Stasiun Ketandan (KET) merupakan stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Ketandan, Klaten Utara, Klaten. Sebelum dioperasikan jalur ganda, stasiun yang terletak pada ketinggian +148 m ini digunakan sebagai persilangan dan penyusulan antarkereta api. Di samping stasiun ini ada perlintasan sebidang dengan nomor pos jaga lintasan 266.[3] Dulu stasiun ini menjadi jualan bunga hias, tetapi sekarang bangunannya dibiarkan kosong.
Pada saat stasiun ini aktif, stasiun ini terakhir memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus.[4] Letak bangunan stasiun yang terlalu dekat dengan perlintasan sebidang dan jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Klaten menyebabkan stasiun ini tidak dapat digunakan untuk penyusulan antarkereta api setelah jalur ganda petak Brambanan-Delanggu dioperasikan pada 15 Desember 2003.[5][6]
Saat ini di dekat Stasiun Ketandan telah dipasangi gardu pengendali sinyal blok intermediat. Gardu ini diaktifkan sejak 12 Februari 2019, bersamaan dengan switch over sistem persinyalan mekanik pada segmen jalur Ceper-Srowot ke sistem persinyalan elektrik produksi PT Len Industri (Persero) yang sudah dipasang sejak 2013.[7]
Insiden
Pada tanggal 22 Agustus 2002, kereta api campuran angkutan Pupuk Sriwijaya dan ketel ringan Pertamina yang ditarik BB200 28 anjlok dan terguling di dekat Stasiun Ketandan. Dari data yang dihimpun, kereta tersebut tidak berhenti di Stasiun Ketandan untuk menunggu persilangan dengan KA lain, tetapi meluncur terus dan menabrak ujung sepur badug. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.[8]
Panorama
Galeri
Eks Stasiun Ketandan yang sekarang dibiarkan kosong (Kredit: Yoga Prasetya Utama)
Terlihat pos jaga litas 266 disamping stasiun ketandan didepan KA Sidomukti akan melintas menuju Stasiun Yogyakarta.
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).