Pada April 1993, Persatuan Bangsa Bangsa menyatakan daerah enklave yang terkepung di Lembah Drina, Srebrenica, Bosnia timur laut, sebagai "daerah aman" di bawah perlindungan PBB. Namun, pada Juli 1995, Pasukan Perlindungan Persatuan Bangsa-Bangsa (United Nations Protection Force/ UNPROFOR), terdiri dari kontingen sebesar 400 tentara Belanda (Dutchbat), tidak mencegah pendudukan Srebrenica dan pembantaian yang terjadi setelahnya.[2][3][4]
Mahkamah Internasional telah menyatakan bahwa Serbia tidak bersalah atas tindakan genosida. Namun, MI tetap mengecam Serbia karena gagal mencegah ataupun mengadili pelaku pembantaian ini, sekalipun Serbia memiliki hubungan erat dengan militer Srpska.
Daftar Awal dari Orang Hilang atau Terbunuh di Srebrenica yang disusun Komisi Federal Bosnia untuk Orang Hilang mencatat 8,373 nama.[5] Sampai Juli 2012, 6.838 korban sudah teridentifikasi melalui tes DNA dari bagian tubuh yang diambil dari kuburan-kuburan massal;[6] sampai Juli 2013, 6.066 korban sudah dimakamkan di Pusat Peringatan Potočari.[7] Pembantaian Srebrenica dianggap secara meluas sebagai pembunuhan massal terbesar di Eropa semenjak Perang Dunia II. Ia juga merupakan kejadian pertama yang ditetapkan sebagai genosida secara hukum. Akibat bentuk kejadian ini, jumlah sebenarnya, butiran terperinci, dan sebab kejadian dipertikaikan sampai kini. Kejadian ini dianggap sebagai kejadian paling menakutkan dan kontroversial dalam sejarah Eropa modern pasca Perang Dunia II.
Kejadian
Pada tahun 1992, peperangan pecah antara Serbia dan Bosnia. Karena kekejaman dan pembersihan etnis yang dilakukan para tentara Serbia, umat Muslim Bosnia harus mengungsi ke kamp-kamp pengungsian. Srebrenica adalah salah satu kamp terbesar dan dinyatakan oleh PBB sebagai zona aman. Kamp itu sendiri dijaga oleh 400 penjaga perdamaian dari Negeri Belanda.
Pada tanggal 6 Juli 1995, pasukan Korps Drina dari tentara Serbia Bosnia mulai menggempur pos-pos tentara Belanda di Srebrenica. Pada tanggal 11 Juli pasukan Serbia memasuki Srebrenica. Anak-anak, wanita, dan orang tua berkumpul di Potocari untuk mencari perlindungan dari pasukan Belanda. Pada 12 Juli, pasukan Serbia mulai memisahkan laki-laki berumur 12-77 untuk "diinterogasi". Pada tanggal 13 Juli pembantaian pertama terjadi di gudang dekat desa Kravica. Pasukan Belanda menyerahkan 5000 pengungsi Bosnia kepada pasukan Serbia, untuk ditukarkan dengan 14 tentara Belanda yang ditahan pihak Serbia. Pembantaian terus berlangsung. Pada 16 Juli berita adanya pembantaian mulai tersebar. Tentara Belanda meninggalkan Srebrenica, dan juga meninggalkan persenjataan dan perlengkapan mereka. Selama 5 hari pembantaian ini, 8000 Muslim Bosnia telah terbunuh.
(Inggris)5,000 Muslim Lives for Military Intervention (Dani, Sarajevo, Bosnia-Hercegovina, June 22 1998. Interview with Hakija Meholjic, president of Social Democratic Party for Srebrenica, by Hasan Hadzic)
Srebrenica Planned in Washington and Sarajevo (Excerpt from Dutch television documentary on Srebrenica. Features interview with Hakija Meholic the Muslim police chief of Srebrenica during the war.)