Etnis Slavia telah tinggal di daerah yang dikenal sebagai Montenegro sejak abad ke-6 dan ke-7 pada abad pertengahan. Montenegro (Bahasa Montenegro: Crna Gora) mendapatkan namanya saat ini dari masa kepemerintahan Dinasti Crnojević. Setelah Pemberontakan Natal tahun 1919, terlihat pertempuran antara gerilyawan pro-Petrovic dan pasukan Karadjordjevic, Raja Montenegro Nicholas I mengeluarkan oposisi (penentangan) untuk unifikasi Montenegro dengan Serbia karena itu dapat mengakibatkan hilangnya wilayah Montenegro bagi Serbia, pemimpin mereka Krsto Zrnov Popovic ingin menyatukan namun di bawah kekuasaan Raja Nicholas I. Setelah Perang Dunia II, banyak orang Serbia dari Montenegro mulai untuk mengidentifikasi diri mereka sebagai bangsa Montenegro. Setelah runtuhnya komunisme di Yugoslavia, beberapa bangsa Montenegroyabg disebutkan di atas kembali menyatakan dirinya sebagai orang Serbia lagi. Sementara itu proporsi terbesar penduduk Montenegro masih dipertahankan oleh bangsa Montenegro itu sendiri. Hal ini telah semakin mendalam karena gerakan kemerdekaan Montenegro dari Republik Federal Yugoslavia mulai untuk medapatkan wilayahnya pada tahun 1991, dan akhirnya berhasil dalam Referendum Mei 2006 yang sebelumnya telah ditolak pada tahun 1992.
Berdasarkan Sensus 2011, sekitar 280.000 jiwa atau 44.98% dari populasi di Montenegro menyatakan diri mereka sebagai bangsa Montenegro. Sementara sekitar 180.000 jiwa atau 28.73%-nya menyatakan diri mereka sebagai orang Serbia. Jumlah bangsa Montenegro, orang Serbia, dan orang Bosnia berfluktuasi dari sensus ke sensus, bukan karena perubahan nyata dalam populasinya tetapi karena perubahan bagaimana mereka mengalami identitasnya. Menurut Sensus 2002, ada sekitar 70.000 orang Montenegro di Serbia, terhitung sebanyak 0.92% dari populasi republik tersebut. Selain itu, sejumlah besar orang Serbia di Serbia dan Bosnia dan Herzegovina adalah keturunan bangsa Montenegro, tapi jumlah pastinya sulit untuk dihitung. Penduduk Montenegro sangat berkontrubusi pada repopulasi dari depopulasinya Serbia setelah dua pemberontakan melawan Turki Utsmaniyah pada awal abad ke-19. Dengan setengah dari jumlah penduduk Sumadija dan sekitarnya yang dihuni oleh orang-orang yang berasal dari Montenegro dan dengan beberapa individu menonjol intelektual dan pengusaha dari Serbia yang merupakan keturunan orang yang berasal dari Montenegro pada abad ke-18 dan awal abad ke-20.
Kontroversi Identitas Etnis Montenegro
Situasi Dahulu
Montenegro merupakan bagian dari Serbia pada abad pertengahan selama abad ke-12 hingga paruh pertama abad ke-14. Penaklukan Balkan oleh Turki Utsmaniyah menyebabkan pemisahannya dengan Serbia dan munculnya kembali dari Zeta. Pada abad ke-19 nasionalis Slavia Selatan berkeinginan untuk kembali melakukan unifikasi.
Raja Nicholas mengatakan: "yang tidak setia dengan montenegronisme, ia tidak akan diterima oleh Tuhan dan rakyat"
Selama kepemerintahan Danilo II Petrovic Njegos, siswa sekolah memiliki kelas Tata Bahasa Serbia, Sejarah Serbia, dan Sejarah Slavia.
Buku bacaan geografi untuk kelas 3 sekolah dasar tahun 1911 mengatakan:
"Di Montenegro hanya ada orang Serbia asli yang bicara dalam Bahasa Serbia... Selain Montenegro terdapat banyak tanah Serbia yang didiami saudara Serbia kita... Sebagian dari mereka sebebas kita sebagian lainnya ditundukkan oleh orang asing."[12]
Berkenaan dengan isu kemerdekaan Montenegro, diadakan referendum pada tahun 2006, penduduk dibagi antara bangsa Montenegro (Ortodoks, Muslim, dan Katolik), orang Bosnia, orang Kroasia, dan orang Albania di satu sisi dan etnis orang Serbia di sisi lain.
