Dalam sejarahnya, stasiun yang berada pada ketinggian 430 meter di atas permukaan laut ini merupakan titik akhir dari jalur kereta api Malang–Gondanglegi–Dampit. Tujuan MS membangun jalur ini, agar kereta api mudah dijangkau rakyat pedesaan wilayah timur Malang.[3]
Stasiun ini dibuka bersama dengan segmen Talok–Dampit pada tanggal 14 Januari 1899.[4] Operasional angkutan barang di jalur ini didominasi oleh tebu dan gula dari Pabrik Gula Kebonagung dan Pabrik Gula Krebet. Selain itu, untuk penumpang sendiri didominasi kaum pedagang.[5]
Jalur ini dinonaktifkan pada tahun 1978 untuk layanan umum karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Kini semua aset di jalur ini dikuasai oleh PT Kereta Api Indonesia. Emplasemen stasiun ini kini berubah menjadi pemukiman padat penduduk.
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).