Kejahilan

Kejahilan, jahiliah, kebebalan, kedunguan, atau kepilonan[1] (bahasa Inggris: ignorance) adalah kurangnya pengetahuan atau pemahaman. Kejahilan yang disengaja adalah fenomena yang disebabkan oleh budaya, yang kajiannya disebut agnotologi.

Kata jahil (bahasa Inggris: ignorant) merupakan kata sifat yang menggambarkan seseorang dalam keadaan tidak tahu atau bahkan disonansi kognitif dan hubungan kognitif yang lain serta dapat menggambarkan seseorang yang tidak mengetahui informasi atau fakta penting. Kejahilan dapat terlihat dalam tiga jenis yang berbeda, yakni kejahilan faktual (ketiadaan pengetahuan tentang suatu fakta), kejahilan objek (tidak mengetahui suatu objek), dan kejahilan teknis (ketiadaan pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu).[2]

Lihat pula

  • Agnoiologi – kajian teoretis tentang hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui
  • Agnotologi – kajian tentang kejahilan atau keraguan yang disebabkan oleh budaya
  • Awidya (agama Hindu), kejahilan, sebuah konsep dalam Wedanta. Widya adalah pengetahuan. Secara harfiah, awidya bukanlah pengetahuan.
  • Awidyā (agama Buddha), kejahilan sebagai sebuah konsep dalam agama Buddha
  • Efek Dunning–Kruger
  • Falibilisme adalah prinsip filsafati yang menyatakan bahwa manusia bisa saja salah dalam keyakinan, pengharapan, atau pemahamannya terhadap dunia, tetapi tetap bisa dibenarkan dalam memegang keyakinannya yang salah.
  • Kejahilan umum, babak akhir acara kuis BBC QI (2003 dan seterusnya), yang bertumpu pada pertanyaan-pertanyaan yang tampaknya mudah, tetapi jawabannya jelas-jelas salah.
  • Kemunafikan
  • Kejahilan adalah kebahagiaan
  • Pengelolaan kejahilan, sebuah praktik pengelolaan pengetahuan yang mengatasi konsep kejahilan dalam organisasi
  • Kepolosan, istilah yang terkadang digunakan untuk menunjukkan kurangnya pengetahuan atau pemahaman yang naif.
  • Jahiliah, konsep Islam untuk "kejahilan terhadap hidayah ilahi".
  • Newspeak, bahasa fiksi dalam novel tahun 1949 Nineteen Eighty-Four, yang ditulis oleh George Orwell. Pengurangan bahasa yang dicipta oleh negara totaliter sebagai alat untuk menjaga penduduk tetap berada dalam keadaan kejahilan dan Penghentian kejahatan digambarkan sebagai "kebodohan protektif".
  • Kejahilan pluralistis adalah situasi saat sebagian besar anggota kelompok secara pribadi menolak suatu norma, tetapi tetap mengikuti norma tersebut karena mereka beranggapan secara keliru bahwa sebagian besar anggota kelompok lain menerimanya.
  • Kejahilan rasional adalah keadaan kejahilan yang disengaja dan dapat terjadi ketika biaya untuk mendidik diri sendiri mengenai suatu masalah melebihi potensi manfaat yang dapat diperoleh dari pengetahuan tersebut
  • Sosiologi kejahilan ilmiah, kajian tentang kejahilan sebagai sesuatu yang berkaitan.

Rujukan

  1. ^ (Indonesia) Arti kata pilon dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  2. ^ Nottelmann, Nikolaj. "ignorance." Cambridge Dictionary of Philosophy, edited by Robert Audi, Cambridge University Press, 3rd edition, 2015.

Bacaan lanjut


Pranala luar