Berbagai orang terkenal di Montenegro mendukung kemerdekaan Montenegro dan mengakui hak penduduk Montenegro untuk menyatakan diri mereka sebagai bangsa Montenegro. Pendukung kemerdekaan yang tercatat di antaranya Perdana Menteri Milo Đukanović dan Ketua Parlemen Montenegro Ranko Krivokapić. Dari minoritas, ini termasuk ilmuwan sejarah Serbo Rastoder orang Bosnia dari Berane dan Don Branko Sbutega orang Kroasia beragama Katolik Roma dari Kotor,dan wartawan Esad Kočan yang merupakan keturunan Bosnia.
Sejumlah bangsa Montenegro tinggal di luar Montenegro, terutama di Serbia, masih mempertahankan cerita rakyat, hubungan keluarga, dan klan afiliasi Montenegro. Mereka tetap mengaku sebagai bangsa Montenegro oleh standar tersebut, namun di Censa mereka menyatakan diri mereka sebagian besar sebagai orang Serbia. Beberapa dari mereka meningkatkan posisi budaya, ekonomi, dan politik. Slobodan Milošević, nasionalis Serbia dan Presiden Yugoslavia, adalah seorang keturunan Montenegro, generasi pertama dari keluarganya yang dilahirkan di Serbia. Putrinya, Marija Milošević menyatakan dirinya sebagaibangsa Montenegro, seperti yang dilakukan adiknya Borislav, mantan duta besar untuk Rusia.
Orang-orang Serbia terkemuka lainnya yang memiliki keturunan Montenegro termasuk pembaharu Bahasa SerbiaVuk Karadžić, pemimpin revolusioner Karađorđe, pemimpin masa perang Serbia-Bosnia Radovan Karadžić,[13] mantan Presiden Serbia Boris Tadić,[14] panglima perang Željko Ražnatović-Arkan,[15] penyair dan penulis terkenal Matija Bećković, pemimpin redaksi harian Večernje Novosti Manojlo Vukotić, mantan bintang pebasket Žarko Paspalj, kepala BIA Rade Bulatović, mantan Menteri Dalam Negeri Serbia Dragan Jočić,[16] presiden pengadilan konstitusional Serbia Slobodan Vučetić.[16]
Bahasa
Pada tingkat sosiolinguistik, Bahasa Montenegro telah diklasifikasikan sebagai dialek Bahasa Serbia, yang sebelumnya merupakan dialek dari Serbo-Kroasia. Konstitusi Montenegro saat ini menjadikan Bahasa Montenegro sebagai bahasa resmi. Sejak adanya kampanye kemerdekaan, gerakan untuk pengakuan Bahasa Montenegro yang terpisah dari Bahasa Serbia telah muncul, menemukan dasar untuk identitas bahasa yang berbeda. Pemerintah pro-kemerdekaan saat ini tidak menggubris secara khusus gerakan tersebut tapi tidak menentangnya. Mereka mencoba untuk mengatasi situasi, kelas bahasa di sekolah diganti nama dari "Bahasa Serbia" menjadi "Bahasa Ibu", dengan penentangan sengit dari kelompok pro-Serbia. Pada Sensus 2011, 42.88% dari warga negara Montenegro menyatakan bahwa mereka berbicara bahasa Serbia sementara 36.97%-nya menyatakan bahwa mereka berbicara Bahasa Montenegro.
Agama
Banyak bangsa Montenegro menyatakan beragama Kristen Ortodoks, sebagian besar adalah Gereja Ortodoks Serbia, sisanya secara tidak resmi ialah Gereja Ortodoks Montenegro. Menurut sensus, yang menyatakan sebagai bangsa Montenegro menyatakan juga identitas agamanya seperti:
^[Official results from the book: Ethnic composition of Bosnia-Herzegovina population, by municipalities and settlements, 1991. census, Zavod za statistiku Bosne i Hercegovine - Bilten no.234, Sarajevo 1991.]
^"Census of Population, Households and Dwellings in Montenegro 2011"(PDF). Monstat. hlm. 14, 15. Diakses tanggal July 12, 2011. For the purpose of the chart, the categories 'Islam' and 'Muslims' were merged; 'Buddhist' (.02) and Other Religions were merged; 'Atheist' (1.24) and 'Agnostic' (.07) were merged; and 'Adventist' (.14), 'Christians' (.24), 'Jehovah Witness' (.02), and 'Protestants' (.02) were merged under 'Other Christian'.