Zaman Es, atau yang dikenal juga sebagai era glasial, adalah periode dalam sejarah Bumi di mana suhu global menurun secara signifikan, menyebabkan pembentukan lapisan es besar di permukaan bumi, terutama di kutub dan daerah pegunungan tinggi. Selama Zaman Es, wilayah-wilayah luas di bumi tertutupi oleh es tebal, membentang dari kutub hingga ke lintang-lintang lebih rendah yang sebelumnya tidak tertutup oleh es. Dalam sejarah geologi Bumi, terdapat beberapa periode Zaman Es, dan saat ini Bumi masih berada dalam apa yang disebut sebagai siklus antarglasial dari periode Zaman Es Kuarter.
Zaman Es tidak terjadi secara terus-menerus, melainkan dalam siklus yang ditandai oleh dua fase utama: fase glasial dan fase interglasial. Pada fase glasial, suhu global turun drastis, menyebabkan ekspansi besar lapisan es. Selama fase ini, es menyelimuti sebagian besar wilayah Bumi, bahkan mencapai wilayah yang sekarang beriklim sedang. Sebaliknya, pada fase interglasial, suhu Bumi meningkat, menyebabkan pencairan sebagian besar lapisan es dan menyebabkan kenaikan permukaan laut.
Siklus Zaman Es ini dipengaruhi oleh beberapa faktor alami, seperti variasi orbit Bumi (siklus Milankovitch), aktivitas vulkanik, perubahan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, dan pergerakan benua akibat lempeng tektonik. Ketika kondisi Bumi memungkinkan, seperti posisi orbit yang lebih jauh dari Matahari, konsentrasi gas rumah kaca yang rendah, dan perubahan sirkulasi laut, maka Zaman Es dapat terjadi.
Penelitian terhadap lapisan es purba, sedimen laut, dan fosil telah memberikan banyak informasi mengenai bagaimana siklus Zaman Es berlangsung. Dari data tersebut, diketahui bahwa Zaman Es berlangsung selama ratusan ribu hingga jutaan tahun, dan selama fase glasial, temperatur global dapat turun beberapa derajat lebih rendah dibandingkan dengan saat ini. Di era modern, manusia sedang berada di fase interglasial dalam siklus Zaman Es Kuarter yang dimulai sekitar 2,6 juta tahun yang lalu.
Siklus Zaman Es memiliki dampak signifikan pada evolusi kehidupan di Bumi, khususnya pada penyebaran dan perkembangan spesies, termasuk manusia purba. Adaptasi terhadap lingkungan yang dingin, perubahan cara hidup, serta migrasi besar-besaran merupakan beberapa respons terhadap kondisi keras selama Zaman Es. Fenomena ini juga berperan penting dalam pembentukan dan perubahan lanskap global, seperti terbentuknya lembah-lembah glasial, fjord, dan danau besar di berbagai belahan dunia.
Zaman Es Terakhir
Dari segi pandang sudut di atas, zaman es terakhir dimulai sekitar 20.000 tahun yang lalu dan berakhir kira-kira 10.000 tahun lalu atau pada awal kala Holocene (akhir Pleistocene). Proses pelelehan es pada zaman ini berlangsung relatif lama dan beberapa ahli membuktikan proses ini berakhir sekitar 6.000 tahun yang lalu.
Zaman Es di Nusantara
Ketika zaman es, pemukaan air laut jauh lebih rendah daripada sekarang, karena banyak air yang membeku di daerah kutub. Kala itu Laut China Selatan kering, sehingga kepulauan Nusantara barat tergabung dengan daratan Asia Tenggara. Sementara itu pulau Papua juga tergabung dengan benua Australia.
Setelah peristiwa pelelehan es tersebut, gelombang migrasi manusia ke Nusantara mulai terjadi.