Modo, Jindo
Modo dikenal luas berkat fenomena alam yang terjadi di sana. Pada akhir bulan Februari dan pertengahan Juni, selat yang memisahkan Modo dengan Jindo akan surut dan menciptakan jalan selebar 30-40 meter sepanjang 2,8 km.[1] Jalur ini bertahan tak terputus selama 4 jam. Warga Jindo dan Modo pada saat terjadinya peristiwa itu menggelar festival Yeongdeung.[2] Mereka beramai-ramai menyanyi dan menari sambil mengumpulkan hasil laut.[2] Peristiwa laut yang terbelah ini diceritakan dalam legenda rakyat setempat. Suatu waktu, warga Jindo banyak yang tewas karena diterkam harimau yang berkeliaran di pulau itu, jadi mereka pindah ke Modo.[3] Namun, seorang wanita bernama Nenek Ppong tertinggal. Ia berdoa pada raja naga, yang mengabulkan permintaannya dan laut pun membelah.[3] Ia dapat lari dengan selamat sampai ke Modo. Fenomena laut terbelah menjadi terkenal setelah Pierre Randi, duta besar Prancis,[3] menulisnya di surat kabar Prancis pada tahun 1975.[1] Adminstrasi
(Kecamatan Gogun)
Referensi
Pranala luar
|
Portal di Ensiklopedia Dunia