Tombo Ati adalah lagu tradisional Jawa yang diciptakan oleh Sunan Bonang,[1] yakni salah satu Walisongo yang berasal dari Tuban, Jawa Timur. Lagu ini berisi tentang 5 cara yang mendasar agar seorang Muslim memperoleh kedamaian dan ketenangan spiritual, yaitu dengan membaca Al Quran beserta maknanya, melakukan salat sunnah tahajjud (di samping juga melakukan shalat fardhu), berkumpul dengan orang-orang sholeh, melaksanakan puasa-puasa sunnah (di samping juga melaksanakan puasa wajib), serta terus-menerus berdzikir kepada Allah. Lagu ini selalu diajarkan di pesantren-pesantren, dan telah dinyanyikan, direkam, dan dirilis oleh beberapa penyanyi Indonesia.
Lirik
Lirik dari lagu ini ditulis dalam Bahasa JawaVernakular. Ada beberapa adaptasi modern, namun sebuah versi umum adalah:
Teks Bahasa Jawa
Tombo Ati iku limo perkarane
Kaping pisan moco Qur'an sak maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo zikir wengi ingkang suwe
Salah sawijine sopo biso anglakoni
Insya Allah, Gusti Allah ngijabahi
Terjemahan Bahasa Indonesia
Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama baca Qur'an serta maknanya
Yang kedua sholat malam laksanakanlah
Yang ketiga berkumpulah dengan orang sholeh
Yang keempat perut harus selalu lapar (perbanyak berpuasa)
Yang kelima dzikir malam perpanjanglah
Barang siapa bisa menjalankan
Insya Allah, Allah akan mengabulkan
Pesan kunci dari lagu ini adalah untuk mendapatkan kedamaian spiritual, seseorang harus mengikuti perintah Allah.
Popularitas
Lima abad setelah penulisannya, lagu ini adalah salah satu lagu tradisional Jawa yang paling populer. Popularitasnya juga menyebar ke daerah Indonesia mayoritas Muslim seperti Sumatra.[2] Kontes lagu islami di Indonesia sering menggunakannya sebagai lagu wajib.[3] Karena isi spiritualnya, pesantren-pesantren sering mengajarkannya, terutama pesantren di daerah pedalaman tradisional Jawa.[4]
Penyanyi-penyanyi Indonesia telah sering merilis ulang lagu ini sebagai lagu religius modern, dan sering ditambah dengan terjemahan bahasa Indonesia. Salah satu adaptasi terbaru, dalam album Istighfar oleh Opick, telah terjual setidaknya 180.000 kopi pada tahun 2005.[5] Adaptasi lainnya, oleh Emha Ainun Nadjib juga terkenal. Lagu ini terutama sangat populer pada bulan suci Ramadan.[6]