Reino Ramaputra Barack atau hanya Reino Barack (lahir 21 Juni 1984) adalah pengusaha, produser, direktur, dan pencipta tokusatsu Indonesia. Ia adalah penjabat Wakil Presiden Senior Pengembangan Usaha di Global Mediacom. Dia dikenal sebagai tokoh kunci yang melatarbelakangi terciptanya serial tokusatsu pertama Indonesia, BIMA Satria Garuda.
Reino menikah dengan penyanyi pop Indonesia Syahrini di Jepang pada tanggal 27 Februari 2019.
Karier
Awal Kehidupan
Reino adalah putra dari Rosano Barack, pengusaha yang turut mendirikan Bimantara Citra bersama Bambang Trihatmodjo, Indra Rukmana (suami pendiri TPI Siti Hardijanti Rukmana), dan Mochammad Tachril Sapi'ie[1][2] dan penjabat Presiden Komisaris Global Mediacom yang berdarah Jepang-Indonesia. Ibunya sendiri juga berdarah asli Jepang, sehingga dia fasih berbicara bahasa Jepang. Walaupun tumbuh dalam kultur dan filosofi budaya Jepang yang kental, Reino tumbuh di Jakarta dan sempat bersekolah di Al-Azhar pusat. Reino juga tumbuh pada era populernya pahlawan super Jepang, baik itu anime, maupun tokusatsu. Serial tokusatsu seperti Kikaider, Inazuman, Kamen Rider, Cyborg 009, Gavan, Ultraman, tidak asing baginya.[3] Reino juga adalah adik dari Rangga Maya Barack, istri sutradara Gareth Evans.
Karier Pengusaha
Sejak lulus dari jurusan International Finance dan International Economics di American University di Paris, Prancis pada tahun 2007, ia memulai pengalaman kerjanya sebagai equity officer di Merrill Lynch di Tokyo di mana kakek-neneknya berdomisili. Pada tahun yang sama ia pindah ke Makes & Partner Corporate Law Firm sebagai associate. Setelah itu ia kembali hijrah ke Ernst & Young Indonesia untuk posisi penasihat transaksi. Pada November 2008 ia masuk ke jajaran staf PT Global Mediacom Tbk sebagai Business Development Manager dan Corporate Finance.[4]
Global Mediacom yang dulunya bernama PT Bimantara Citra Tbk. adalah perusahaan di bawah konglomerat multinasional MNC Group milik Hary Tanoesoedibjo yang menaungi seluruh lengan media dan komunikasi MNC (MNC Media), seperti RCTI, Koran Sindo, Okezone.com, dan MNC Vision. Reino sempat turut mengurus hubungan antara MNC Media dan perusahaan Jepang terkait grup idola JKT48. Reino juga aktif memberikan masukan tentang pentingnya program anak yang mendidik untuk bisa ditayangkan di Indonesia tanpa mengesampingkan sisi bisnis dan keuntungan. Dia pernah mengusulkan beragam program kartun, tetapi tidak ada yang bertahan lama.[3]
BIMA Satria Garuda
Untuk merealisasikan mimpinya membuat program anak yang ideal dan model bisnis yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia, Reino berkunjung ke Jepang di Ishimori Productions, perusahaan yang sudah 75 tahun memproduksi serial anime dan tokusatsu, termasuk Ksatria Baja Hitam. Atas persuasi Reino, Ishimori Productions setuju untuk mendukung rencananya. Ishimori Productions mendesain serial dan cerita yang diajukan Reino, termasuk supervisi dalam pembuatan kostum, koreografi pertarungan, dan penyutradaraan. Reino tidak menyerahkan sepenuhnya produksi BIMA pada pihak Jepang dan tetap mengutamakan peran kru produksi lokal dalam produksi serial tokusatsu berlatar Indonesia pertama tersebut.
Reino juga mencari dukungan perusahaan mainan terbesar Jepang, Namco Bandai Holdings Inc. Walaupun sudah mendapat dukungan Ishimori Productions, meyakinkan perusahaan mainan besar tersebut tidak mudah karena menurutnya saat itu di Indonesia bisnis licensing masih sangat kecil. Namun karena Bandai termasuk perusahaan yang cukup sukses di Indonesia seperti melalui produk mainan Power Rangers dan Ben 10 yang sangat laku, mereka kemudian setuju untuk mencoba.
