Dahulu ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Sumberejo, terdapat Halte Balen dan Halte Besuki yang kini sudah tidak aktif.[3]
Bangunan dan tata letak
Stasiun ini awalnya menggunakan sistem persinyalan mekanik dan memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda ruas Bojonegoro–Babat resmi dioperasikan mulai pertengahan April 2014,[4] jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Semarang saja, sedangkan jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus untuk arah Surabaya. Saat pembangunan jalur ganda, ketiga jalur tersebut sedikit digeser dari posisinya semula yang mengakibatkan bangunan lama stasiun ini harus dibongkar dan digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar, kemudian ditambahkan satu jalur belok baru di sisi barat daya stasiun sehingga jumlah jalurnya bertambah menjadi empat. Selain itu, sistem persinyalannya diubah dari sinyal mekanik menjadi sistem persinyalan elektrik.[5]
Jalur 4
←
Sepur belok untuk pemberhentian kereta api ke arah timur
Pada tanggal 23 Januari 2009, terjadi tabrakan kereta api Rajawali dengan kereta api peti kemasAntaboga di stasiun ini, tepatnya di jalur 1. Masinis KA Antaboga tewas akibat kecelakaan tersebut. Kecelakaan terjadi diduga karena keteledoran masinis dan asisten masinis KA Rajawali, yaitu melanggar sinyal masuk ketika aspek (isyarat) sinyal masih menandakan bahaya. Petugas PPKA tidak memindahkan wesel ke jalur 2 yang masih kosong. Tabrakan tidak mampu dihindari lagi. Dari kejadian ini, tercatat bahwa masinis kereta api peti kemas Antaboga dan asistennya tewas terjepit dalam kondisi lokomotif yang ringsek.[6]
Galeri
Stasiun Kapas, 2010
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
^Officieele Reisgids der Spoor en Tramwegen en Aansluitende Automobieldiensten op Java en Madoera. Staatsspoor en Tramwegen Particuliere Spoor en Tramweg-Maatschappijen. 1931. hlm. 168–171.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)