Jalan Jenderal Sudirman adalah salah satu jalan utama di Kota Padang yang berada di antara perbatasan Kecamatan Padang Timur dengan Kecamatan Padang Selatan. Nama jalan ini diambil dari nama salah seorang perwira tinggi militer Indonesia yang berjuang dengan melakukan perlawanan gerilya selama masa revolusi kemerdekaan, yakni Jenderal Sudirman. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Padang Tahun 2010–2030, Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Khatib Sulaiman merupakan kawasan pusat Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat.
Pada awalnya, yakni pada masa penjajahan Belanda, jalan ini bernama Belantoengweg atau dieja Jalan Balantuang oleh masyarakat setempat. Setelah diproklamasikannya kemerdekaan, nama jalan ini sempat dinamakan Jalan Sukarno, lalu diganti menjadi Jalan Sudirman sampai saat sekarang.
Berbagai pusat perkantoran, baik kantor pemerintahan maupun kantor-kantor swasta, berjejer di sepanjang jalan yang membentang dari selatan ke utara ini, sehingga setiap harinya jalan ini tak pernah sepi dari lalu-lalang kendaraan dan aktivitas masyarakat. Setiap Minggu pagi, sebagian ruas jalan ini ditutup bagi kendaraan bermotor untuk kegiatan car free day. Pada beberapa kali penyelenggaraaan Tour de Singkarak, jalan ini juga menjadi bagian dari jalur lintasan kejuaraan balap sepeda tersebut, bahkan menjadi titik start dan finis untuk etape terakhir pada Tour de Singkarak 2012.
Mengawali tahun 2015, jalan ini termasuk 10 kawasan bebas sampah yang dilindungi oleh Perda Nomor 21 tahun 2012.
Rujukan
- Catatan kaki
- Daftar pustaka
Lihat pula
|
---|
|
Infrastruktur |
---|
Jalan utama | |
---|
Angkutan umum | |
---|
Terminal | |
---|
Stasiun kereta api | |
---|
Bandar udara | |
---|
Pelabuhan laut | |
---|
|