Kekristenan pada abad ke-16Dalam Kekristenan abad ke-16, Protestanisme maju ke garis depan dan menandai perubahan signifikan dalam dunia Kristen. Abad PenemuanPada abad penemuan, Gereja Katolik Roma mengadakan sejumlah misi ke benua Amerika dan koloni lain dalam rangka mengabarkan agama Kristen ke Dunia Baru dan memindahkan agama para penduduk asli. Pada masa yang sama, para misionaris seperti Fransiskus Xaverius serta para anggota Yesuit, Agustinian dan Ordo Dominikan lainnya datang ke Asia dan Timur Jauh. Di bawah traktat Padroado dengan Tahta Suci, dimana Vatikan mendelegasikan administrasi gereja-gereja lokal kepada para raja, Portugal mengirim misi-misi ke Afrika, Brasil dan Asia. Meskipun beberapa misi diasosiasikan dengan imperialisme dan penindasan, misi lainnya (terutama Misi Tiongkok Yesuit dari Matteo Ricci) berjalan relatif damai dan berfokus pada integrasi ketimbang imperialisme budaya. Perluasan Kekaisaran Portugis dan Kekaisaran Spanyol dengan peran signifikan yang dimainkan oleh Gereja Katolik Roma berujung pada perkabaran agama Kristen ke penduduk asli di benua Amerika seperti Aztek dan Inka. Arus-arus berikutnya dari perluasan kolonial seperti Perebutan Afrika dan perjuangan untuk India oleh Belanda, Inggris, Prancis, Jerman dan Rusia berujung pada perkabaran agama Kristen ke penduduk asli lain di belahan dunia, mengakhiri zaman Romawi dan menjadikannya agama global yang sebenarnya. Reformasi ProtestanRenaisans membuat para cendekiawan dapat membaca naskah-naskah dalam bahasa-bahasa asli mereka, dan ini menimbulkan Reformasi Protestan. Martin Luther, seorang dosen di Universitas Wittenberg,[1] mulai mengajarkan bahwa keselamatan adalah sebuah hadiah dari rahmat Allah, hanya didapatkan melalui iman kepada Yesus, yang rela menderita demi menebus dosa.[2] Bersama dengan doktrin pembenaran, Reformasi mempromosikan pandangan lebih kepada Alkitab. Dua gagasan tersebut kemudian mempromosikan konsep imamat am orang percaya. Para reformasi penting lainnya adalah Yohanes Calvin, Huldrych Zwingli, Philipp Melanchthon, Martin Bucer dan Anabaptis. Ortodoks TimurGereja Ortodoks RusiaPada 1547, Ivan IV menyandang gelar “Tsar dan Adipati Agung seluruh Rus'” (Царь и Великий князь всея Руси) dan dimahkotai pada 16 Januari,[3] sehingga mengubah Keharyapatihan Moskwa menjadi Ketsaran Rusia, seperti yang disebut dalam dokumen koronasi.[4] Perkembangan negara Rusia juga berkontribusi kepada pertumbuhan otoritas autosefalus Gereja Rusia. Dalam rangka mewujudkan kebutuhan untuk memperkuat otoritas eklesiastik di Rusia, Boris Godunov memutuskan untuk mendorong Patriark Ekumenikal Konstantinopel Jeremias II untuk mendirikan patriarkat di Rusia. Pada 1589, Metropolitan Ayub dari Moskwa menjadi Patriark Moskwa dan seluruh Rus' pertama, membuat Gereja Rusia menjad salah satu patriarkat Ortodoks. Catatan
Referensi
Bacaan tambahan
Pranala luar |