Johana Sunarti Nasution
Johana Sunarti Nasution (1 November 1923 – 21 Maret 2010) adalah istri dari Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Panglima Divisi Siliwangi. Johana memiliki kontribusi di bidang sosial terlepas dari karier militer suaminya yang didasarkan pada kesetiaan terhadap negara. Ia merupakan putri dari Gondokusumo, pejuang angkatan Soetomo yang lahir di Surabaya, 1 November 1923 dan telah melahirkan dua orang putri, Hendrianti Saharah Nasution dan Ade Irma Suryani Nasution yang gugur dalam peristiwa Gerakan 30 September.[1] Semasa hidupnya, Johana dan rekan-rekannya mengorganisir Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial sebuah gerakan nasional yang memberikan ruang kepada para sukarelawan dan melembagakan pelayanan sosial, yang pada tahun 1981 mencakup 23 kelompok non-pemerintah nasional, 18 dewan koordinasi kesejahteraan sosial di tingkat provinsi, 17 sekolah yang telah memiliki fakultas di bidang pekerjaan sosial, dan 9 lembaga pemerintah nasional.[2] Johana dikenal aktif dalam berbagai aktivitas sosial, di antaranya mendirikan Yayasan Bina Wicara "Vacana Mandira", Yayasan Jambangan Kasih, Yayasan "Pembinaan dan Asuhan Bunda", Yayasan "Panti Usada Mulia" dan Yayasan Santi Rama. Dedikasinya terhadap negara melalui berbagai jasa dan aktivitas sosial, Johana mendapatkan anugerah sejumlah tanda kehormatan dari pemerintah, di antaranya Satyalantjana Kebaktian Sosial pada tahun 1971, Lencana Satya Bhakti Utama Persit Kartika Chandra Kirana (20 Februari 1989), Bintang perjuangan Angkatan 45 (17 Agustus 1995), dan Bintang Mahaputera Utama (15 Agustus 1995). Sementara, sejumlah penghargaan dari luar negeri yang pernah diterimanya adalah Centro Culturale Italiano Premio Adelaide Ristori Anno VIII pada tahun 1976, penghargaan Ramon Magsaysay Award for Public Service (31 Agustus 1981), serta penghargaan Paul Harris Fellow Award Rotary Foundation of Rotary International Amerika pada tahun 1982.[1] Secara khusus, Penghargaan Ramon Magsaysay yang Johana terima pada 31 Agustus 1981 dianugerahkan atas kepemimpinannya dalam gerakan sukarelawan, melembagakan layanan sosial melalui kerja sama oleh beragam kelompok sipil dan agama, sekolah serta lembaga pemerintah.[2] Kontribusi di Organisasi
Penghargaan dan Tanda Jasa
WafatPada Minggu, 21 Maret 2010, Johana wafat dalam usia 86 tahun, setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Jakarta Pusat, karena sakit yang dideritanya. Referensi
|