Aethia adalah genus untuk sebutan auklet atau pingai-laut (85–300g) yang endemik di Samudra Pasifik Utara, Laut Bering, dan Laut Okhotsk, serta di antara beberapa burung laut paling melimpah di Amerika Utara . [1] Hubungan antara empat auklet sejati masih belum jelas. Pingai-laut terancam oleh spesies invasif seperti rubah Arktik ( Alopex lagopus ) dan tikus got ( Rattus norvegicus ) karena tingginya tingkat kolonialitas dan sarang mereka di celah-celah.
Jenis
Gambar
|
Nama ilmiah
|
Nama yang umum
|
Distribusi
|
</img>
|
Aethia pusila
|
Pingai-laut kerdil
|
Alaska dan Siberia
|
</img>
|
Aethia cristatella
|
Pingai-laut jambul
|
Pasifik utara dan Laut Bering
|
</img>
|
Aethia pigmaea
|
Pingai-laut kumis
|
Kepulauan Aleutian dan di beberapa pulau di lepas pantai Siberia
|
</img>
|
Aethia psittacula
|
Pingai-laut betet
|
Alaska, Kamchatka, dan Siberia
|
Musim kawin
Pingai-luat Aethia merupakan hewan endemik di Samudra Pasifik Utara dan Laut Okhotsk dengan koloni-koloni Asia yang terkenal di Kepulauan Kuril, Kepulauan Komandan, di sepanjang Semenanjung Kamchatka dan Chukota . Di Amerika Utara, koloni besar berada di Kepulauan Aleutian ( Buldir, Kiska, Semisopochnoi dan Gareloi ) hingga Teluk Alaska dan utara hingga kepulauan Laut Bering ( Pulau St. Lawrence, Kepulauan Pribilof, Pulau St. Matthew ). [2]
Pingai-laut memiliki kesetiaan lokasi yang tinggi, baik di tingkat koloni maupun celah, meskipun terdapat tingkat perceraian yang tinggi hingga 33% pada auklet kecil dan jambul ketika kedua pasangannya bertahan hidup. [3]
Distribusi musim dingin
Distribusi pingai-laut di musim dingin kurang diketahui. Pingai-laut kumiskemungkinan besar mengalami musim dingin di dekat koloni berkembang biak [4] dan banyak yang dilaporkan oleh suku Aleut mengalami musim dingin di wilayah umum. [5] Pingai-laut dari Laut Bering bagian utara harus bergerak lebih jauh ke selatan karena bongkahan es mengelilingi koloni selama musim dingin. [6]
Pembiakan
Pingai-laut biasanya sangat sosial dan bersarang dalam koloni yang padat ( Pingai-laut betet lebih tersebar). [7] Semuanya memiliki beberapa bentuk ornamen wajah seperti jambul besar (pingau laut berkumis dan jambul ), bulu daun telinga (keempat spesies), dan pingai laut jambul dan berkumis memiliki bau beraroma jeruk keprok [7] yang dapat berfungsi sebagai pilihan pasangan [8] atau pengenalan spesies, meskipun hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut. [9]
Referensi
- ^ Gaston, A.J.; Jones, I.L. (1998). The Auks: Alcidae. New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-854032-8.
- ^ Gaston, A.J.; Jones, I.L. (1998). The Auks: Alcidae. New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-854032-8.
- ^ Gaston, A.J.; Jones, I.L. (1998). The Auks: Alcidae. New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-854032-8.
- ^ Williams, J.C., Byrd, G.V. and Konyukhov, N.B. 2003.
- ^ Murie, O.J. 1959.
- ^ Gaston, A.J.; Jones, I.L. (1998). The Auks: Alcidae. New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-854032-8.
- ^ a b Gaston, A.J.; Jones, I.L. (1998). The Auks: Alcidae. New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-854032-8.
- ^ Jones, I.L.; Hunter, F.M. (1993). "Mutual sexual selection in a monogamous seabird". Nature. 362 (6417): 238–239. Bibcode:1993Natur.362..238J. doi:10.1038/362238a0.
- ^ Jones, I.L.; Hunter, F.M.; Robertson, G.J.; Fraser, G.S. (2004). "Natural variation in the sexually selected feather ornaments of Crested Auklets (Aethia cristatella) does not predict future survival". Behavioral Ecology. 15 (2): 332–337. doi:10.1093/beheco/arh018.