Langit menurut Islam
Proses penciptaan dan jumlahLangit merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah. Keberadaannya tampak dan dapat diamati dan dirasakan oleh indra manusia.[1] Penciptaan langit oleh Allah merupakan sebuah keyakinan dalam akidah Islam.[2] Pernyataan penciptaan langit disebutkan dalam Surah Al-An'am ayat 101.[3] Allah mengisyaratkan penciptaan langit bersama dengan Bumi serta segala isinya selama enam masa. Keterangannya berasal dari Surah Al-Furqan Ayat 59 dan Surah As-Sajdah Ayat 4. Penyebutan enam masa ditafsirkan sebagai masa dalam persepsi manusia.[4] Proses penciptaan langit sama sekali tidak diperlihatkan kepada satupun makhluk ciptaan Allah.[5] Pada Surah Al-Kahf ayat ke-51 dinyatakan bahwa proses penciptaan langit tidak diketahui bahkan oleh Iblis dan keturunannya. Cara penciptaan langit sepenuhnya hanya diketahui oleh Allah.[6] Surah Fussilat ayat ke-12 menyatakan bahwa penciptaan langit oleh Allah berlangsung selama dua masa.[7] Di dalam Surah Al-Baqarah ayat ke-29 disebutkan bahwa Allah awalnya menciptakan satu langit sebelum menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Penyempurnaan ini dilakukan oleh Allah setelah menciptakan berbagai kebutuhan manusia di Bumi.[8] Pada Surah Qaf ayat ke-38 dinyatakan bahwa Allah tidak mengalami kelelahan sama sekali ketika selesai menciptakan langit, Bumi dan seluruh isinya.[9] KedudukanKedudukan langit sebagai makhluk ciptaan Allah lebih rendah dibandingkan dengan manusia.[10] Langit tidak mampu menanggung tanggung jawab yang diberikan oleh Allah berupa wahyu dalam kehidupan yang nyata. Karenanya, Allah menetapkan manusia sebagai makhluk pilihan untuk menanggungnya.[11] Kemudian, keberadaan langit dan segala isinya telah ditetapkan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Keterangannya dalam Surah Az-Zukhruf ayat 13.[12] Karena itu, segala urusan yang ada di langit menjadi urusan Allah dan mencakup bagian dari kekuasaan-Nya. Keterangannya dalam Surah Yunus ayat 3.[13] SifatSulit ditembusAllah menyatakan bahwa langit merupakan sesuatu yang sulit ditembus. Langit dapat ditembus hanya dengan kekuatan yang mencukupi untuk menembusnya. Keterangan ini ada dalam Surah Ar-Rahman ayat 33. Langit kemudian dapat ditembus setelah perkembangan ilmu mampu mempersiapkan penjelajahan planet-planet.[14] FungsiPada Surah Fussilat ayat ke-12 dinyatakan bahwa setiap langit yang diciptakan oleh Allah memiliki fungsinya masing-masing.[15] Sumber keberkahanIsi dari langit diciptakan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia.[16] Keberkahan dari langit merupakan pemberian dari Allah. Pemberian ini dikhususkan kepada orang-orang yang bertakwa. Keterangannya dari Surah Al-A'raf Ayat 96.[17] Sumber hikmahSurah Yunus ayat 101 berisi perintah dari Allah kepada Nabi Muhammad untuk memerhatikan isi dari langit dan Bumi secara rinci. Tujuannya agar manusia mempergunakan akalnya dalam mempelajari, meneliti dan mengelola sumber daya alam serat makhluk lain di dalamnya.[14] Tempat tinggal malaikatLangit merupakan salah satu tempat tinggal bagi malaikat selain Bumi. Sebagian besar malaikat menempati langit untuk melaksanakan perintah Allah.[18] PengisahanIsra MikrajIsra Mikraj mengisahkan kejadian perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram menuju ke Masjidil Aqsa dilanjutkan perjalanan menuju melintasi langit menuju ke Sidratul Muntaha. Kisah ini disebutkan dalam Surah Al-Isra' Ayat 1. Perjalanan melintasi langit merupakan salah satu bagian dari kenabian Muhammad. Kisah ini berada di luar nalar manusia karena pada masa Nabi Muhammad hanya ada transportasi darat. Hal lain yang tidak dapat dicapai nalar ialah waktu perjalanan yang hanya semalam. Jarak antara Masjidil Haram di Makkah dan Masjidil Aqsa di Palestina sekitar 1.500 km yang tidak mungkin ditempuh hanya semalam meskipun dengan transportasi darat pada masa itu.[19] Hidangan dari langitAllah telah menurunkan hidangan dari langit setiap hari kepada Nabi Isa sebagai salah satu bentuk mukjizat baginya. Hidangan ini disajikan dalam piring-piring berukuran besar yang dikhususkan bagi pengikut Nabi Isa. Sebagian ulama berpendapat bahwa mukjizat ini diberikan oleh Allah ketika kondisi kemiskinan menimpa Nabi Isa dan pengikutnya. Pemberian hidangan ini bertujuan untuk menguatkan fisik mereka sehingga mampu melaksanakan ibadah.[20] ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
|