Muhammad al-Jawad, satu-satunya anak al-Rida, berusia tujuh tahun ketika ayahnya meninggal.[3] Suksesi Muhammad muda, yang kemudian dikenal sebagai al-Jawad (terj. har.'yang dermawan'), menjadi kontroversial di antara para pengikut ayahnya. Sekelompok dari mereka malah menerima imamah saudara laki-laki al-Rida, Ahmad bin Musa. Kelompok lain bergabung dengan Waqifite, yang menganggap al-Kadzim sebagai Imam terakhir dan mengharapkan dia kembali sebagai Mahdi. Beberapa secara oportunis mendukung imamah al-Rida setelah pengangkatannya sebagai penerus kekhalifahan dan sekarang kembali ke komunitas Suni atau Zaydi mereka.[4]Muhammad Husain Thabathaba'i, bagaimanapun, menganggap perpecahan di Syiah setelah al-Rida sebagai tidak signifikan dan seringkali bersifat sementara.[5] Cendekiawan Syiah Dua Belas Imam telah mencatat bahwa Yesus menerima misi kenabiannya dalam Al-Qur'an ketika dia masih kecil.[6] dan beberapa berpendapat bahwa al-Jawad telah menerima pengetahuan sempurna yang diperlukan tentang semua masalah agama melalui ilham ilahi sejak masa suksesinya, tanpa memandang usianya.[7]
Referensi
^Medoff, Louis (2016). "MOḤAMMAD AL-JAWĀD, ABU JAʿFAR". Encyclopædia Iranica.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^ismail, baghestani (2007). «جواد، امام». دانشنامه جهان اسلام. تهران: مرکز دائرةالمعارف بزرگ اسلامی. teheran. hlm. 241–249. ISBN964-447-012-5.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)