Perang Rusia–Turki (1768–1774)
Perang Rusia-Turki 1768–1774 adalah sebuah konflik bersenjata yang berlangsung antara Kekaisaran Rusia melawan Kesultanan Utsmaniyah. Rusia mencoba memanfaatkan kelemahan Kesultanan Utsmaniyah dan melancarkan serangan ke wilayah Kekhanan Krimea dan juga mengirim pasukan ke wilayah Kaukasus. Selain itu, di bawah kepemimpinan laksamana Alexei Grigoryevich Orlov, armada Rusia memasuki Laut Tengah untuk pertama kalinya dalam sejarah. Armada ini datang dari Laut Baltik dan dikirim untuk mengusir Utsmaniyah dari Laut Hitam.[2] Di Yunani, kedatangan Orlov memicu pemberontakan, tetapi pada tahun 1771 Rusia meninggalkan Yunani dan pemberontakan ini dipadamkan. Pada tahun yang sama, armada Orlov juga mulai membantu pemberontakan Ali Bey al-Kabir dari Mesir dan Zahir al-Umar yang merupakan penguasa kota Akko. Armada Rusia memberikan bantuan kepada para pemberontakan selama Pertempuran Sidon (1772) dan mereka juga membombardir dan kemudian menduduki kota Beirut. Rusia menyerahkan Beirut kepada amir Lebanon yang pro-Utsmaniyah, Yusuf Shihab, setelah mendapat tebusan dalam jumlah yang besar.[2] Pada tahun 1773, kota ini kembali diduduki oleh Rusia. Dalam perang ini, Rusia berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang dan kawasan Kabardia (wilayah Yedisan yang terletak di antara Sungai Bug dan Dnieper) dan Krimea masuk ke dalam lingkup pengaruh Rusia. Walaupun Rusia berhasil memperoleh kendali atas wilayah yang strategis, mereka tidak mendapat wilayah sebanyak yang mereka inginkan. Penyebabnya adalah sistem diplomasi Eropa yang ingin mempertahankan keseimbangan kekuatan yang dapat diterima oleh negara-negara Eropa lain. Sementara itu, kekalahan besar Utsmaniyah membuat Eropa merasa bahwa Utsmaniyah tidak lagi menjadi ancaman bagi Eropa, dan Permasalahan Timur mulai muncul hingga kesultanan tersebut bubar pada abad ke-20. Catatan kaki
Daftar pustaka
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Russo-Turkish War (1768–1774). |