Roman Protasevich
Roman Dmitriyevich Protasevich (bahasa Rusia: Роман Дмитриевич Протасевич; lahir pada 5 Mei 1995), atau Raman Dzmitryjevič Pratasevič (bahasa Belarus: Раман Дзмітрыевіч Пратасевіч, translit. Raman Dzmitryyevich Pratasyevich), adalah wartawan dan aktivis Belarus. Protasevich merupakan mantan pemimpin redaksi saluran Telegram Nexta dan juga kepala editor di saluran Telegram "Belarus of the Brain". Pada 23 Mei 2021, Protasevich ditahan oleh Pemerintah Belarus setelah pesawat komersial yang dinaikinya dicegat pesawat jet tempur Belarus dan diperintahkan untuk mendarat di Minsk. Kehidupan pribadiProtasevich lahir pada 5 Mei 1995[1] di Minsk,[butuh rujukan] Belarus. Pada tahun 2019, Protasevich memindahkan kediamannya ke Polandia.[2] Protasevich memiliki seorang kekasih berkewarganegaraan Rusia bernama Sofia Sapega yang juga ditahan oleh otoritas Belarus pada 23 Mei 2021.[3][4] Menurut keterangan ibunda Sapega, Protasevich dan Sapega telah saling mengenal selama enam bulan sebelum peristiwa penangkapan keduanya pada Mei 2021.[5] Sapega lahir di Vladivostok, namun banyak menghabiskan masa hidupnya di Belarus.[4][5] Pada saat penangkapannya, Sapega merupakan mahasiswi jurusan hukum internasional di Universitas Kebudayaan Eropa di Vilnius.[5] KarierAktivisme oposisi di Belarus (2011–2019)Protasevich telah menjadi aktivis oposisi sejak masa mudanya; ia berpartisipasi dalam unjuk rasa pada awal dekade 2010-an.[6] Sejak 2011, Protasevich menjadi anggota Front Pemuda, organisasi politik yang dikenal sebagai oposisi pemerintah di Belarus.[7] Protasevich ikut mengelola sebuah grup besar di jejaring sosial VKontakte sebagai oposisi terhadap Presiden Alexander Lukashenko hingga 2012 setelah grup tersebut dibajak oleh otoritas Belarus.[8] Protasevich hadir dalam unjuk rasa Euromaidan selama satu bulan.[9] Protasevich menjadi mahasiswa jurusan jurnalistik di Universitas Negeri Belarus hingga ia dikeluarkan pada tahun 2018.[10] Pada tahun 2017, Protasevich dituduh berpartisipasi dalam sebuah acara tidak berizin di Kurapaty, namun ia berhasil membuktikan di pengadilan bahwa ia tidak berada di acara tersebut.[11] Protasevich bekerja sebagai wartawan untuk media Belarus.[12] Ia juga bekerja untuk Radio Free Europe/Radio Liberty edisi Belarus;[13] pada tahun 2017 hingga 2018, sebagai wartawan independen, ia menjadi peserta Václav Havel Fellow in Journalism di Praha, dimana program tersebut turut disponsori oleh Radio Free Europe.[14] Sejak Maret 2019, Protasevich menjadi fotografer untuk Euroradio.fm dan ikut serta pada pertemuan antara Perdana Menteri Austria (Sebastian Kurz) dan Belarus (Sergey Rumas) di Minsk.[15] Protasevich juga pernah mengambil foto Presiden Alexander Lukashenko setidaknya satu kali dalam acara Pesta Olahraga Eropa 2019.[16] Di samping fotografer, Protasevich juga pernah membuat laporan video untuk Euroradio.fm tentang pengungsi Suku Chechen yang berusaha pindah ke Uni Eropa melalui Belarus.[16] Aktivisme oposisi di pengasingan (2019–2021)Pada tahun 2019, Protasevich memindahkan kediamannya ke Polandia.[2] Pada 22 Januari 2020, Protasevich mengumumkan dirinya mengajukan suaka politik di Polandia.[6] Pada tahun 2020, Protasevich menangani saluran Telegram Nexta bersama dengan rekan pembuatnya Sciapan Pucila (Stepan Putilo).[12] Pada Agustus 2020, setelah otoritas Belarus berusaha untuk mematikan akses internet selama Pemilihan Presiden Belarus 2020, Nexta menjadi salah satu sumber utama informasi terkait unjuk rasa terhadap dugaan kecurangan pemilu dan mulai mengkoordinir unjuk rasa tersebut.[12] Saluran tersebut telah memiliki 800 ribu pengikut baru dalam satu minggu.[12] Pada September 2020, Protasevich mengundurkan diri dari Nexta.[2][13] Pada 5 November 2020, Protasevich dan Pucila dituduh mengorganisir kerusuhan massal (pasal 293 Undang-undang Kriminal Belarus), melakukan aksi yang sangat melanggar ketertiban umum (pasal 342), dan menghasut permusuhan sosial berdasarkan afilisasi profesional (pasal 130 ayat 3). Pada 19 November, Komite Keamanan Negara Belarus (KGB) memasukkan Protasevich dan Pucila ke dalam "daftar organisasi dan individu yang terlibat dalam aktivitas terorisme" atas dasar "kerusuhan massal".