Setelah mengamankan perjanjian-perjanjian bisnis tersebut pada tahun 2011, Reino mulai melakukan riset mendalam untuk menciptakan pahlawan super pertamanya. Dia memilih nama "Bima" karena nama ini mudah diingat dan diucapkan. Alasannya juga karena nama tersebut sederhana sehingga biaya pemasarannya tidak tinggi. Reino juga mengungkapkan keinginannya agar dari serial ini, anak-anak generasi muda tertarik mencari tahu dari mana nama "Bima" sesungguhnya, yang merupakan tokoh dari wiracarita klasik Mahabharata. Dia akhirnya mematenkan nama BIMA Satria Garuda.[5]
Serial BIMA Satria Garuda pun mulai ditayangkan 30 Juni 2013. Reino mengatakan bahwa anggaran untuk memproduksi satu episode BIMA Satria Garuda setara dengan anggaran sebuah film cerita bioskop, sehingga dia mendapatkan tentangan dari direksi Global Mediacom. Namun serial ini terbukti menjadi sukses meskipun menelan biaya yang sangat besar untuk sebuah serial TV. Keuntungan yang didapat dari serial tersebut menurut Reino bukanlah dari komersial televisi melainkan dari bisnis lisensi yang diterapkan, seperti merek motor Suzuki yang telah memasarkan model motor Satria FU 150 dengan Christian Loho, pemeran BIMA, sebagai bintang iklannya. Menurut Reino, penjualan produk mainan BIMA yang diproduksi Bandai memuaskan sehingga Bandai turut mendukung serial ini untuk ditayangkan di luar negeri selain Indonesia. Rencana Reino sendiri adalah untuk menciptakan tokoh pahlawan super Indonesia baru yang bertahan dalam jangka panjang seperti tokoh tokusatsu Kamen Rider yang diciptakan Ishimori Pro tahun 1971 tetapi tetap populer hingga sekarang.[3]
Pada tanggal 25 Juni 2014 di MNC Tower Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Reino mengumumkan bahwa karena kesuksesan serial tokusatsu ciptaannya, sekuel dari BIMA Satria Garuda akan dirilis dengan judul Satria Garuda BIMA-X. Sekuel ini ditayangkan di RCTI pada tanggal 7 September 2014 dengan jumlah 50 episode, dua kali jumlah episode prekuelnya. Tahap produksi awal serial ini dimulai pada Januari 2014, dengan anggaran lebih besar dari serial pertamanya, dan proses syuting selama tujuh bulan. Cerita dalam serial ini merupakan lanjutan langsung dari serial pertamanya, memunculkan karakter-karakter baru di dalam dunia Satria Series.[6][7] Reino kembali menyatakan bahwa produksi musim kedua serial tokusatsu pertama Indonesia ini adalah tantangan yang sangat besar, sehingga MNC Media kembali bekerja sama dengan dua perusahaan besar Jepang, Ishimori Production dan Itochu.[8]
Kehidupan pribadi
Reino pernah menjalin hubungan dengan artis Sandra Dewi. Hubungan tersebut berlangsung selama tiga tahun sebelum berakhir[per kapan?] karena perbedaan agama yang dianut keduanya.[butuh rujukan] Reino juga pernah berhubungan dengan Elsa Kurniawan, seorang pengusaha mode dan anak seorang pengusaha. Walau hubungan ini direstui oleh ayahnya ke jenjang perkawinan, hubungan tersebut berakhir.[per kapan?][butuh rujukan] Pada akhir 2013, Reino diketahui menjalin hubungan dengan artis Luna Maya, namun akhirnya hubungan tersebut berakhir.[butuh rujukan] Pada tanggal 27 Februari 2019, Reino akhirnya telah resmi menikah dengan Syahrini dan acara pernikahan tersebut digelar secara tertutup di Negeri Sakura, Jepang.[9]
Galeri
Referensi
Pranala luar