Spalletti memulai karir manajerialnya dengan Empoli pada tahun 1993 sebelum melanjutkan untuk melatih klub-klub di Italia termasuk dua periode bersama AS Roma di mana ia memenangkan dua gelar Coppa Italia berturut-turut. Spalletti melatih Zenit St. Petersburg dari 2009 hingga 2014, memenangkan dua gelar Liga Utama Rusia. Setelah dua musim bertugas di Inter Milan, ia ditunjuk sebagai manajer Napoli pada tahun 2021 di mana ia memenangkan Serie A di musim 2022–23 sebelum meninggalkan klub pada Juni 2023. Pada Agustus 2023, ia ditunjuk sebagai pelatih tim nasional Italia.
Karier kepelatihan
Awal karier
Awal karier Spalletti sebagai pelatih dimulai bersama Empoli, di mana ia membawa Empoli promosi dua kali berturut-turut dari Seri C1 ke Serie A pada musim 1995-1996 dan 1996-1997. Saat di Udinese, dia benar-benar mulai membuat dampak besar sebagai manajer. Selama musim 2004-05, Spalletti menjadikan Udinese untuk finish urutan keempat di Serie A, melebihi ekspektasi dan mengamankan tempat di Liga Champions.
AS Roma
Spalletti mulai melatih A.S. Roma pada musim 2005-2006.
Pada tanggal 26 Februari 2006, Roma memecahkan rekor kemenangan beruntun di Serie A (11 kali) dengan kemenangan 2-0 atas Lazio. Namun, pada akhir musim, Roma gagal mencapai posisi ke-4, sehingga gagal lolos ke Liga Champions. Spalletti juga mengantarkan Roma ke final Coppa Italia melawan Inter Milan di musim 2005-06 namun kalah. Akan tetapi, Roma dapat lolos ke Liga Champions UEFA2006-07, karena Juventus terdegradasi, Fiorentina dan AC Milan menerima pemotongan poin, semua sebagai akibat dari skandal pengaturan pertandingan.
Tahun-tahun berikutnya di Roma, Spalletti sukses mempersembahkan dua gelar juara Coppa Italia musim 2006-07 dan 2007-08, setelah di kedua partai final tersebut sama-sama mengalahkan Inter Milan dengan skor agregat 7-4 pada 2007 dan 2-1 pada 2008. Dan satu gelar Piala Super Italia pada tahun 2007 menjadi tambahan prestasi Roma selama di bawah komandonya.
Awal musim yang buruk pada Serie A 2009–10, dengan dua kekalahan berturut-turut (kalah 2-3 dari Genoa dan 1-3, di kandang, ketika menjamu Juventus) membuat Spalletti mengundurkan diri pada tanggal 1 September 2009 dan posisinya digantikan oleh Claudio Ranieri.[1][2]
Zenit St. Petersburg
Pada bulan Desember 2009, Spalletti bergabung dengan Zenit dengan durasi kontrak tiga tahun,[3] menggantikan pelatih sementara Anatoly Davydov dengan pelatih Italia Daniele Baldini, Marco Domenichini, dan Alberto Bartali juga bergabung dengan klub Rusia tersebut. Dewan Zenit ingin dia kembali memenangkan gelar Liga Primer Rusia, memenangkan Piala Rusia, dan melaju ke babak penyisihan grup Liga Champions pada tahun pertamanya.
Zenit memenangkan Piala Rusia pada 16 Mei 2010, mengalahkan FC Sibir Novosibirsk di final (setelah mengalahkan Volga Tver di perempat final dan Amkar Perm di semifinal). Setelah 16 pertandingan di musim Liga Primer 2010, dengan 12 kemenangan dan empat kali seri, di bawah kepelatihan Spalletti, Zenit telah memperoleh 40 poin. Hal ini merupakan rekor Liga Primer Rusia yang baru untuk poin kemenangan terbanyak. Pada jendela transfer musim panas tahun 2010, Spalletti melakukan pembelian pemain pertama: penyerang Aleksandr Bukharov dan gelandang Sergei Semak dari FC Rubin Kazan, pemain bertahan Aleksandar Luković dari Udinese dan Bruno Alves dari FC Porto. Pada tanggal 25 Agustus 2010, Zenit mengalami kekalahan pertama di bawah Spalletti atas AJ Auxerre dan gagal melaju ke babak penyisihan grup Liga Champions, tetapi Zenit pindah untuk bermain di Liga Eropa UEFA.
