Dalam menjalankan tugasnya, Manggala Agni juga dibantu oleh berbagai unsur lain seperti TNI, Polri, pemerintah daerah, BNPB, dan masyarakat umum.[2] Manggala Agni dibagi menjadi banyak daerah operasi (daops) di seluruh Indonesia dan pada tahun 2019 memiliki lebih dari 1.800 anggota.[3] Manggala Agni merupakan jabatan fungsional Pegawai Negeri Sipil.[4]
Tugas
Mandala Agni bertugas menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Karhutla umumnya terjadi di musim kemarau panjang pada lahan kering, salah satu penyebabnya adalah sistem pertanian ladang berpindah dengan cara membakar hutan yang kemudian api menyebar tak terkendali ke wilayah sekitarnya.[5]
Manggala Agni melakukan tindakan preventif dalam bentuk anjangsana, sosialiasi serta edukasi akan dampak kebakaran hutan dan lahan kepada warga.[6] Manggala Agni juga membentuk dan membina organisasi sukarelawan bernama Masyarakat Peduli Api (MPA) di berbagai desa yang rawan untuk memberikan pembekalan serta meningkatan kepedulian masyarakat dalam menanggulangi karhutla.[7] Manggala Agni juga memberikan berbagai pelatihan kepada masyarakat misalnya teknik Pengolahan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) seperti pemanfaatan limbah tebasan batang kayu untuk diubah menjadi cuka kayu yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman dan penggumpal getah karet.[8]
Salah satu tindakan Manggala Agni adalah identifikasi titik-titik panas (hotspot) dengan bantuan citra satelit kemudian dilakukan pengecekan dengan patroli lapangan untuk mencegah api meluas.[9]. Apabila terjadi kebakaran, maka regu patroli yang bertugas segera melakukan pemadaman dini. Jika kebakaran masih berlanjut maka dilakukan pemadaman gabungan dengan mengerahkan regu lain serta instansi lain seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI, dan Polri.[10][1] Manggala Agni juga memiliki unit helikopter untuk melakukan pemadaman lewat udara.[11] Setelah dilakukan pemadaman, Manggala Agni melakukan proses mopping up yaitu patroli penyisiran dan pemadaman sisa titik api sampai tidak ada satupun kepulan asap.[12]
Daerah operasi
Manggala Agni terdiri dari banyak daops yang tersebar di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Pada tahun 2020, terdapat 34 daops yaitu:[1]
Sibolangit, Pematang Siantar, Labuhanbatu di Sumatera Utara
Batam di Kepulauan Riau
Pekanbaru, Siak, Rengat, Dumai di Riau
Kota Jambi, Muara Bulian, Bukit Tempurung, Muara Tebo, Sarolangun di Jambi
Banyuasin, Musi Banyuasin, Lahat, Ogan Komering Ilir di Sumatera Selatan
Ketapang, Pontianak, Singkawang, Sintang di Kalimantan Barat
Palangkaraya, Kapuas, Pangkalan Bun, Muara Teweh di Kalimantan Tengah
Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan
Paser, Sangkima Kutai di Kalimantan Timur
Gowa, Malili di Sulawesi Selatan
Tinanggea Rawa Aopa di Sulawesi Tenggara
Bitung di Sulawesi Utara
Daops Manggala Agni memiliki wilayah kerja yang luas hingga lintas provinsi, misalnya daops Sibolangit dikirim untuk menangani kebakaran hutan di Provinsi Aceh salah satunya di Taman Nasional Gunung Leuser.[13] Karena jarak tempuh yang jauh dengan lokasi kebakaran, direncanakan dibentuk daops-daops baru misalnya daops Nagan Raya di Aceh yang masih dalam proses pendirian pada tahun 2023.[14]