Labret adalah suatu tindik yang dibuat di bibir. Secara lazim, istilah labret dipakai untuk menyebut tindik yang terletak pada bibir bawah, di atas dagu. Tindik ini merupakan salah satu jenis tindik yang sudah ada sejak zaman kuno, terutama dilakukan di kalangan penduduk asli benua Amerika. Beberapa peninggalan arkeologis dalam bentuk patung menampilkan sosok manusia dengan labret di bibir bawahnya.
Pengucapan
Dalam antropologi, pengucapan atau pelafalan labret dalam bahasa Inggris ialah /ˈleɪbrət/LAY-brət. Kata ini berasal dari bahasa Latinlabrum yang artinya "bibir", dengan akhiran -et karena perubahan kata menjadi bentuk diminutif. Namun banyak pelaku bisnis tindik yang menyebutnya dengan logat ala Prancis/lɒˈbreɪ/LO-bray (bunyi "t" tidak terbaca), walaupun sebenarnya kata labret tidak berasal dari bahasa Prancis.[1][2]
Antropologi
Labret adalah suatu tindik tradisional yang dipraktikkan oleh penduduk asli Amerika di wilayah pesisir Barat Daya, dan memiliki keterkaitan dengan status sosial.[3] Saat membuat topeng yang mencirikan seseorang dengan status sosial tinggi, maka topeng tersebut akan dibuat memiliki labret.
Pemasangan labret banyak didapati pada kalangan wanita suku Tlingit yang berstatus sosial tinggi, ketika bangsa Eropa dan kolonial Amerika tiba di Alaska sebelah tenggara. Sebutan orang Rusia untuk suku Tlingit, yaitu Koloshi, berasal dari bahasa Alutiiq untuk menyebut tindik labret.[4]
Beradasarkan analisis sejarah dan konteks sosial dari labret (lip plug) di pesisir barat daya British Columbia selama 5000 tahun terakhir, Marina LaSalle menyatakan labret adalah simbol dan ekspresi dari identitas sosial yang terus membawa makna signifikan bagi keturunan pewaris kebudayaan tersebut.[5][6]
Galeri
Patung peninggalan kebudayaan Moche menampilkan sosok wanita dengan labret. Koleksi Museum Larco, Lima (Peru).
Ilustrasi seorang gadis suku Bororo di Brasil, dengan labret dan tindik septum. Digambar oleh Hercules Florence, saat ekspedisi Langsdorff di Amazonia (1825–1829).