Stasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur ruas pertama Malang Stoomtram Maatschappij (MS), yaitu Malang Kotalama–Gondanglegi sebagai bagian dari proyek jalur kereta api Malang–Dampit. Hal ini sejalan dengan tujuan MS, yaitu supaya kereta api mudah dijangkau rakyat pedesaan wilayah timur Malang.[3]
Stasiun ini dibuka bersamaan dengan jalur ruas Bululawang–Gondanglegi pada 4 Februari 1898.[4] Pengoperasian angkutan barang di jalur ini didominasi oleh tebu dan gula dari Pabrik Gula Kebonagung dan Pabrik Gula Krebet. Selain itu, sebagian besar penumpang trem merupakan pedagang.[5]
Karena Kepanjen merupakan pusat keramaian kedua di Malang Raya setelah Kota Malang, maka MS mengincar wilayah tersebut. Supaya arus pengangkutan dapat terhubung langsung ke Kepanjen dari arah Dampit tanpa singgah ke Malang Kotalama, maka dibangun suatu jalur kereta api yang selesai pada 10 Juni 1900.[4] Namun, jalur ini dinonaktifkan pada zaman pendudukan Jepang pada tahun 1943.[6][7] Jalur ini tidak dicatat dalam inventaris PT KAI, tetapi dicatat dalam Buku Jarak.
Jalur ini dinonaktifkan pada tahun 1978 sebagai layanan umum karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Semua aset di jalur ini kini dikuasai oleh Kereta Api Indonesia.
Galeri
Bagian atas bangunan stasiun
Tampak sisi bangunan stasiun, dilihat dari arah utara
Plat aset yang terpampang di dinding bangunan stasiun
Papan aset yang terpampang di sebelah timur bangunan stasiun
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).