Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum
SejarahPondok Pesantren Nahdlatul Ulum dengan bantuan modal awal (hibah) dari Bapak H.M. Jusuf Kalla dengan merekomendasikan kepada Anregurutta H.M. Sanusi Baco, Lc berupa lahan seluas 3,7 hektar mulai dibangun pada tahun Kemudian atas bantuan Bapak Zainal Basri Palaguna (Gubernur Sulawesi Selatan saat itu) dengan sejumlah Ulama, tokoh dan Cendikiawan Muslim di Sulawesi Selatan. Akhirnya pada tahun 2002 Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang diselenggarakan oleh Yayasan Al- Asy`ariyah An-Nahdliyah (dulu bernama Yayasan Al-Asy'ariyah) Makassar resmi menerima santri baru dan melakasanakan kegiatan belajar mengajar. Dalam kurun waktu 16 tahun pesantren mampu menambah aset wakaf dari tanah wakaf seluas 3,7 hektar menjadi pesantren dengan aset tanah seluas 4,5 hektar.[1] Kini, pesantren tersebut telah berkembang demikian pesat dengan jumlah santri sekitar 1000 orang. Para santri ini berlajar di berbagai jenjang pendidikan formal dan nonformal yang ada di lingkungan pesantren, lengkap dengan program pendidikan life skill. Didukung dengan unit-unit usaha yang terus dikembangkan, Nahdlatul Ulum akhirnya ditetapkan sebagai salah satu dari 9 percontohan pesantren mandiri oleh Kementerian Agama.[2] Pesantren Nahdlatul Ulum mengawali pembelajaran pada 2002. Yayasan Al- Asy`ariyah An-Nahdliyah (dulu bernama Yayasan Al-Asy’ariyah) Makassar, resmi menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan menerima santri yang menempati asrama yang telah disediakan. Dalam kurun waktu 18 tahun, Pesantren Nahdlatul Ulum ini mampu mengembangkan luas area yang semula 3,7 hektare, menjadi 4,5 hektare. Sebuah pencapaian yang menjadi kriteria dalam penilaian pesantren mandiri. Mandiri dalam mengembangkan potensi diri dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan mampu bersaing dalam khazanah kehidupan.[3] Struktur Organisasi
(berdasarkan data terakhir 2021). PendidikanMewujudkan Visi (risalah) dan Misi (maqasid) serta tujuan yang telah dirumuskan, maka Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum melaksanakan program pendidikan sebagai berikut.
Fasilitas PesantrenSarana dan fasilitas pendukung dipergunakan untuk mendukung dan menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) serta memudahkan para santri dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang mengarah pada terwujudnya sarana dan tujuan institusi, untuk itu Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum telah mengupayakan berbagai sarana dan fasilitas, seperti:
EkstrakurikulerPondok Pesantren Nahdlatul Ulum memberikan program pengembangan diri atau lebih dikenal dengan ekstrakurikuler. Hal ini dalam rangka menjaga keseimbangan antara aspek keilmuan dan aspek amaliyah, yang selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata menjadi ciri khas pesantren, selain fungsi tersebut juga dapat memperdalam ilmu para santri. Program ini meliputi beberapa bidang antara lain: Bidang Keagamaan
Bidang Bahasa
Bidang Seni
Bidang Olahraga
Bidang Pengembangan Ilmu
Referensi
Pranala luar |
Portal di Ensiklopedia Dunia