok ke jalur 2 untuk mendapatkan peron. Sebagai akibatnya, jika ada kereta api dari arah Tanjungkarang yang hendak melintas diharuskan berhenti terlebih dahulu di sinyal masuk hingga kereta api penumpang berangkat dan jalur telah aman.
Hanya satu layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini, yaitu kereta api Rajabasa.
Layanan kereta api
Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[6]
Insiden
Pada tanggal 6 Oktober 2015, KA Babaranjang dengan nomor KA 3026 menabrak gerbong paling belakang KA 3024 yang sedang berhenti di stasiun ini. Tidak ada korban jiwa, tetapi akibat tabrakan tersebut, rangkaian KA 3024 yang ditabrak oleh Lokomotif KA 3026 mengalami kerusakan dan anjlok sebanyak 17 as, begitu pula dengan dua Lokomotif KA 3026 (CC 205 13 15 dan CC 205 13 26) dan 2 (dua) gerbong dibelakangnya anjlok sebanyak 20 as serta kerusakan komponen jalan rel di stasiun ini. Proses evakuasi terhadap kedua rangkaian KA yang anjlok tersebut selesai dilakukan pada pukul 19.22 WIB tanggal 7 Oktober 2015 dan menyebabkan seluruh perjalanan KA dibatalkan. Lokomotif yang terlibat dalam kecelakaan ini pun rusak berat sehingga harus dikirim ke Progress Rail pada tahun 2018, dan telah kembali ke Lampung pada tahun 2020.[7][8]
Referensi
Pranala luar
(Indonesia) Situs web resmi KAI dan jadwal kereta api