Mojo Asem, Sidayu, Gresik
Sejarah NamaNama Mojoasem sendiri bisa diartikan sebagai buah Mojo yang rasanya asem, seperti pada penamaan Kerajaan Majapahit. Namun, sebenarnya nama itu berasal dari adanya pemujaan terhadap pohon asem alias mujo asem pada zaman dahulu. Sehingga oleh seorang ulama setempat istilah mujo diganti dengan mojo sehingga tidak menimbulkan istilah yang berbau syirik dalam nama desa ini. PerekonomianMayoritas masyarakat Mojoasem bekerja pada sektor perikanan, baik perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Komoditas yang biasa diproduksi adalah ikan Bandeng, Udang vanami, dan ikan mujahir. Sementara di bidang perikanan tangkap, komoditas yang umum diperoleh adalah kerang dan simping. Hal ini didukung oleh letak geografis desa Mojoasem yang dekat dengan laut. Selain itu, penduduk desa yang bekerja di sektor formal hampir semuanya berprofesi sebagai guru. PendidikanDi desa Mojoasem, tidak terdapat lembaga pendidikan formal. Sehingga anak Mojoasem harus ke luar desa untuk mengenyam pendidikan. Pada umumnya, warga menyekolahkan anaknya di yayasan pendidikan Kanjeng Sepuh di Mriyunan (untuk SD dan Madrasah Tsanawiyah) dan di Bunderan (untuk SMA dan Madrasah Aliyah). Walaupun ada warga yang menyekolahkan anaknya di sekolah negeri, tetapi jumlahnya sangat kecil.
|