Sri Cudamani WarmadewaSri Maharaja Cudamani Warmadewa merupakan Maharaja Sriwijaya, yang namanya dikenal dalam kronik Tiongkok sebagai Se-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa.[1] Namanya dikenal dalam Prasasti Leiden, Kronik Tiongkok, dan juga Naskah Wangsakerta.
BiografiAtiśa, seorang sarjana Buddha asal Benggala yang berperan dalam mengembangkan Buddha Vajrayana di Tibet, dalam kertas kerjanya Durbodhāloka menyebutkan bahwa karyanya tersebut dituliskan pada masa pemerintahan Sri Culamanivarmadeva penguasa Sriwijayanagara di Malayagiri di Suvarnadvipa, sekitar akhir abad ke-10.[2] Pada tahun 1003, Sri Culamani Warmadewa mendedikasikan sebuah candi untuk dipersembahkan kepada kaisar Tiongkok yang dinamakan cheng tien wan shou[3] (Candi Bungsu, salah satu bagian dari candi yang terletak di Muara Takus).[4] Kemudian namanya juga didedikasikan untuk sebuah vihara yang dinamakan dengan Vihara Culamanivarmma di selatan India, sebagaimana yang tersebut pada prasasti Leiden. Hal ini juga menunjukan adanya hubungan diplomasi antara Sriwijaya dengan dinasti Chola waktu itu.[5] Referensi
|