Fakta (serapan dari bahasa Latin: factus) adalah segala hal yang bisa ditangkap oleh indra manusia berupa data dari keadaan nyata yang telah terbukti kebenarannya. Catatan pengumpulan berbagai fakta disebut data.[1] Fakta sering diyakini oleh khalayak sebagai sebuah kebenaran, baik karena telah mengalami kenyataannya dari dekat maupun dianggap telah melaporkan suatu pengalaman orang lain yang telah terjadi.[2] Fakta yang didefinisikan harus teruji secara ketat, dapat diukur, bisa diamati, dan paling utama adalah dapat dibuktikan. Hal ini dapat menjadi acuan pada sesuatu pernyataan benar dan digunakan untuk kepentingan studi dan penelitian. Fakta dapat berbentuk peristiwa atau informasi berdasarkan kenyataan yang dapat diuji melalui verifiability serta didukung bukti, statistik, dan dokumentasi. Oleh karena itu, fakta bisa diverifikasi dan disepakati oleh sebuah kumpulan orang.[3]
Ciri
Dari segi isi fakta sesuai dengan kenyataan.
Dari segi kebenaran fakta benar karena sesuai kenyataan.
Dari segi pengungkapan fakta cenderung deskriptif dan apa adanya.
Fakta ilmiah dipahami sebagai entitas yang ada dalam struktur sosial kepercayaan, institusi, akreditasi dan praktik individual yang sangat kompleks. Dalam filsafat ilmu, sering menjadi bahan pertanyaan (yang paling dikenal oleh Thomas Kuhn) bahwa fakta ilmiah selalu dipengaruhi oleh teori (theory-laden). Fakta ilmiah menekankan pada suatu hasil dari pengamatanobjektif yang bisa diverifikasi oleh semua kalangan. Contoh fakta dalam sains adalah manusia berjalan menggunakan dua kaki. Fakta dalam ilmufisika adalah benda yang dilempar ke atas akan kembali jatuh ke bawah. Fakta dalam ilmu biologi adalah daunmangga berwarna hijau, sementara bungamawar berwarna merah. Fakta ilmiah merujuk pada bentuk pengetahuan paling sederhana dalam sains. Kumpulan dari fakta-fakta dapat digunakan untuk membentuk konsep sebagai abstraksi dari objek atau peristiwa alam yang menjadi kajian dalam sains. Konsep dapat berbentuk sederhana seperti konsep air, api, tanah, awan, hujan, dan lain sebagainya. Konsep-konsep ini tergolong sederhana karena langsung merujuk langsung ke objek yang terdapat di alam. Selain konsep yang seperti itu, konsep juga dapat berupa peristiwa yang sangat kompleks seperti metabolisme yang banyak melibatkan proses kerja dari organ tubuh yang lain.[5]
Rujukan
^Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal.3
^(Inggris) Ehniger, D. Influence, belief, and argument: An Introduction to responsible persuasion. Glenview, IL: Scott, Foresman. Page 51-52.