Si PatokaanSi Patokaan adalah lagu daerah di Sulawesi Utara yang dinyanyikan dalam bahasa Minahasa[1] dialek sub etnis Tonsea. Patokaan adalah sebuah kampung di wilayah Minahasa Utara yang berjarak sekitar 7 KM dari Bandara Internasional Sam Ratulangi dan 26 KM dari Airmadidi, Ibu Kota Kabupaten. Lagu Si Patokaan tercipta sebagai lagu rakyat daerah Minahasa. Asal muasal lagu ini bagi masyarakat Patokaan adalah sangat jelas, meskipun mereka tidak pernah tahu siapa penggubahnya. Orang yang pertama mempopulerkan lagu ini juga tidak diketahui. Hal ini terjadi lantaran budaya tutur pada masyarakat Minahasa jauh lebih kuat daripada budaya tulis. Sehingga untuk mendokumentasikan sesuatu, banyak informasi akan diceritakan dari satu orang kepada orang lain. Kemudian, informasi tersebut akan berlanjut dari satu generasi ke generasi yang lain tanpa melalui proses literasi tulis. Dengan demikian, sumber utama asal muasal lagu ini pada akhirnya sulit dilacak secara spesifik. Lirik lagu
Sejarah AwalPatokaan pada awal berdirinya dikelilingi hutan belantara. Selama tahun-tahun awal, hutan di wilayah ini menjadi tempat berkembang biaknya anopheles atau lebih dikenal dengan nyamuk malaria. Tinggal jauh dari pemukiman utama, akses terhadap fasilitas kesehatan sangatlah terbatas bagi masyarakat Patokaan awal. Akibat penyakit malaria yang mewabah hebat di Patokaan, beberapa masyarakat awal memilih untuk kembali ke kampung asal yang antaranya Desa Laikit, Mapanget dan Talawaan. Hal ini mereka lakukan untuk menghindari wabah malaria yang hebat waktu itu. Kenyataannya meskipun mereka telah keluar dari wilayah Patokaan, beberapa dari antara mereka ternyata sudah terjangkiti oleh parasit plasmodium falciparum. Menurut cerita turun temurun, masyarakat Patokaan yang keluar dari kampung itu terlihat sakit-sakitan dengan badan yang terus gemetaran dan warna kulit terlihat kuning. Akibatnya, masyarakat Patokaan yang kembali ke kampung halaman mereka itu banyak kali menjadi tujuan cibiran dan cemoohan dari orang-orang kampung lainnya. Hal ini kemungkinan terjadi karena masyarakat pada saat itu takut terjangkiti oleh penyakit malaria ini. Frase-frase cemoohan orang kampung kepada masyarakat Patokaan ini pada akhirnya menjadi sebuah lirik lagu rakyat Tonsea. Lagu ini dinyanyikan berulang-ulang dari satu komunitas ke komunitas yang lain. Notasi LaguInterpretasiTerlepas bagian awal dari lagu Si Patokaan merupakan sebuah bentuk cemoohan yang ditujukan kepada masyarakat Patokaan awal, bagian refrainnya memiliki arti yang sangat unik dan dalam. Ini adalah beberapa interpretasi unik dari frase "Sa Ko Mangemo nan tana' jao, mangemo mileilek lako,Sayang.":
Demikianlah beberapa interpretasi dari refrain pada lagu Si Patokaan. Referens
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulut/filosofi-musik-minahasa/[1] Pranala luar
|