Nusa Dua Beach Hotel & Spa adalah sebuah hotel mewah yang terletak di kawasan pariwisata Nusa Dua di Bali selatan. Dibuka pada tahun 1982, hotel ini merupakan hotel pertama sekaligus cikal bakal pengembangan proyek Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, sebuah kawasan khusus pariwisata yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Awalnya dimiliki dan dikelola oleh Aerowisata, pada tahun 1990, kepemilikan hotel berpindah tangan ke PT Sejahtera Indoco, sebuah perusahaan yang saham mayoritasnya dipegang oleh Brunei Investment Agency milik Kesultanan Brunei. Pada tahun 2024, hotel ini menjadi bagian dari Accor, perusahaan perhotelan asal Prancis, melalui merek Handwritten Collection.[3]
Sejarah
Nusa Dua Beach Hotel & Spa merupakan proyek perdana dari Bali Tourism Development Corporation (BTDC), sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang ditugaskan untuk mengembangkan wilayah Nusa Dua sebagai destinasi pariwisata. Meskipun rencana pembentukan BTDC sudah digagaskan pada konferensi Pacific Area Travel Association (PATA) 1974, proyek Nusa Dua baru selesai dikerjakan pada tahun 1982, molor empat tahun dari target. Sementara itu, pembangunan Nusa Dua Beach Hotel & Spa sendiri dimulai pada tahun 1980, setelah peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Sekretaris Daerah Ketut Wentra. Pembangunan yang memakan biaya Rp22 miliar ini selesai dalam waktu dua tahun, dan hotel menerima tamu pertama pada tanggal 17 Desember 1982, meskipun peresmian baru dilakukan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 28 Mei 1983.[1][4]
Aerowisata, anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak di bidang pariwisata, diberikan wewenang untuk mengelola hotel ini. Pada tahun 1990, Aerowisata mengumumkan bahwa hak kepemilikan hotel sudah dijual ke PT Sejahtera Indoco, perusahaan patungan antara Brunei dan Indonesia, dengan 95% sahamnya dipegang oleh Brunei Investment Agency milik Sultan Hassanal Bolkiah, sementara 5% saham dipegang oleh Siti Hardijanti Rukmana, putri sulung Soeharto. Pasca penjualan tersebut, Aerowisata sempat dipercaya untuk mengelola hotel selama beberapa tahun.[1]
Pada bulan Desember 1993, Nusa Dua Beach Hotel & Spa mengalami proses renovasi seharga $22 juta. Hotel ditutup selama dua tahun, sebelum dibuka kembali pada bulan Januari 1996.[2] Hotel ini kemudian mengalami proses renovasi kedua yang dimulai pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2012, setahun sebelum mereka merayakan ulang tahun ke-30.[5]
Pada tanggal 2 September 2024, Accor mengumumkan bahwa Nusa Dua Beach Hotel & Spa telah bergabung dengan mereka sebagai bagian dari Handwritten Collection, merek khusus hotel-hotel independen berkelas atas.[3]
Arsitektur
Nusa Dua Beach Hotel & Spa memiliki rancangan arsitektur yang menjunjung tinggi budaya Bali. Kompleks hotel terdiri atas dua gedung besar, yakni gedung selatan yang ditempati oleh tepas dan fasilitas pendukung seperti salon dan ATM, dan gedung utara yang berbentuk kelak-kelok dan ditempati oleh kamar-kamar tamu. Ciri khas budaya Bali yang menonjol adalah gerbang masuk yang berbentuk candi bentar dan lift yang terinspirasi oleh bale kulkul. Di tengah-tengah hotel, terdapat sebuah taman luas yang ditempati oleh sebuah panggung bernama Budaya Cultural Theatre, kolam renang umum, dan rumah makan. Bangunan hotel dirancang secara terbuka, sebuah penekanan bhuana agung (ruang terbuka), sehingga pengondisi udara hanya dipasang di beberapa tempat saja. Arsitektur Nusa Dua Beach Hotel & Spa nampaknya cukup mengena, karena sebagian besar hotel-hotel mewah di Nusa Dua memiliki desain yang serupa.[1]
Fasilitas
Nusa Dua Beach Hotel & Spa memiliki kapasitas kamar sebanyak 382 yang disebar di beberapa tipe, termasuk kamar biasa dan suite. Selain itu, fasilitas yang disediakan hotel mencakup 8 rumah makan (Cabana, Chess Beachfront Bar, Maguro Asian Bistro, Pool Bar, Raja's Balinese Cuisine, Tamarind Mediterranean Restaurant, The Lobby Bar, Wedang Jahe Restaurant), pusat kebugaran, kolam renang, lapangan tenis, dan ruang pertemuan.[6]
Rujukan
Pranala luar