Perompakan di pantai Somalia menjadi ancaman terhadap kapal internasional sejak dimulainya Perang Saudara Somalia awal tahun 1990-an. Perompak ini berada di wilayah perairan Somalia yang meliputi kawasan Samudra Hindia lepas pantai timur Somalia, Laut Arab dan Teluk Aden yang merupakan jalur utama pelayaran dunia. Gangguan para perompak ini akan berpengaruh terhadap harga minyak dunia. Kapal yang dirampok oleh meraka bermacam-macam, mulai dari kapal penumpang hingga kapal barang. Para perompak ini pernah membajak kapal tanker yang berbobot mati di atas 100.000 ton.[1] Sejak tahun 2005, banyak organisasi internasional, termasuk International Maritime Organization dan World Food Programme, menyatakan keprihatinan terhadap meningkatnya aksi perompakan.[2] Perompakan menyebabkan meningkatnya harga perkapalan dan mengganggu pengiriman makanan. 90% pesediaan World Food Programme tiba melalui laut, dan kapal tersebut memerlukan penyertaan militer.[3]
Sejarah
Perompak-perompak ini muncul sejak terjadinya Perang Saudara Somalia pada tahun 1991 yang mengakibatkan tercabiknya Somalia dalam beberapa bagian yang masing-masing dikuasai kelompok perlawanan tertentu.
7 Oktober2008, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 1838 yang menyerukan kepada semua negara agar "aktif mengambil bagian" dalam perang melawan perompakan di lepas pantai Somalia.