Pulau Ganghwa (Ganghwa-do) adalah sebuah pulau yang terletak di pesisir barat Semenanjung Korea, dekat dengan muara Sungai Han.[1] Dihubungkan dengan kota Gimpo di daratan utama Korea dengan jembatan. Pulau Ganghwa digabungkan dengan Kota Metropolitan Incheon sejak tahun 1995 dan menjadi bagian barat kota tersebut. Pulau ini dijadikan sebagai tempat berlindung serta ibu kota darurat Dinasti Goryeo (918-1392) selama 38 tahun pada saat peristiwa Invasi Mongol (1232-1270). Karena letaknya yang strategis, yaitu sebagai pelindung ibu kota, Pulau Ganghwa sering kali menjadi lokasi pertempuran antar bangsa yang hendak memasuki Seoul.
Situs bersejarah
Banyak situs bersejarah dan peninggalan perang yang tersisa di pulau ini dan menjadi objek wisata sejarah. Selain itu, pulau ini dikenal sebagai salah satu situs penting yang memiliki dolmen, batu dari periode megalitikum. Beberapa situs penting antara lain:
- Benteng Gunung Ganghwa, dibangun untuk melindungi ibu kota darurat Dinasti Goryeo. Selanjutnya pada periode Dinasti Joseon (1392-1910), diperkuat untuk menangkis serangan bangsa asing yang menyerbu Korea, seperti Invasi Qing (1627), kapal perang Jepang (1875), kapal perang Prancis (1866) dan kapal perang Amerika Serikat (1871).
- Benteng Chojijin, tempat mendaratnya pasukan Prancis (1866), pasukan Amerika Serikat (1871).
- Gunung Mani (Mani-san), gunung yang dikeramatkan karena dipercaya menjadi tempat Dangun mengadakan upacara kurban di tiap musim semi dan gugur di sebuah altar yang dinamakan Chamseongdan. Tempat ini ramai dikunjungi oleh para peziarah pada Gaecheonjeol, setiap tanggal 3 Oktober.
- Situs Dolmen Ganghwa, memiliki lebih dari 120 buah dolmen, salah satunya menjadi yang terbesar di Korea. Situs ini dilestarikan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2000.
Referensi
- ^ Sŏ, Chŏng-su (2004). Encyclopedia of Korean culture. Seoul: Hansebon. ISBN 8-9747-6148-3.