[17] Pada 2 Maret 2021, Protasevich mengumumkan dirinya telah mulai bekerja untuk saluran Telegram "Belarus of the Brain" yang sebelumnya ditangani Ihar Losik, penulis blog yang ditahan Pemerintah Belarus.[13][18] Ryanair Penerbangan 4978 dan penangkapanPada 23 Mei 2021, Ryanair Penerbangan 4978 dari Athena menuju Vilnius, dengan Protasevich sebagai salah satu penumpangnya, dicegat di teritori udara Belarus oleh pesawat jet tempur Belarus dan dialihkan ke Bandar Udara Internasional Minsk.[19][20][21] Ketika berada di Athena, Protasevich mengirimkan pesan melalui jejaring sosial Telegram bahwa dirinya melihat seorang pria di bandara yang mengikuti dan mengambil gambar dirinya.[22] Staf Bandara Minsk mengatakan pesawat tersebut didaratkan karena adanya laporan bom. Otoritas Bandara Lituania mengatakan mereka tidak diberitahu terkait ancaman bom, namun sebaliknya diberitahu penyebab pengalihan pesawat adalah karena adanya konflik antara seorang penumpang dan awak penerbangan.[19] Pesawat mengubah arah ketika pesawat hampir memasuki teritori udara Lituania.[22] Menurut seorang saksi mata yang dikutip Reuters, ketika mendengar pesawat akan dialihkan ke Minsk, Protasevich langsung memberikan beberapa barang bawaannya kepada Sapega.[23] Di Minsk, Protasevich dan Sapega dikeluarkan dari pesawat dan ditangkap. Tidak ada bom yang ditemukan di pesawat.[20][21][24] Meskipun pesawat sudah mendekati Vilnius, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, menurut pemberitaan pers resminya, secara pribadi memerintahkan pengalihan pesawat tersebut ke Minsk dan mengirimkan sebuah pesawat jet tempur MiG-29 dari Angkatan Udara Belarus untuk mengarahkan pesawat ke Minsk.[20][25][26] Menurut seorang perwakilan Ryanair yang dikutip surat kabar Rusia Novaya Gazeta, petugas pengatur lalu lintas udara Belarus menginformasikan kepada awak pesawatnya terkait ancaman bom dan meminta mereka untuk mengubah arah ke Minsk.[27] Sebuah video yang dirilis komunitas fotografer pesawat Belarus menampilkan pesawat MiG-29 yang diduga mencegat pesawat Ryanair dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara.[28] Setelah pesawat mendarat di Minsk, Protasevich dibawa pergi oleh kepolisian Belarus.[14] Seorang penumpang dilaporkan mendengar Protasevich berbicara terkait kemungkinan dirinya menghadapi hukuman mati, yang mana hal tersebut juga dikemukakan pada hari yang sama oleh Sviatlana Tsikhanouskaya, pemimpin oposisi Belarus yang diasingkan. Tuduhan kerusuhan massal yang diberikan kepada Protasevich dapat membuatnya dipenjara hingga 15 tahun.[29][30][31] Protasevich melakukan perjalanan ke Athena sebagai perwakilan Tsikhanouskaya di Forum Ekonomi Delphi, sebuah forum internasional di Yunani.[29] Satu hari pasca peristiwa penangkapan, televisi Pemerintah Belarus merilis sebuah video yang menampilkan Protasevich, dengan tanda kehitaman pada dahinya, dimana ia mengatakan ia akan mengakui keterlibatannya dalam mengorganisir unjuk rasa dan dirinya tidak memiliki masalah kesehatan.[32] Ayahanda Protasevich mengatakan video tersebut tampak dipaksakan dan hidung Protasevich terlihat patah.[33] Sejumlah rekan Protasevich, termasuk Sviatlana Tsikhanouskaya mengatakan video tersebut adalah "tampilan bagaimana Protasevich terlihat di bawah tekanan fisik dan moral".[34] Pusat Hak Asasi Manusia Viasna dan sejumlah organisasi hak asasi manusia lainnya di Belarus menyebut Protasevich sebagai "tahanan politik" dalam sebuah pernyataan bersama dan mendesak pembebasan segera bagi Protasevich.[35] Amnesty International menyerukan pembebasan Protasevich dan kekasihnya Sofia Sapega, dengan mengatakan "penangkapan keduanya adalah tindakan sewenang-wenang dan melawan hukum, dan keadannya sangat mengerikan".