Dangun Wanggeom adalah seorang pendiri Gojoseon, kerajaan pertama bangsa Korea yang meliputi wilayah Liaoning di Manchuria dan Semenanjung Korea saat ini.[1][2] Berdasarkan beberapa sumber sejarah Tiongkok kuno yang menuliskan tentang sejarah Korea, Dangun adalah pendiri kerajaan Gojoseon, yang diperkirakan tepat pada tahun 2333 SM. Walau istilah Dangun dikenal secara luas sebagai nama seorang pendiri, ada pula yang mengartikannya sebagai gelar "kepala suku besar" yang digunakan oleh semua penguasa Gojoseon berikutnya, dan kemungkinan nama pendiri yang sebenarnya adalah "Wanggeom".[1]
Bukti arkeologi Gojoseon
Catatan sejarah kuno mengenai Dangun telah lama hanya dianggap sebagai legenda dan para sejarawan masih memperdebatkan kejadian dan tanggal pendirian Gojoseon oleh Dangun.[2] Walaupun mustahil untuk mendapatkan bukti pendukung mengenai pendirian Gojoseon pada zaman kuno, penemuan arkeologis telah membuktikan bahwa wilayah Semenanjung Korea dan sekitarnya telah ditempati oleh manusia beberapa ribu tahun yang lalu. Arkeolog juga menemukan artefak-artefak pertanian dan perunggu yang secara langsung berhubungan dengan keberadaan negara pertama dalam sejarah Korea tersebut.[2]
Penemuan arkeologis membuktikan bahwa wilayah Semenanjung Korea dan sekitarnya mulai didiami oleh manusia lama sebelum kemunculan Dangun dan pendirian kerajaan Gojoseon.[2] Para arkeolog telah menemukan sejumlah besar artefak dari zaman Paleolitikum dan Neolitikum, termasuk peralatan batu sumbing yang digunakan lebih dari 5000 tahun yang lalu. Dengan berakhirnya zaman es pada 10.000 tahun yang lalu, Semenanjung Korea menjadi wilayah beriklim sedang yang dicirikan dengan 4 musim. Pada zaman ini periode Neolitikum berkembang di Semenanjung Korea dan sekitarnya. Masyarakat zaman ini membuat peralatan-peralatan dari batu dan tembikar kasar, membangun permukiman yang membentuk desa-desa.[2] Teknik berburu, mengumpulkan makanan dan mencari ikan menjadi lebih berkembang.[2] Selain itu kegiatan bertani juga mulai dikerjakan pada masa ini.
Pemujaan
Status Dangun sebagai penguasa mulai dikukuhkan semenjak periode Dinasti Goryeo. Pada periode Dinasti Joseon, makamnya mulai diidentifikasi dan upacara-upacara dilaksanakan untuk memujanya sebagai pendiri bangsa.[3] Saat periode Kekaisaran Han Raya, Dangun mulai dianggap sebagai leluhur bangsa Korea dan ideologi ini diajarkan secara luas guna memperkuat nasionalisme Korea yang saat itu sedang kacau oleh gangguan bangsa lain.[3] Tradisi pemujaan Dangun sebagai dewa dilakukan oleh agama asli rakyat Korea Muisme serta berbagai aliran kepercayaan.[3] Tanggal pendirian kerajaan Gojoseon oleh Orang Korea diselenggarakan sebagai hari libur nasional setiap tanggal 3 bulan Oktober.[2] Hari libur ini dinamakan dengan Gaecheonjeol yang bermakna "festival pembukaan surga".[2] Di kuil-kuil Muisme dibangun altar untuk Dangun. Tempat pemujaan Dangun secara nasional yang paling dikenal ialah Altar Chamseong di Gunung Mani, Pulau Ganghwa.[4]
Referensi
Pranala luar