Di Dompu terdapat beberapa objek wisata terkenal seperti Gunung Tambora, Pulau Satonda, Padang Savana Doroncanga, dan Pantai Lakey. Pantai Lakey sering dijadikan lokasi kompetisi surfing internasional sedangkan Padang Savana Doroncanga merupakan savana yang sangat unik sehingga membuat orang luar menjulukinya Africa van Sumbawa.
Dompu terkenal sebagai penghasil susu kuda liar dan madu. Selain itu Dompu saat ini Dompu juga dikenal sebagai daerah penghasil jagung dan sapi, dan kerbau yang dipasok untuk kebutuhan konsumsi maupun industri ke berbagai daerah. Dompu juga dikenal sebagai daerah yang kaya akan keragaman hayati maupun hewani seperti rusa Timor (maju ndere kala).
Kebudayaan
Budaya masyarakat Dompu sangat dekat dengan masyarakat Bima (Mbojo), demikian juga bahasanya. Bahasa yabg dituturkan penduduk Dompu sebenarnya memiliki variasi dialek yang berbeda dengan bahasa yang dituturkan oleh masyarakat Bima (Mbojo). Namun perbedaan dialek ini belum pernah diteliti sehingga sering kali dianggap sama dengan dialek masyarakat Bima. Misalnya:
Jarimpi (Dompu) - Wide (Mbojo) : Bedhek
Kajarasa (Dompu) - Nadu (Mbojo) : Bayam
Kampaja (Dompu) - Panja (Mbojo) : Pepaya
Kalanggo (Dompu) - Bue (Mbojo) : Kacang panjang
Karoro (Dompu) - Kampi (Mbojo) : Karung
Tune (Dompu) - Muja (Mbojo) : Dulang
Tokoh Dompu
Tokoh yang berasal dari Dompu antara lain adalah Muhammad Feisal Tamin, Burhanuddin Magenda, dan beberapa lagi yang mempunyai tempat dalam pergulatan Nasional, bahkan internasional. Salah seorang gelandang Timnas Australia bernama Massimo Luongo, memiliki darah Dompu dari ibunya. Dompu juga merupakan daerah asal Syaikh Subuh bin Ismail, ayah dari Syaikh Abdul Ghani Bima Al-Jawi. Syaikh Abdul Ghani adalah guru dari Syaikh Nawawi Al-Bantani Al Jawi.
Dompu adalah salah satu daerah di Indonesia yang mengklaim asal usul dan makam Gajah Mada. Legenda tentang Gajah Mada sangat akrab di kalangan masyarakat asli Dompu bahkan sebuah makam di Kecamatan Hu'u dipercaya sebagai makam Gajah Mada. Namun legenda dan klaim ini sama sekali belum pernah diteliti oleh pihak luar.
Penduduk
Populasi penduduk asli Dompu berkurang drastis akibat letusan Gunung Tambora tahun 1815. Saat ini, sebagian besar penduduk Dompu adalah keturunan pendatang. Ada lebih dari separuh penduduk Dompu adalah migran dari Bima. Sehingga hal ini turut menentukan persepsi masyarakat dunia terhadap bahasa, budaya, dan sejarah Dompu.
Kabupaten Dompu terdiri dari 8 Kecamatan, 9 Kelurahan, dan 72 Desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 524.677 jiwa dengan luas wilayah 3.405,63 km² dan sebaran penduduk 154 jiwa/km².[12][13]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Dompu, adalah sebagai berikut:
Geografi wilayah Kabupaten Dompu dapat dijelaskan sebagai berikut:
Keadaan kemiringan tanah dan ketinggian
Kemiringan tanah (lereng)
Berdasarkan data yang telah diklarifikasi dapat diketahui bahwa:
Lereng 0-2,5% (datar) seluas 42.950 ha atau 18,48%
Lereng 2,5-15% (landai) seluas 73.349 ha atau 31,55%
Lereng 15-40% (begelombang sampai dengan berbukit) seluas 87,911 ha atau 37,82%
Lereng di atas 40% (terjal) seluas 28.250 ha atau 12,15% masing-masing dari luas wilayah
Ketinggian
Ketinggian tempat dari permukaan air laut merupakan faktor yang perlu diperhatikan di dalam menilai fisik suatu wilayah/daerah terutama yang berhubungan dengan penyediaan sumber daya tanah. Bersumber pada perhitungan peta ketinggian Kabupaten Dompu pada skala 1:100.000, diperoleh data ketinggian sebagai berikut:
Ketinggian 0–100 m dpl seluas 7.705 ha (31,28%)
Ketinggian 100–500 m dpl seluas 107.815 ha (46,38%)
Ketinggian 500-1.000 m dpl seluas 34.150 ha (14,69%)
Ketinggian di atas 1.000 m dpl seluas 17.790 ha (7,65%)
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa wilayah Kabupaten Dompu terbesar berada pada ketinggian 100–500 m dpl, menyebar pada masing-masing kecamatan.
Iklim
Kabupaten Dompu termasuk daerah yang beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan musim hujan rata-rata bulan November sampai April setiap tahun, mempunyai tipe iklim D, E dan F (menurut Ferguson dan Smith). Pada musim kemarau, suhu udara relatif rendah (20 °C - 30 °C) pada siang hari dan di bawah 20 °C pada malam hari. Curah hujan di wilayah Kabupaten Dompu berkisar antara 900–1.400 mm per tahun dengan dengan jumlah hari hujan berkisar pada 60–120 hari hujan per tahun.
Air cukup tersedia di Kabupaten Dompu. Persediaan air cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk kebutuhan pengairan bagi daerah pertanian. Di Kabupaten Dompu terdapat 19 buah sungai besar dengan debit yang bervariasi. Pada musim hujan sering terjadi kebanjiran yang kadang-kadang merusak tanaman pertanian ataupun pemukiman penduduk. Selanjutnya disamping 19 buah sungai besar tersebut masih ada beberapa buah sungai kecil serta mata air yang berair sepanjang tahun sebagai sumber penghidupan masyarakat.
Geologi
Berdasarkan peta Geologi Pulau Sumbawa keadaan geologi di Kabupaten Dompu adalah sebagai berikut:
Endapan permukaan, menyebar diseluruh wilayah kecamatan dengan luas areal 11.602 ha atau 5% dari luas wilayah. Endapan permukaan terdiri dari kerikil, pasir dan lempung.
Batuan gunung api, terdiri dari gunung api muda, hasil gunung api tua dan lebih tua. Tersebar di wilayah Kecamatan Pekat, Kecamatan Kempo dan Kecamatan Dompu bagian timur. Luas areal 113.557 ha atau 48,85% dari luas wilayah Kabupaten Dompu.
Batuan endapan, lempung tufan, tersebar di wilayah Kecamatan Pekat dengan luas areal penyebaran 1.562,5 ha.
Jenis tanah
Jenis tanah dijadikan sebagai dasar pemanfaatan tanah, terutama untuk menentukan jenis tanaman yang cocok sesuai dengan jenis tanahnya dan juga menentukan sifat fisik, yaitu kepekatan terdapat erosi sehingga sangat penting dalam menentukan fungsi lindung.
Berdasarkan peta Provinsi Nusa Tenggara Barat diperoleh data bahwa jenis tanah yang ada di Kabupaten Dompu antara lain kompleks litosal mediteran coklat, kompleks renzina dan litosal dengan luas areal 63.460 ha.