Serbuan Halilintar
Serbuan Halilintar (internasional: Special Silencers) adalah film aksi laga horor dewasa tahun 1979 dari Indonesia yang disutradarai oleh Arizal dan diperankan oleh Eva Arnaz dan Barry Prima. Film ini didistribusikan oleh Parkit Films. Film aksi laga horor ini adalah salah satu film pertama dari Indonesia yang menggabungkan unsur aksi dan supernatural dengan menggunakan banyak efek khusus yang banyak dianggap mengejutkan pada saat dirilis. Seperti banyak film dari Parkit Films pada masa tersebut, film ini pada tahun 1979 dirilis perdana bukan di Indonesia, melainkan di pasar internasional, dengan mengusung judul Special Silencers (bahasa Indonesia: "Peredam Khusus"). Setelah film aksi ini mendapat sambutan cukup memuaskan di pasar internasional, film ini kemudian dirilis di Indonesia pada tahun 1982 dengan judul Serbuan Halilintar. Rilis Special Silencers versi Indonesia ini kemudian mengalami banyak guntingan sensor film dari Badan Sensor Film karena maraknya unsur-unsur film eksploitasi seperti seks dan kekerasan yang mewarnai film ini, walaupun film ini memang ditujukan untuk penonton dewasa. Film ini adalah film yang telah mengangkat nama aktor Barry Prima sebelum dia kemudian melejit lewat film Jaka Sembung Sang Penakluk (1981). Sampai sekarang belum ada versi rilis resmi film ini dalam format video rumah. Namun, film ini sempat dirilis dalam bentuk DVD dalam dialog bahasa Inggris dan teks terjemahan bahasa Belanda oleh perusahaan distributor film Delta Video dari Belanda. SinopsisGundar (Dicky Zulkarnaen), seorang yang haus kekuasaan, melumpuhkan kakeknya yang merupakan seorang biksu dan mencuri sebuah kantong berisi "peredam khusus", pil kecil berwarna oranye yang memiliki efek yang berbeda tergantung pada siapa yang menggunakan mereka. Pil tersebut biasa dibawa para biksu dalam meditasi mereka, tetapi pil tersebut juga dapat membuat orang yang memilikinya menjadi tak terkalahkan senjata dan benda tajam apapun. Uniknya, jika pil ini masuk ke makanan atau minuman orang yang tidak menaruh curiga, akan terjadi hal yang menyeramkan - pohon yang tumbuh dengan cepat akan mulai tumbuh di dalam perut mereka, merobek-robek mereka hingga hancur. Gundar bersekongkol dengan antek tangan kanannya, Gumilar (WD Mochtar) dan pasukan besar preman mereka untuk menggunakan pil tersebut dan berbagai cara keji lain untuk menggulingkan wali kota mereka dan merebut kedudukannya. Setelah berhasil menaruhkan beberapa pil "peredam khusus" dalam minuman si wali kota yang mengakibatkan kematiannya, kedua penjahat itu kemudian menyadari bahwa mereka juga harus menyingkirkan orang-orang yang mungkin akan menjadi penerus wali kota tersebut dan menjadi penghalang niat mereka, antara lain asisten wali kota, saudaranya yang seorang polisi, keponakan, dan putri si wali kota. Saat situasi kota mulai memburuk, datanglah Hendra (Barry Prima) ke kota tersebut dengan mengendarai sepeda motor. Hendra merupakan teman sekelas Dayan, keponakan wali kota, dan juga menaruh hati kepada Julia (Eva Arnaz), putri wali kota. Dia bersama Dayan dan Julia bergabung dalam sebuah tim untuk menghentikan Gundar dan para anak buahnya dalam rencana jahat mereka. Kemudian film mulai diisi adegan-adegan penuh laga dari adegan satu ke adegan berikutnya. Film diakhiri dengan kalahnya Gundar dan Gumilar yang tewas oleh racun mereka sendiri. Pemeran
Pranala luar
|