Salpuri (살풀이) adalah tarian rakyat Korea yang bermakna "mengusir arwah jahat, setan dan kesialan".[1] Salpuri termasuk dalam kategori heoteunchum, yakni tarian impromptu yang ditampilkan dengan gaya yang tidak ditentukan. Heoteunchum menjadi pola dasar tari-tarian tradisional Korea yang bersifat improvisasi, yang ditandai dengan gerakan mengangkat bahu dan menggerakan tangan mengikuti musik.[2]
Asal usul
Tarian ini berasal dari wilayah selatan Semenanjung Korea yang awalnya ditarikan oleh seorang dukun (mudang) untuk mengakhiri sebuah gut.[1] Dukun yang berganti-ganti kostum pada saat gut memakai pakaian seperti orang biasa untuk menampilkan tari salpuri.[1]
Pada akhir gut, terdapat ritual ssitgimgut dan ogwigut dimana dukun membersihkan jiwa orang mati. Jiwa tersebut dikirim ke surga menggunakan perahu kecil dan dukun menari menggunakan selendang putih sebagai simbol jiwa yang diberangkatkan.[1] Tarian terakhir dimaksudkan untuk menghibur tamu dan kadang-kadang mereka ikut menari bersama.[1]
Bersama dengan seungmu, salpuri mulai dikembangkan oleh para gisaeng di awal abad ke-20 dan dikenal dengan nama ipchum, sanjo, heoteunchum, atau tari selendang. Pada tahun 1936, tari ini mulai dinamakan salpuri pada saat ditampilkan oleh penari Han Seong-jun yang telah mengembangkan gaya dan memformalkan gerakannya. Salpuri kini berkembang menjadi tarian yang abstrak dan tidak bersifat religius.[1]
Ciri khas
Tari salpuri bercirikhas sederhana karena penarinya, baik wanita atau pria dapat mengenakan hanbok sehari-hari, biasanya berwarna putih dan dilengkapi selendang di tangan.[3] Penari melambaikan selendang putih panjang dari sutera dengan memfokuskan gerakan pada tubuh bagian atas sementara gerakan kaki terkontrol dan tenang. Selendang yang dikibaskan ke udara melambangkan si penari sedang mengendalikan kesakitan dalam jiwa ("han").
Lagu yang mengiringi salpuri dinamakan nyanyian salpuri dan musiknya dinamakan sinawi. Tiga daerah di Korea memiliki variasi salpuri yang berbeda-beda antara lain versi Gyeonggi, Jeolla dan Gyeongsang.[1]