Pada 3 Oktober 2010, Zenit mengalahkan Spartak Nalchik, mencatatkan rekor Liga Primer Rusia lainnya sebagai tim dengan pertandingan terbanyak yang tidak terkalahkan secara berturut-turut, dengan 21 pertandingan sejak awal musim liga. Pada 27 Oktober 2010, Zenit menderita kekalahan pertamanya di musim itu atas klub rival Spartak Moscow, tujuh pertandingan lagi untuk menyelesaikan musim sebagai juara yang terkalahkan. Pada 14 November, Zenit menang atas FC Rostov dan 2 laga sebelum akhir musim dengan meraih gelar juara. Titel juara ini menjadi yang pertama dalam karier Spalletti. Zenit juga lolos ke tahap grup Liga Eropa UEFA di tempat pertama babak 1/16 besar. Di Liga Eropa UEFA, dalam babak 1/16 Zenit mengalahkan BSC Young Boys. Pada 6 Maret 2011 Zenit menang melawan PFC CSKA Moscow di Piala Super Rusia, menjadi trofi Rusia ketiga di bawah Spalletti, itu adalah semua gelar domestik Rusia yang Zenit menangkan di bawah pelatih asal Italia.
Pada 17 Maret 2011 Zenit kalah di Liga Eropa atas FC Twente dengan agregat 2-3 di babak 1/8 final. Dalam musim Liga Champions UEFA 2011–12 Zenit memulainya pada babak penyisihan grup masuk ke dalam grup G bersama Porto, Shakhtar Donetsk dan APOEL. Pada 6 Desember 2011, Zenit menyelesaikan babak penyisihan grup di tempat kedua dan untuk pertama kalinya dalam sejarah klub lolos ke fase knockout Liga Champions. Di leg pertama melawan Benfica, Zenit menang 3-2 di kandang melalui dua gol dari Roman Shirokov dan satu dari Sergei Semak. Di leg kedua Zenit kalah 2-0 dan tersingkir dari kompetisi. Pada 9 Februari, Spalletti menandatangani kontrak 3,5 tahun untuk tinggal di Zenit hingga 2015. Pada bulan April 2012, Zenit memenangkan kejuaraan Rusia kedua mereka setelah mengalahkan Dynamo Moscow.[4][5][6] Spalletti dipecat pada 10 Maret 2014.[7]
Kembali ke Roma
Setelah lama menganggur dari Zenit, Spalletti pun dipanggil kembali oleh Roma setelah Rudi Garcia resmi dipecat di pertengahan musim 2015-2016.[8] Francesco Totti secara terbuka mengkritik Spalletti karena kurangnya waktu bermain sejak kembali dari cedera. Akibatnya, Totti dicoret dari squad oleh Spalletti saat Roma (menang) 5-0 atas Palermo, dan keputusan tersebut menyebabkan kegemparan di kalangan penggemar dan media.
Pada tanggal 30 Mei 2017, dua hari setelah akhir musim 2016-17, klub tersebut mengkonfirmasi bahwa Spalletti telah memutuskan untuk meninggalkan klub tersebut dengan persetujuan bersama. Selama bertugas kedua kalinya bersama Roma, ia mampu membawa Roma lolos ke Liga Champions selama dua musim berturut-turut.
Inter Milan
Tepat 10 hari setelah meninggalkan Roma, pada tanggal 9 Juni 2017, Spalletti dikonfirmasi oleh klub raksasa Italia, F.C. Internazionale, sebagai manajer baru di klub tersebut, setelah menandatangani kontrak dua tahun. Hal ini terjadi setelah Spalletti berkunjung ke Nanjing, China, untuk mengadakan pembicaraan dengan Zhang Jindong, managing director Suning Holdings Group, pemilik mayoritas Inter.
Di awal langkah nya bersama Inter, pada tanggal 29 Juli, Spalletti memenangkan turnamen internasional Champions Cup di Singapura setelah mengalahkan Olympique Lyon, Bayern Munich dan Chelsea.
Pada tanggal 20 Agustus, Spalletti memenangkan pertandingan pertamanya di Serie A 2017-2018 bersama Inter setelah mengalahkan Fiorentina 3-0 di Giuseppe Meazza. Seminggu setelahnya pada tanggal 26 Agustus, ia memenangkan pertandingan keduanya bersama Inter melawan mantan klubnya A.S Roma di stadio Olimpico Roma dengan skor akhir 1-3.
^Misha Miladinovich. "Italy 2001/02". RSSSF. Diakses tanggal 22 January 2014.Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)