Istana Pemerintahan (Timor Leste)

Government Palace
  • Palácio do Governo  (Portugis)
  • Palásiu Governu  (Tetum)
Bangunan istana pada 2023, dengan Monumen Pangeran Henry Sang Navigator di bagian tengah
Bangunan istana pada 2023, dengan Monumen Pangeran Henry Sang Navigator di bagian tengah
Peta
Informasi umum
JenisKantor pemerintah
Gaya arsitekturKolonial Portugis
AlamatRua 30 de Agosto, Colmera
KotaDili
NegaraTimor Leste
Koordinat8°33′16″S 125°34′43″E / 8.55431°S 125.5786°E / -8.55431; 125.5786
Penyewa sekarangPerdana Menteri Timor Leste
PemilikPemerintah Timor Leste
Situs web
Government of Timor-Leste

Istana Pemerintahan (bahasa Portugis: Palácio do Governo; bahasa Tetun: Palásiu Governu) adalah kantor resmi bagi perdana menteri dan Pemerintahan Konstitusional Timor Leste. Gedung tersebut terletak di Suco Colmera yang berlokasi di jantung kota Dili.

Sejarah

Istana lama

Gedung Istana Pemerintahan yang sekarang berdiri merupakan bangunan yang menggantikan istana pemerintahan lama yang dibangun antara tahun 1874 hingga 1881 sebagai kediaman resmi gubernur Timor Portugis.[1] Istana tersebut tidak lagi menjadi kediaman resmi pada tahun 1886, ketika sebuah istana baru bernama Istana Lahane selesai dibangun di daerah perbukitan di sebelah selatan Dili.[2]

Pada tahun 1940-an, lokasi kantor-kantor pemerintahan di Dili tersebar antara istana lama, gedung pelayanan, dan gedung keuangan. Lembaga-lembaga yang berkantor di istana lama adalah sekretariat pemerintah, kantor gubernur, bagian militer, dan dan Direktorat Pelayanan Administrasi Sipil. Adapun gedung pelayanan, yang dibangun antara 1882 dan 1886, menjadi kantor Departemen Pekerjaan Umum dan kantor pos. Terakhir, gedung keuangan yang dibangun pada 1890 menjadi kantor bagian keuangan kolonial.[3]

Pada Desember 1941, tentara Sekutu memasuki Dili, tetapi penguasaan mereka tidak bertahan lama karena pada Februari 1942 Dili diinvasi dan diduduki oleh pasukan Jepang sehingga pasukan Australia dan Sekutu berundur ke daerah pegunungan.[4] Pada bulan berikutnya, pasukan Australia meluncurkan serangkaian serangan atas Dili, tetapi hingga akhir Desember 1942 intensitas serangan menurun sehingga Jepang dapat menguasai seluruh pulau Timor.[5] Pada September 1945, Jepang telah menyerah, dan daerah pusat kota Dili telah hancur akibat bombardir dari kedua kubu.[6]

Bangunan saat ini

Antara tahun 1950-an hingga akhir 1960-an, bangunan istana lama dan sejumlah bangunan di sekitarnya telah dibangun ulang dengan bangunan istana yang berdiri hingga saat ini.[7] Bangunan tersebut pada masa kolonial Portugis dikenal sebagai Palácio do Governo, yang menjadi kantor resmi gubernur kolonial Portugis.[8]

Pada 28 November 1975, Fretilin, dengan mengumpulkan massa sekitar 2.000 orang, mendeklarasikan secara sepihak kemerdekaan Republik Demokratik Timor Leste dari kekuasaan Portugis.[9] Namun, pada 7 Desember 1975, Indonesia memulai operasi Seroja yang berpusat di Dili. Hingga tengah hari, militer Indonesia telah menguasai bangunan istana dan telah menempatkan sejumlah kelompok pasukan di jalanan utama di sekitar kota.[9] Sepuluh hari berikutnya, Pemerintah Indonesia membentuk Pemerintah Sementara Timor Timur,[10] untuk kemudian menduduki wilayah ini dengan membentuk pemerintahan provinsi hingga tahun 1999.[11] Pemerintah Indonesia kemudian menjadikan istana ini sebagai Kantor Gubernur Timor Timur (pada masa Orde Baru memiliki nama resmi Kantor Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I Timor Timur).[12]

Galeri

Referensi

  1. ^ Miranda dan Boavida 2015, hlm. 30.
  2. ^ Miranda dan Boavida 2015, hlm. 40.
  3. ^ Miranda & Boavida 2015, hlm. 30.
  4. ^ Miranda & Boavida 2015, hlm. 44–51.
  5. ^ Dennis 2008, hlm. 530.
  6. ^ Miranda & Boavida 2015, hlm. 50 dan 60.
  7. ^ Miranda & Boavida 2015, hlm. 63.
  8. ^ Alves, Edmundo; Bagulho, Fernando. "Administrative Offices (Palácio das Repartições), Díli, Timor". HPIP Heritage of Portuguese Influence. Calouste Gulbenkian Foundation. Diakses tanggal 2024-12-08.
  9. ^ a b Chega! Part 3 2005, hlm. 63.
  10. ^ Schwarz 1994, hlm. 204.
  11. ^ Nevins 2005, hlm. 108–110.
  12. ^ Indonesia Membangun. Vol. 4. Jakarta: Dumas Sari Warna. 1988. hlm. 586. OCLC 833614825.

Kepustakaan

Pranala luar