[36] Otoritas Belarus menghambat orang tua Protasevich dan Inessa Olenskaya, pengacara yang disewa, untuk mengunjungi Protasevich dan mendapatkan informasi terkait lokasi dan kondisi kesehatannya hingga 27 Mei. Pada 25 Mei, Olenskaya belum diperbolehkan masuk ke penjara SIZO No. 1 di Minsk dan tidak mendapatkan panggilan balik dari Komite Penyelidikan Belarus.[37][38] Kantor Komite Penyelidikan Belarus di Minsk menunda proses penandatanganan dokumen tuduhan, dan staf penjara SIZO kemudian mengklaim pihaknya tidak memiliki Protasevich.[38] Pada 27 Mei 2021, ibunda Protasevich menggelar konferensi pers yang meminta untuk memberikan pertolongan medis untuk Protasevich. Sang ibunda mengklaim tidak mendapat informasi terkait lokasi Protasevich dan mengeluhkan dirinya tidak dapat mengirimkan barang maupun pesan kepada Protasevich melalui pengacaranya.[39][40] Olenskaya membuat keluhan resmi kepada kantor Kejaksaan Umum Belarus karena tidak diperbolehkan mengunjungi kliennya dan membuat mosi untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap Protasevich.[41] Menurut kakek-nenek Protasevich, pada 23 Mei seseorang mengunjungi keduanya dan memperkenalkan diri sebagai "pengacara pertama Protasevich" namun gagal mendapatkan tanda tangan dokumen yang mensahkan dirinya sebagai perwakilan Protasevich yang resmi.[42] Pada 27 Mei sore hari, Olenskaya diperbolehkan bertemu dengan Protasevich, namun karena perjanjian larangan pengungkapan informasi rahasia dengan otoritas Belarus, Olenskaya tidak dapat mengungkapkan lokasi maupun status hukum Protasevich kepada wartawan.[43] Penangkapan Sofia SapegaSofia Sapega, kekasih Protasevich, juga ditangkap dalam insiden Ryanair Penerbangan 4978 dan ditahan selama dua bulan.[5][44] Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, Sapega dituduh melanggar peraturan hukum Belarus pada Agustus dan September 2020, namun menolak menjelaskan secara rinci peraturan apa yang dilanggar Sapega.[5] Dalam video yang dirilis otoritas Belarus, Sapega mengklaim dirinya merupakan editor untuk Black Book of Belarus, saluran Telegram yang mempublikasikan informasi pribadi pejabat keamanan Belarus dan menggolongkan Belarus sebagai kelompok ekstremis.[5] Ibunda Sapega bersama sejumlah teman sekelas Sapega berbicara kepada BBC News bahwa Sapega tidak terlibat dalam unjuk rasa Belarus dan telah tinggal di Vilnius sejak Agustus 2020.[5] Ibunda Sapega tidak diperbolehkan untuk mengunjungi putrinya di penjara.[44] Presiden Alexander Lukashenko, dalam pidatonya di hadapan Parlemen Belarus pada 26 Mei 2021, melabeli Protasevich dan Sapega sebagai "agen intelijen Barat".[44] Tuduhan keterlibatan dengan Batalyon AzovMenurut pemberitaan BBC, otoritas Belarus berusaha menggambarkan Protasevich sebagai "ekstremis dengan simpati sayap kanan" untuk "memperkeruh suasana" atas penahanan dirinya.[4] Protasevich sebelumnya mengatakan ia berada di Ukraina selama satu tahun sebagai wartawan dan fotografer untuk meliput Perang di Donbass.[4] Pendiri Batalyon Azov Andriy Biletsky menulis bahwa Protasevich "berperang dengan Batalyon Azov dan unit lainnya melawan pendudukan Ukraina, namun sebagai wartawan, senjatanya bukanlah senapan tetapi tulisannya," dan Protasevich pernah terluka dalam perang di Shyrokyne pada tahun 2015.[45][46][47] Pada 27 Mei 2021, Republik Rakyat Lugansk, negara yang belum diakui kemerdekaannya secara internasional dan terlibat dalam perang di Donbass, membuka kasus kriminal terhadap Protasevich dengan tuduhan bahwa Protasevich "melakukan kejahatan sangat serius dengan melakukan penembakan pemukiman Republik Rakyat Donetsk, yang menyebabkan kematian dan cedera warga sipil, kehancuran, dan kerusakan infrastruktur sipil." Pihak Lugansk mengatakan Protasevich telah menjadi anggota Batalyon Azov dan menggunakan senjata kelas berat, khususnya senjata antitank MT-12, howitzer D-30, mortir, dan senjata antipesawat.[48][49] Menurut pemberitaan Euroradio.fm, informasi terkait dugaan hubungan Protasevich dengan Batalyon Azov mulai menyeruak setelah Protasevich ditangkap dalam insiden 23 Mei 2021 di Minsk.[50] Referensi
Bacaan lebih lanjut
|